Berita Samarinda Terkini

Kelangkaan LPG 3 Kg di Samarinda, KAMMI Kaltim Minta Berantas Mafia LPG

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim, menggelar unjuk rasa di depan Pertamina Fuel Terminal, Jalan Cendana Samarinda

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim saat melakukan unjuk rasa di depan Pertamina Fuel Terminal Jalan Cendana Samarinda, Senin (12/6/2023).TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim, menggelar unjuk rasa di depan Pertamina Fuel Terminal, Jalan Cendana Samarinda, Senin (12/6/2023).

Aksi tersebut dilakukan guna menyoroti kelangkaan gas 3 kilogram yang sempat terjadi di Samarinda dan Kutai Kartanegara.

Kadep Kebijakan Publik KAMMI Kaltimtara, Joji Kuswanto mengatakan, kelangkaan LPG di Samarinda belakangan menjadi keresahan bagi masyarakat karena mulai sulit ditemukan dan harga jualnya semakin melonjak tinggi dari harga dasar.

Hal ini disinyalir disebabkan oleh adanya pengurangan jumlah kuota gas LPG yang signifikan oleh Irjen pusat sebesar 6.42 persen.

Kekurangan distribusi ini dapat disimpulkan karena adanya pemotongan yang tinggi dari kebutuhan LPG masyarakat Samarinda.

Baca juga: Soal Kelangkaan Gas LPG 3Kg di Samarinda, Pertamina Salurkan Kuota Sesuai yang Ditetapkan Pemerintah

Baca juga: Motor Warga Sempat Mogok saat Keliling Cari LPG 3 Kg, Pertamina Malah Sebut Stok Aman di Samarinda

Selain itu lanjutnya, kemungkinan penyelewengan oleh mafia gas LPG juga menjadi satu hal yang perlu segera diselidiki dan jadi fokus penegak hukum.

"Karena tidak semua daerah di Samarinda mengalami kelangkaan gas LPG. Harus diselidiki itu," ujarnya.

Ia mengatakan, kelangkaan gas LPG ini berdampak signifikan khususnya pada masyarakat dan umkm yang ada di Samarinda.

Karena pastinya mempengaruhi daya jual umkm dan kebutuhan harian hidup bagi masyarakat yang rutin menggunakannya.

Selain itu, menurut mereka, pengawasan dari Dinas Perdagangan dalam mengawal gas LPG juga masih kurang.

Hal ini dikatakannya terbukti dari peningkatan harga jual gas LPG ketika sampai di masyarakt begitu jauh berbeda dari harga aslinya yang hanya Rp 18.000.

"Peningkatan harga ini begitu signifikan sekitar 50-65 persen. Kalau dirupiahkan Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Harusnya harga tinggi menjadi perhatian pihak-pihak terkait," tegasnya.

Menanggapi permasalahan dan tingginya keresahan masyarakat itu, KAMMI menilai harus ada solusi konkrit yang segera dilakukan.

Oleh sebab itu ada tiga tuntutan yang mereka gaungkan.

Pertama menuntut pihak pertamina dan pemerintah mendorong dan memastikan penambahan stok LPG sesuai dengan kebutuhan di tengah masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved