Berita Nasional Terkini

Jokowi Sebut SBY Tak Perlu Khawatir soal Cawe-cawe Pilpres: Netralitas PNS dan TNI-Polri Terjaga

Presiden Joko Widodo sebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak perlu khawatir soal cawe-cawe Pilpres: Netralitas PNS dan TNI-Polri tetap terjaga.

|
Tribunnews
Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merilis buku barunya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong. Dalam buku setebal 27 halaman itu, SBY menyinggung soal cawe-cawe yang sudah diakui oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pilpres 2024 mendatang. Jokowi pun memberi respon atas buku tersebut.Jokowi menegaskan tak perlu khawatir karena PNS, TNI dan Polri akan tetap netral. 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak perlu khawatir soal cawe-cawe Pilpres: Netralitas PNS dan TNI-Polri tetap terjaga.

Jokowi merespon pertanyaan wartawan terkait buku yang dirilis Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjudul 'Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi'.

Jokowi pun merespon santai isi buku tersebut.

Ia menegaskan TNI-Polri dan PNS akan terjaga netralitasnya saat Pemilu 2024 nanti.

Baca juga: 5 Poin Penting Isi Buku SBY: Cawe-cawe Jokowi dan Tak Suka Anies Baswedan Maju Capres Pilpres 2024

Saat ditanyai awak media, mantan Wali Kota Solo itu pun tersenyum.

Senyuman itu dalam menyikapi tudingan dirinya ikut campur pada urusan Pilpres 2024.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa penyelenggara Pemilu adalah Komisi Pemilihan umum (KPU).

"Saya kira sudah berulang kali saya sampaikan bahwa penyelenggara pemilihan umum itu adalah KPU," kata Jokowi sebelum bertolak ke Australia di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/7/2023).

Pemerintah kata Presiden Jokowi memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Pemilu tersebut.

Dukungan tersebut baik dari sisi keamanan maupun distribusi logistik.

Presiden Jokowi memastikan bahwa netralitas ASN dan TNI/Polri tetap terjaga.

"Dan yang paling penting yang juga sudah sering saya sampaikan netralitas dari TNI-Polri, PNS kita," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengaku terus menjaga agar aparat dan birokrat tetap netral. Oleh karenanya tidak perlu ada kekhawatiran tentang sikap dirinya di Pemilu 2024.

"Jadi nggak usah, nggak ada kekhawatiran mengenai itu," katanya.

Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merilis buku barunya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong. Dalam buku setebal 27 halaman itu, SBY menyinggung soal cawe-cawe yang sudah diakui oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pilpres 2024 mendatang.
Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merilis buku barunya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong. Dalam buku setebal 27 halaman itu, SBY menyinggung soal cawe-cawe yang sudah diakui oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pilpres 2024 mendatang. (Warta Kota/henry lopulalan)

PPP Sentil SBY: Ketularan Denny Indrayana

Partai Persatuan Pembangunan atau PPP menyentil Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang ketularan Denny Indrayana.

Sentilan itu disampaikan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek.

Hal itu juga merespons soal isu penjegalan Anies Baswedan yang kembali mencuat.

Isu itu mencuat seusai Presiden ke-6 SBY merilis bukunya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi.

Dalam bukunya, SBY mengatakan Presiden Jokowi tidak suka dengan Anies Baswedan.

Baca juga: Jokowi Tak Suka Anies Baswedan, SBY Beber dalam Buku Baru Soal Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden

Bahkan disebutkan bahwa ada ketidakinginan yang bersangkutan jadi calon presiden (capres).

Awiek meminta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu agar membuktikan tuduhan-tuduhan tersebut.

"Ini kan jangan sampai karena satu rumpun dengan Denny Indrayana, terus sama pola pikirnya, ketularan," kata Awiek di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini mengingatkan agar tak menyampaikan informasi yang sumir kepada masyarakat.

"Karena itu merusak demokrasi. Kalau ada fakta-fakta silakan buktikan. Ada fakta hukumnya, begini-begini," ujar Awiek.

Karenanya, Awiek meminta semua pihak agar tak membuat rumor-rumor yang justru membuat gaduh.

"Kalau semuanya berdasarkan rumor, bahaya negara ini pak. Kalau kita hidup dengan rumor, waduh. Dan publik dipaksa percaya terhadap rumor, bisa rusak negara ini," ungkapnya.

Baca juga: Respon Sejuk Jokowi, Soal Mimpi SBY Satu Kereta dengan Dirinya dan Megawati ke Jawa

SBY Rilis Buku, Singgung Cawe-Cawe Presiden Jokowi

Diberitakan sebelumnya, Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku terbarunya.

Buku berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong, itu memiliki ketebalan sebanyak 27 halaman dengan cover berwarna merah hitam.

Buku yang turut bisa dibaca oleh publik melalui versi digital ini berisikan tentang fokus SBY terhadap pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, ini sejatinya disampaikan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air.

"Jadi, tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi terkini terkait Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Herzaky menyatakan, buku ini diyakini memiliki manfaat bagi para kader Demokrat dan masyarakat dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju.

Baca juga: Isi Buku Baru SBY Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi, Anies Baswedan Juga Turut Dibahas

Tribunnews sudah melihat isi buku yang ditulis langsung oleh SBY ini. Dimana, dari buku tersebut terdapat lima poin yang dijadikan fokus oleh SBY.

Pertama, terkait dengan cawe-cawe yang diakui oleh pihak istana atau bahkan Presiden RI Jokowi dalam Pilpres 2024.

Kedua, Presiden Jokowi dinyatakan hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang.

Ketiga, SBY menyebut dalam bukunya kalau Presiden Jokowi tidak suka dengan upaya Anies Baswedan maju sebagai calon presiden.

Keempat, SBY menyatakan kalau Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.

Kelima, dalam buku tersebut SBY menyatakan, Presiden Jokowi merupakan penentu siapa sosok pasangan capres-cawapres yang harus diusung oleh partai politik, informasi tersebut didapat SBY dari para pimpinan partai politik.

Buku ini sendiri sudah dibedah oleh para kader Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat pada Senin (26/6/2023) siang tadi.

Acara itu sendiri diikuti oleh Pengurus Pleno DPP Partai Demokrat dan dibuka atau diresmikan oleh Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

Dalam sambutannya, Teuku Riefky mengatakan, tulisan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut ibarat penerang dalam redupnya demokrasi di negeri ini.

"Bagi kita (kader Demokrat), buku ini menjadi obat penawar rindu akan pandangan dan gagasan besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Insya Allah momentum ini bisa untuk kita resapi, agar kita bisa menjadi ujung tombak perjuangan partai," ungkap Teuku Riefky Harsya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng yang menyebut kalau buku tersebut dibuat SBY karena mantan Presiden RI itu disebut tergelitik dengan fenomena akhir-akhir ini.

Baca juga: Setelah Pertemuan Puan-AHY, SBY Ceritakan Mimpi Naik Kereta Api Bersama Presiden Jokowi dan Megawati

"Isu tentang cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti, bisa kita jadikan pelajaran. Apa batas-batas kekuasaan itu, sehingga tidak membuat kekuasaan itu menjadi ilegal," ulasnya.

Sebab menurut Andi Mallarangeng, pemimpin negara demokratis itu harus tahu batasannya.

Apa lagi dalam UUD 1945, ada pasal impeachment yang bisa memberhentikan presiden.

"Boleh saja Presiden Jokowi cawe-cawe dalam Pilpres. Boleh saja Presiden Jokowi menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasang calon saja. Tetapi tidak boleh menggunakan sumber daya negara, instrumen negara, fasilitas negara untuk mendukung, memastikan misinya tercapai. Ini yang berbahaya," kata Andi.

"Buku ini mengajarkan kepada seluruh kader bagaimana cara mengelola kekuasaan itu sendiri. Jangan sampai kita melanggar batas-batasan itu dan membuat kita terjerumus," tukasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Respon Santai Presiden Jokowi Soal Buku Baru SBY: Nggak Usah Khawatir, Netralitas TNI-Polri dan PNS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved