Berita Bontang Terkini

Atasi Kasus DBD di Bontang, Dinkes Akan Lepas Ribuan Nyamuk Wolbachia Mulai Agustus

Kota Bontang akan melepas nyamuk wolbachia untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Kepala Dinkes Bontang, Diskes Bontang drg Toetoek Pribadi Ekowati, dalam rapat kunjungan Dirjen P2P dalam rangka koordinasi kesiapan pelaksanaan implementasi Wolbachia di Rujab Wali Kota Bontang, Rabu (14/6/2023). TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Ditunjuk menjadi pilot project mewakili Kalimantan Timur, Kota Bontang akan melepas nyamuk wolbachia untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Program ini merupakan metode pengembangbiayakan nyamuk aedes aegypti yang telah dimasukan bakteri wolbachia.

Jadwalkan pelepasan nyamuk wolbachia dijadwalkan akan dilakukan pada pertengahan Agustus nanti.

Kepala Diskes Bontang drg Toetoek Pribadi Ekowati menuturkan, program dengan metode baru ini untuk mengentaskan persoalan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang.

Berdasarkan data Diskes, priode Januari hingga Juni 2023, setidaknya telah ada 179 kasus orang yang terjangkit DBD dan seorang penderita meninggal dunia.

Baca juga: Program 5 Rumah 1 Jumantik Solusi Cegah DBD di Desa Sangatta Utara Kutai Timur

Baca juga: DBD Kembali Makan Korban, 2 Balita di Pulau Sebatik Nunukan Meninggal, Ini Penjelasan Dinkes Kaltara

“Sebelum pelepasan telur nyamuk wolbachia, Juli nanti akan diadakan pelatihan untuk kader masyarakat dan koordinator lapangan,” terang Toetoek, Rabu (14/6/2023).

Dijelaskannya, pada tahap pertama pelepasan telur nyamuk akan menyasar enam kelurahan.

Yakni Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan, dan Kelurahan Kanaan.

Selanjutnya sembilan kelurahan lainnya akan dilakukan pelepasan nyamuk pada Desember mendatang.

Total ada 3.792 ember dan 946 ribu telur wolbachia yang akan dilepas di enam kelurahan pertama.

“Nyamuk wolbachia nanti akan menetas dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti. Nanti hasil perkawinannya akan berkembang menjadi nyamuk wolbachiaz," ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, alasan Bontang terpilih menjadi pilot project mewakili Kalimantan Timur lantaran menjadi peringkat satu kasus terbanyak DBD nasional pada lima tahun silam.

“Penggunaan fogging tak maksimal. Karena hanya membunuh nyamuk dewasa sedangkan jentiknya tidak. Jadi dirasa kurang efektif untuk menekan angka kasus DBD di Bontang,” sebutnya.

Maxi Rein Rondonuwu juga menerjunkan tim petugas sebulan sekali untuk mengevaluasi dan memantau pengembangan dari program tersebut.

“Kami apresiasi Bontang ternyata lebih maju dari Semarang. Saya salut juga penanganan DBD Bontang begitu maksimal sekali,” tandasnya.

Baca juga: Dua Warga Sebatik Meninggal Karena DBD, Dinkes Nunukan Minta Intensifkan Penyemprotan

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved