Berita Nasional Terkini

Polemik Ponpes Al Zaytun di Pemilu 2004, Dugaan Penggelembungan Suara untuk Menangkan Satu Capres

Polemik Ponpes Al Zaytun, Indramayu di Pemilu 2004 diduga ada penggelembungan suara untuk menangkan satu capres di TPS di Ponpes Al Zaytun.

Editor: Amalia Husnul A
www.al-zaytun.sch.id
Kompleks Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Polemik Ponpes Al Zaytun tidak hanya sekarang. Saat Pemilu 2004 lalu ponpes di Indramayu ini juga meninggalkan polemik terkait dugaan penggelembungan suara untuk menangkan satu capres - cawapres di TPS di Ponpes Al Zaytun. Simak selengkapnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Polemik Ponpes Al Zaytun, bukan hanya kali ini saja, di Pemilu 2004 lalu ponpes yang berada di Indramayu, Jawa Barat ini juga jadi sorotan.

Ada sejumlah hal yang disoroti dari Ponpes Al Zaytun di Pemilu 2004 lalu terkait dugaan penggelembungan suara untuk memenangkan salah satu pasangan capres - cawapres.

Dugaan penggelembungan suara untuk memenangkan satu pasangan capres - cawapres di Pemilu 2004 ini karena ada sejumlah kejanggalan di Ponpes Al Zaytun.

Pada saat pelaksanaan Pemilihan Umum (2004), diduga terjadi  mobilisasi massa hingga penggelembungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Peristiwa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun ini sempat mencoreng gelaran Pemilu 2004.

Berdasarkan laporan Harian Kompas 7 Juli 2004 menyebutkan setidaknya ada penggelembungan suara di 83 TPS di Ponpes Al Zaytun.

Selain itu, seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, ada rekaman video yang ditunjukkan Panitia Pengawas Pemilu (Panwas) yang memperlihatkan adanya pengumpulan massa dengan menggunakan kendaraan menuju ke ponpes.

Dalam vidoe terlihat  gambar ratusan bus besar Bianglala, puluhan mini bus bertuliskan Mabes TNI serta beberapa kendaraan pribadi berpelat nomor Jakarta (B).

Diperkirakan kendaraan yang datang ke wilayah Ponpes Al Zaytun itu berjumlah sekitar 519 mobil.

Rekaman itu juga menunjukkan betapa canggihnya TPS-TPS di sekitar ponpes itu.

Baca juga: Blak-blakan Waketum MUI Sebut Kasus Panji Gumilang dan Al-Zaytun Cuma Sandiwara, Singgung Orde Baru?

TPS itu dilengkapi dengan pesawat telepon dan komputer.

Rekaman gambar juga memperlihatkan pengusiran salah satu anggota Panwas yang ingin masuk ke TPS tetapi diusir oleh seorang anggota KPPS dan anggota hansip.

Menurut Ketua Panwas Kecamatan Gantar, Sudirman Gandaatmadja, para saksi dari empat tim pasangan capres-cawapres tidak diperbolehkan masuk untuk mengikuti jalannya pemilu di TPS.

Salah seorang anggota Panwas saat itu, Topo Santoso, mengatakan kasus Indramayu tersebut cukup unik dan mungkin kasus yang paling besar pada Pemilu 2004 ini.

"Dari informasi yang kami peroleh, massa berasal dari daerah-daerah yang jauh dari Indramayu, bahkan ada yang dari Batam," kata Topo.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved