Berita Samarinda Terkini

Keluh Kesah Warga Samarinda Atas Tarif Parkir Jukir Liar, Kalahkan Mal

Meskipun Kawasan Tepian Mahakam Kota Samarinda merupakan kawasan Ruang Terbuka Hijau.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
Keluh kesah warga Samarinda atas eksistensi jukir liar dalam menerapkan tarif parkir yang dinilai mahal, kalahkan pelayanan mal, Sabtu (1/7/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Keluh kesah warga Samarinda atas eksistensi jukir liar dalam menerapkan tarif parkir yang dinilai mahal, kalahkan pelayanan mal.

Ada kisah pengalaman warga Samarinda, harus merogoh kocek uang parkir dari Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu per motor. 

Seperti di antaranya, warga Kota Samarinda, AG (26) mengungkapkan kepada TribunKaltim.co pada Kamis (29/6/2023).

Pemuda ini mengeluh adanya juru parkir (jukir) liar di kawasan Tepian Samarinda yang memungut biaya parkir sebesar Rp7 ribu per motor.

Baca juga: Helm Hilang Saat Salat Id di Samarinda, Meski Sudah Bayar Parkir, Diduga Ulah Jukir Liar

“Saya sering nongkrong ke sini lihat sungai, dulu parkirnya Rp 2 ribu ya. Kalau sekarang Rp 5 ribu bahkan Rp 7 ribu,” ujarnya.

Menurutnya, harga tersebut sangat berlebihan, ditambah lagi dengan keamanan yang tidak terjamin.

“Pastinya keberatan, apalagi kalau helm ditaruh di motor, gak ada jaminan aman walaupun udah bayar mahal disini,” kata AG.

“Kalah-kalah parkir di mal, di mal malah lebih aman dibanding di sini,” tambahnya.

Meskipun Kawasan Tepian Mahakam Kota Samarinda merupakan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), LN (21) mengatakan bahwa masyarakat juga ingin menikmati suasana Sungai Mahakam.

Baca juga: Cegah Jukir Liar, Komisi II DPRD Desak Pemkot Segera Berlakukan E-Parking di Samarinda

“Memang sih bukan tempat wisata, tapi saya juga termasuk orang yang suka datang ke Tepian. Yang disayangkan ya tiba-tiba ada jukir liarnya, padahal kita cuma sebentar aja duduk di sini,” tutur LN pada Sabtu (1/7/2023).

LN mengaku bahwa ia pernah diminta membayar parkir oleh jukir liar hingga Rp10 ribu.

“Bahkan saya pernah dimintain Rp10 ribu di kawasan Tepian juga,” sebutnya.

AG menambahkan, kesadaran masyarakat sangat diperlukan dan ia berharap agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan.

“Menurut saya ini sulit karena masyarakatnya yang bebal, mereka (jukir liar) gak peduli, kalau di usir mereka balik lagi, percuma,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved