Berita Kaltara Terkini
Sambangi Suku Punan Batu di Hutan Kaltara Datu Karim Naik Perahu Dayung, Perlu Waktu Sepekan
Hubungan baik antara Kesultanan Bulungan dengan Suku Punan Batu di belantara Kalimantan Utara di Kabupaten Bulungan telah terjalin sejak lama.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Hubungan baik antara Kesultanan Bulungan dengan Suku Punan Batu di belantara Kalimantan Utara di Kabupaten Bulungan telah terjalin sejak lama.
awalnya Suku Punan Batu ini belum ,percaya pada orang asing atau orang di luar sukunya. Namun dengan keuletannya, pihak Kesultanan Bulungan menunjukkan niat baiknya dan warga Suku Punan Batu mulai percaya.
Datu Karim seorang keturunan Kesultanan Bulungan mengisahkan awal mula pertemuannya dengan Suku Punan Batu di rimba Kalimantan.
Baca juga: Gubernur Kaltara Bawa Air Kayan dan Tanah dari Kesultanan Bulungan untuk IKN Nusantara
Datu Karim masih ingat dengan jelas saat pertama kali mengunjungi tempat tinggal Suku Punan Batu di Hulu Sungai Sajau, Bulungan.
Walau menginjak usia 70 tahun, Datu Karim tetap lugas mengisahkan perjumpaannya dengan Suku Punan Batu di belantara Kalimantan.
Sekira tahun 1965, orang tua Datu Karim mengajaknya menyambangi Suku Punan Batu.
Ketika itu, akses menuju lokasi Suku Punan Batu harus ditempuh dalam waktu sepekan, menaiki perahu dayung dari Tanjung Selor.
Orangtua Datu Karim yakni Datu Digedung adalah keturunan dari Sultan Bulungan, generasi keempat yang melanjutkan relasi dengan Suku Punan Batu.
Diketahui, relasi Kesultanan Bulungan dengan Suku Punan Batu sudah terjadi sejak 1872.
Kala itu Suku Punan Batu menemukan sarang burung walet dari hutan yang bernilai harganya.
Lewat pihak Kesultanan Bulungan, sarang burung walet dan hasil hutan tersebut dipasarkan.

Sebagai balasannya Kesultanan Bulungan menyediakan barang-barang mulai dari garam hingga tembakau kepada Suku Punan Batu.
Istilah 'Sikil Maulana' pun disematkan kepada Suku Punan Batu sebagai penanda kedekatan antara Kesultanan Bulungan dengan Suku Punan Batu.
Datu Karim menuturkan, ia melanjutkan tradisi keluarganya untuk menjalin relasi dengan Suku Punan Batu.
Niat itu ia kokohkan di tahun 1993, saat Datu Karim yang telah memiliki jabatan sebagai PNS di Pemkab Bulungan, memutuskan untuk kembali menyambangi Suku Punan Batu secara rutin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.