Berita Nasional Terkini

Yakinkan Para Wali Santri Ponpes Al Zaytun di Tengah Polemik, Panji Gumilang: Percayakan kepada Kami

Di tengah polemik yang dihadapi, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang meyakinkan para wali santri untuk mempercayakan buah hati mereka.

Editor: Diah Anggraeni
Tangkapan Layar YouTube Al Zaytun Official
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang saat menjadi bintang tamu dalam YouTube Al Zaytun Official pada Rabu (5/7/2023). Di tengah polemik yang dihadapi, Panji Gumilang meyakinkan para wali santri untuk mempercayakan putra-putri mereka kepada pihaknya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Di tengah polemik yang dihadapi, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang meyakinkan para wali santri untuk mempercayakan putra-putri mereka kepada pihaknya.

Ponpes Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belakangan ini menuai sorotan dari masyarakat.

Ponpes Al Zaytun menuai sorotan lantaran sejumlah kontroversinya, salah satunya cara ibadah yang tidak biasa.

Sorotan pertama yang muncul di sosial media adalah ketika saf salat Idul Fitri 1444 Hijriah.

Tampak dalam foto yang beredar, saf salat antara laki-laki dan perempuan bercampur.

Bahkan, ada satu orang perempuan sendiri berada di depan kerumunan shaf laki-laki.

Kontroversi itu kemudian berlanjut dengan beragam pernyataan Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.

Baca juga: Update Ponpes Al Zaytun, Eks Orang Dalam Benarkan Panji Gumilang Nyeleneh, tak Wajibkan Shalat?

Meski kini sedang dilanda banyak permasalahan, Panji Gumilang menegaskan bahwa kondisi santri dalam keadaan baik.

Pimpinan Ponpes Al Zaytun meminta para orangtua santri diminta untuk tidak perlu khawatir.

Hal itu diungkapkan oleh Panji Gumilang melalui unggahan YouTube Al Zaytun Official pada Rabu (5/7/2023).

"Percayakan kepada kita yang di ma'had, putra-putri Ibu dan Bapak selamat semua, aman semua, belajar dengan baik," kata Panji Gumilang.

Panji Gumilang juga meyakinkan para orangtua bahwa semua kebutuhan para santri Ponpes Al Zaytun tercukupi.

"Di sini serba cukup. Semua harus cukup, dan sarananya bisa mencukupi itu. Percayalah semuanya baik-baik saja," ujarnya.

Termasuk untuk wali santri Ponpes Al Zaytun yang baru, dirinya mengatakan, mereka akan betah.

"Yang baru pun mudah-mudahan krasan (betah, Red) karena baru masuk. Tanda krasan itu sudah diteliti oleh Syekh," kata Panji Gumilang.

"Setiap hari Syekh keliling, anak-anak ceria dalam belajar, dalam olahraga," lanjutnya.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Kekayaan Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Punya 256 Rekening Bank

Panji Gumilang juga mempersilakan kepada wali santri Ponpes Al Zaytun jika ingin mengunjungi putra dan putrinya.

Namun, dia berharap tidak terlalu sering karena akan menghabiskan biaya cukup banyak.

Dirinya pun mengingatkan untuk hidup hemat seperti yang diajarkan Bung Karno soal kehidupan mandiri "Berdikari".

"Percayakan kepada kami dan kalau ingin berkunjung, ya silakan berkunjung. Tapi jangan terlalu sering karena menghabiskan biaya.

"Menghemat, kita harus bisa menghemat. Karena apa? Karena kehidupan mandiri, kalau bahasa Bung Karno itu Berdikari, itu intinya adalah penghematan," tutupnya.

Baca juga: Panji Gumilang Akui Kebenaran Video Ponpes Al Zaytun, 2 Poin dalam Laporan Dugaan Penistaan Agama

Ada 1,000 Santri Baru yang Mendaftar ke Ponpes Al Zaytun

Kompleks Ponpes Al Zaytun di Indramayu.
Kompleks Ponpes Al Zaytun di Indramayu. (www.al-zaytun.sch.id)

Kurikulum dinyatakan tak ada yang sesat, Ponpes Al Zaytun buka pendaftaran siswa baru, segini biayanya.

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, menjadi perbincangan hangat hingga sekarang.

Ponpes Al Zaytun menyedot perhatian masyarakat Indonesia karena diduga membawa aliran sesat.

Meski demikian, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan bahwa kurikulum yang ada di Ponpes Al Zaytun tidak sesat.

Mengutip dari aceh.tribunnews.com, Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh menuturkan, pihaknya telah melakukan investigasi terhadap Ponpes Al Zaytun sejak tahun 2002.

Atas hasil investigasi tersebut, Asrorun Niam menuturkan menyebut tidak ditemukan unsur kesesatan dalam kurikulum Ponpes Al Zaytun.

"Sementara yang terkait dengan aspek sistem pendidikan kemudian kurikulum dan juga praktik pembelajaran di pesantrennya kita untuk penelitian kali ini tidak memfokuskan ya," beber Asrorun dikutip dari kanal YouTube METRO TV pada Kamis, 29 Juni 2023.

"Karena memang di tahun 2002 hasil penelitiannya juga memang belum ditemukan indikasi kesesatan dalam hal kurikulum sebatas pada saat informasi yang kita peroleh di tahun 2002," sambungnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD tidak melarang ponpes tersebut menyelenggarakan penerimaan santri baru.

Pihaknya juga akan terus melakukan pembinaan terhadap Ponpes Al Zaytun. .

“Katanya masih menerima pendaftaran? Silakan terima pendaftaran karena ponpes itu adalah lembaga pendidikan yang kita bina. Tetapi, orangnya yang melakukan pelanggaran hukum ya harus ditindak secara tegas sesuai dengan info dan laporan tentang peristiwa-peristiwa konkret yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” tegas Mahfud.

Baca juga: Panji Gumilang di Bareskrim tak Berdaya? Kasus Bos Al-Zaytun Naik ke Penyidikan, Bukan Tanpa Alasan

Kontroversi yang menerpa Ponpes Al Zaytun tampaknya tak berimbas pada minat santri baru.

Meski diduga menyesatkan, siapa sangka, pesantren pimpinan Panji Gumilang itu masih diminati banyak pendaftar.

Padahal pesantren tersebut sempat didemo oleh sekelompok orang.

Dilansir TribunCirebon.com, terungkap kemudian biaya yang dikenakan oleh Ponpes Al Zaytun bagi para santri yang ingin tinggal dan menimba ilmu di fasilitas tersebut.

Sebanyak ribuan santri dari jenjang SD hingga SMK melakukan pendaftaran ulang mulai Kamis (22/6/2023) hingga Selasa (27/6/2023).

Meski santer terancam ditutup dan disebut menistakan agama, namun hal tersebut tak berpengaruh terhadap reputasi pusat pendidikan pimpinan Syekh Panji Gumilang tersebut.

Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah para santri yang mendaftar jika dibandingkan tahun lalu.

Pada tahun 2022, tercatat jumlah santri yang mendaftar sebanyak sekira 800 orang.

Akan tetapi setelah polemik Ponpes Al Zaytun mencuat, para santri yang mendaftar justru meningkat dengan total jumlah hingga 1.003 orang. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved