Berita Nasional Terkini
Ponpes Al Zaytun Lakukan Praktek Pemerasan Harta Jamaah, Ada yang Jual Diri hingga Depresi
Mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan terus membongkar praktek mengerikan yang terjadi di dalam Ponpes Al Zaytun.
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan terus membongkar praktek mengerikan yang terjadi di dalam Ponpes Al Zaytun.
Ken mengatakan Ponpes Al Zaytun melakukan praktek pemerasan harta jemaah dengan menggunakan ayat Al Quran dengan dalil infaq shodaqoh.
Selain dengan menggunakan uang, Ken Setiawan juga menyebut para jemaah bisa membayar infaq itu dengan hal lain.
Seperti menjual diri, bahkan ada juga yang sampai menjual anak kandung mereka ke Ponpes Al Zaytun.
Ken mengaku sangat kasian dengan para korbannya, dikatakannya tidak sedikit jemaah yang menjadi gila karena depresi.
Baca juga: Potensi Penyebaran Mantan Santri Ponpes Al Zaytun di Kalimantan Timur, Ini Penjelasan PWNU Kaltim
Profil Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang
Berikut profil pondok pesantren alias Ponpes Al Zaytun.
Siapa Panji Gumilang? Pemimpin Ponpes Al Zaytun.
Kepada media Prof Abdussalam Rasyidi (AS) Panji Gumilang mengklaim mazhab Soekarno.
Ia pun membeberkan alasan saf berjarak.
Berikut inilah profil Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu yang viral tuai kontroversi, lengkap beserta fakta-faktanya.
Meski menuai kontroversi, ternyata Ponpes Al-Zaytun berdiri secara resmi hingga tercatat sebagai Ponpes terbesar di Asia Tenggara.
Belakangan Ponpes Al-Zaytun menjadi sorotan publik setelah penampakan Salat Id mereka viral di media sosial.
Mereka menggelar Salat Id dengan Saf Berjarak, wanita campur dengan jemaah pria hingga azan nyeleneh.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: 14 Santriwati Batang Jateng jadi Korban Asusila Pengasuh Ponpes, Modus Nikah Siri tanpa Saksi
Publik mempertanyakan dasar hukum yang mereka gunakan dalam fikih Islam yang dinilai beda dari umumnya.
Tak ayal, masyarakat khususnya kaum Muslim juga kini mencari profil Ponpes Al-Zaytun didirikan.
Berikut Tribunjabar.id himpun profil Ponpes Al-Zaytun dan fakta-faktanya, dilansir dari TribunnewsWiki.
Profil
Pondok Pesantren Al-Zaytun merupakan Lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Ponpes ini berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Indramayu, Jawa Barat.
Pembangunan ponpes ini dimulai pada 13 Agustus 1996 silam.
Hingga akhirnya Ponpes Al-Zaytun resmi dibuka pada 27 Agustus 1999.
Awal pembelajaran di Ponpes tersebut juga dimulai pada 1 Juli di tahun yang sama.
Diketahui, Peresmian Ponpes Al Zaytun dilakukan oleh mantan Presiden BJ Habibie.
Ponpes yang terletak di Indramayu itu dipimpin oleh Prof Abdussalam Rasyidi (AS) Panji Gumilang.
Diketahui Prof Abdussalam Rasyidi tersebut merupakan alumni Pondok Pesantren Gontor.
Menariknya, meski jarang diketahui publik ternyata Ponpes Al-Zaytun ini termasuk Ponpes terbesar di Asia Tenggara menurut Washington Times tercatat pada 2005.
Ponpes Al-Zaytun tersebut berdiri di atas lahan seluas 1200 hektar.
Tercatat pada 2011 lalu, Ponpes Al-Zaytun memiliki 7.000 santri yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, serta dari negara asing, seperti Singapura, Malaysia, Afrika Selatan, serta Timor Leste.
Baca juga: Siapa Panji Gumilang? Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang Viral karena Usung Mazhab Soekarno
Klaim Mazhab Soekarno
Dilansir dari tayangan Youtube resmi Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang menjelaskan klaim mazhab yang menjadi rujukannya.
Hal itu ia ungkapkan saat rombongan Kementerian Agama Indramayu bersilaturahmi terkait kontroversi Salat Id viral di media sosial.
Dalam keterangannya, Syekh Panji Gumilang mengklaim pihaknya menganut mazhab Soekarno atau Presiden Pertama Republik Indonesia.
Ia mengaku pernah bertemu langsung dengan Presiden Soekarno saat dirinya duduk di bangku SD.
Kemudian dari sana ia mulai mendalami pemikiran-pemikiran Presiden Soekarno sejak 1963 hingga kini ini.
Lantaran mengklaim mengikuti mazhab Soekarno, Syekh Panji menggunakan songkok atau kopiah yang lebih tinggi dari umumnya.
Tak hanya itu, ia juga mengaku mengikuti kebiasaan Soekarno yang kerap mengenakan jas saat berkegiatan termasuk saat ibadah salat.
Lebih lanjut, ia mengaku membaca tulisan Presiden RI pertama itu berjudul di bawah naungan revolusi yang menjadi pedomannya.
"Ditanya mazhab apa, lah nanti kalau saya jawab aneh lagi, mazhab saya mazhab Bung Karno, kan gitu sudah," ungkapnya.
Alasan Saf Berjarak
Sebelumnya, beredar foto-foto Salat Id di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, viral di media sosial.
Salat Id yang digelar Ponpes Al-Zaytun itu memicu kontroversi hingga membuat warganet geger.
Pasalnya, pemandangan Salat Id tersebut tak seperti pada umumnya.
Para jemaah berjarak dan berjajar rapi.
Tak hanya itu, ada pula jemaah wanita yang salat di antara jemaah laki-laki.
Setelah viral, pihak Ponpeas Al-Zaytun angkat bicara menjelaskan alasan salat Id berjarak.
Hal itu diungkapkan pejabat Kemenag Indramayu yang mendatangi langsung Pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Syekh Panji Gumilang.
Baca juga: Terjawab Identitas Mustopa Penembak Kantor MUI, Ngaku Tuhan dan Pernah Rusak Kantor DPRD Lampung
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Indramayu, Aan Fathul Anwar mengatakan, dalam pertemuan itu ada sejumlah poin yang ditanyakan pihaknya.
Satu di antaranya soal alasan saf jemaah dibuat berjarak.
Menurut penjelasan pihak ponpes, mereka mengambil dasar hukum Al Quran Surat Al-Mujadalah ayat 11.
"Yang mana artinya itu 'Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu," ujar Aan menirukan penjelasan pihak Mahad Al-Zaytun Indramayu, Jumat (28/4/2023).
Menurut Aan, Ponpes Al-Zaytun juga menyampaikan bahkan dalam Islam tidak melarang pelaksaan salat berjarak.
Mereka beranggapan justru dianjurkan memberikan ruang agar jangan terlalu berdesak-desakan.
Alasan Jemaah Perempuan Bercampur dengan Jemaah Laki-laki
Sedangkan terkait bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan, disampaikan Aan, pihak Mahad Al-Zaytun menjelaskan bahwa hal itu sebagai bentuk pemuliaan terhadap perempuan.
"Itu pemahaman dia. Dan kami menghargai pemahaman dan pola pikir beliau terkait memuliakan perempuan," ujarnya.
Aan menambahkan, pada kesempatan itu, karena dinilai menjadi kontroversi, pihak Mahad justru balik bertanya perihal apa salahnya memuliakan perempuan.
"Dan perempuan yang ada di samping saya itu perempuan yang sangat saya muliakan sekali. Apakah salah ketika saya memuliakan seorang perempuan?" ujar Aan menirukan ucapan pimpinan Ponpes Al-Zaytun.
Berdasarkan informasi yang beredar, perempuan yang nampak pada rekaman video salat idulfitri yang viral itu diduga adalah istri dari Syekh Panji Gumilang.
Di sisi lain, berdasarkan pernyataan pengurus MUI Pusat, bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan dalam hukumnya makruh dan salatnya tetap sah.
Baca juga: Terbongkar Identitas Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat, Mustopa Pernah Rusak Kantor DPRD Lampung
Namun dalam hal ini, pihak Kementerian Agama Indramayu menyerahkan pemahaman tersebut ke pihak Mahad karena merupakan sebuah pilihan, pasalnya makruh bersifat abu-abu.
"Dan salat Ied itu sunah. Kenapa yang sunah harus dipermasalahkan?" ujar Aan kembali menirukan kembali ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.
Selain itu, Kemenag juga menanyakan soal adanya laki-laki nasrani yang ikut dalam barisan jemaah salat idulfitri.
Pihak Ponpes Al-Zaytun beranggapan perihal hal tersebut adalah bentuk penghormatan kemanusiaan.
"Itu mungkin menghormati," ujar Aan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Praktik Mengerikan Ponpes Al Zaytun Dibongkar Mantan Pengurus : Jual Diri Hingga Depresi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.