Berita Nasional Terkini

Di Mana Pulang Bungin? Masuk Daftar 10 Pulau Terpadat di Dunia, Punya Keterkaitan dengan Suku Bajo

Di mana Pulau Bungin? Masuk daftar 10 pulau terpadat di dunia. Simak profil Pulau Bungin, kondisi geografis, potensi hingga kaitannya dengan Suku Bajo

|
Editor: Amalia Husnul A
AFP/Adrian Adrian Carballos de Hoyos
Pulau Santa Cruz del Islote, Kolombia yang termasuk daftar 10 pulau terpadat di dunia. Di mana Pulau Bungin? Masuk daftar 10 pulau terpadat di dunia. Simak profil Pulau Bungin, kondisi geografis, potensi hingga kaitannya dengan Suku Bajo. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pulau Bungin masuk daftar 10 pulau terpadat di dunia.

Dari daftar 10 pulau terpadat di dunia, hanya satu yang masuk wilayah Indonesia yakni Pulau Bungin.

Lalu di mana Pulau Bungin

Simak profil Pulau Bungin, mulai dari kondisi geografis, potensi, hingga keterkaitan dengan Suku Bajo.

Untuk diketahui, pulau adalah daratan yang dikelilingi air dengan luas wilayah yang lebih kecil dari benua, namun lebih besar dari terumbu karang.

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, ada begitu banyak pulau di seluruh dunia dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Mulai dari pulau yang paling besar hingga pulau kecil yang bahkan tidak memiliki nama.

Jumlah penduduk yang tinggal di setiap pulau juga bervariasi. Bahkan, ada sejumlah pulau yang tidak berpenghuni.

Lantas, manakah pulau yang memegang gelar sebagai pulau terpadat di dunia?

Pulau terpadat, Santa Cruz del Islote Santa Cruz del Islote menjadi pulau terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk kurang lebih 500 orang di wilayah seluas satu hektare.

Lokasinya berada di lepas pantai Kolombia.

Dilansir dari laman Insider, pulau ini tidak berpenghuni sampai sekitar 150 tahun yang lalu.

Baca juga: Keistimewaan Wisata Alam Pulau Mas Kalimantan Selatan, Suguhan Pegunungan Meratus

Orang-orang yang pindah ke sana kemudian membangun rumah. Mereka juga memperluas pulau menggunakan apa yang mereka dapatkan dari laut, termasuk kerang, pasir, batang pohon, dan sampah.

Pada 2017, Santa Cruz del Islote memiliki 97 rumah dan 47 keluarga tetap. Dalam perkiraan terbaru, diketahui ada sekitar 500 penduduk tetap di pulau itu.

Pulau ini menampung demografis yang lebih muda, di mana sekitar 65 persen penduduknya berusia di bawah 18 tahun.

Saking padatnya, pulau ini tidak memiliki ruang untuk menguburkan orang mati. Sehingga, jika ada anggota keluarga yang meninggal, dimakamkan di pulau lain.

Untuk listrik, penduduk sempat mengandalkan satu generator diesel yang hanya digunakan pada malam hari. Kemudian pada 2015, pemerintah memasang panel surya.

Pulau ini memiliki satu-satunya sekolah yang hanya sampai di kelas 10.

Bagi siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan harus pergi ke luar pulau.

Bukan hanya Santa Cruz del Islote, ada sejumlah pulau yang juga memiliki penduduk terpadat di dunia.

Dilansir dari laman World Atlas, berikut daftar 10 pulau terpadat di dunia:

Baca juga: Tepis Tudingan jadi Pulau Terlarang, Pemkab Kukar Segera Bangkikan Kembali Wisata Pulau Kumala

1. Santa Cruz del Islote, Kolombia

2. Ap Lei Chau, Hong Kong

3. Pulau Migingo, Afrika

4. Ile de Fadiouth (Fadiouth), Senegal

5. Pulau Malé, Maladewa

6. Pulau Ebeye, Kepulauan Marshall

7. Pulau Bungin, Indonesia

8. Ilha de Moçambique, Mozambik

9. Manhattan (New York City), Amerika Serikat

10. Pulau Lagos, Nigeria.

Sebagian besar pulau-pulau tersebut memiliki tempat-tempat wisata yang mendongkrak sektor pariwisata dalam perekonomian mereka.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Pantai Trikora Pulau Bintan 2023, Bersih dan Bebas dari Sampah Plastik

Di sisi lain, pulau seperti Manhattan, terkenal karena kontribusi besar mereka di bidang keuangan, hiburan, warisan budaya, dan media.

Sayangnya, beberapa dari pulau-pulau tersebut juga mengalami berbagai masalah seperti kurangnya fasilitas sosial, perselisihan batas, ketidakamanan, dan pengangguran.

Profil Pulau Bungin

Kondisi Geografis Pulau Bungin

Secara administratif letak Pulau Bungin di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pulau Bungin tidak memiliki garis pantai dan lahan hijau.

Bangunan di Pulau Bungin berdiri di atas tumpukan karang

Luas Pulau Bungin sebesar 8,5 hektar dengan jumlah penduduk kurang lebih 5000 penduduk (BPS 2014).

Pada 2022, luas areal pemukiman, yaitu enam hektar. Luas wilayah pulau ini terus bertambah.

Rumah-rumah di Pulau Bungin sangat rapat, bahkan jarak antar rumah hanya sekitar 1,5 meter saja.

Karena rapatnya, beberapa atap rumah saling bertemu.

Suku Bajo Pulau Bungin

Kebiasaan masyarakat Pulau Bungin tidak bisa terlepas dari adat-istiadat Suku Bajo.

Pasalnya, Suku Bajo adalah penduduk yang bermukim di Pulau Bungin.

Asal-usul Suku Bajo di Pulau Bungin

Masyarakat Bajo di Pulau Bungin merupakan masyarakat laut yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Mereka telah bermigrasi sejak ratusan tahun yang lalu, hingga akhirnya menetap di kawasan pantai Pulau Sumbawa.

Mulanya mereka tidak seperti sekarang ini, mereka hidup di laut sekitar pantai dengan sistem perumahan di atas air laut.

Karena semakin lama, penduduk semakin bertambah. Kemudian, mereka mengusahakan daratan dengan cara menimbun laut dengan batu maupun karang yang sudah mati.

Kata Bungin berasal dari "Bubungin" yang dalam bahasa Bajo artinya tumpukan pasir putih di tengah samudera.

Bahasa sehari-hari penduduk Pulau Bungin adalah bahasa Bajo, bukan bahasa asli dari daerah Sumbawa.

Hukum Adat untuk Penambahan Lahan

Hukum adat perkawinan masyarakat Bungin menjadi alasan Pulau Bungin mampu menampung pertambahan penduduk.

Karena, dalam hukum adat diatur pasangan muda-mudi yang akan menikah wajib membangun lokasi sendiri untuk mendirikan rumah yang akan ditinggali.

Untuk membuat rumah, pasangan tersebut itu harus mengumpulkan batu karang yang akan ditumpuk pada sisi luar pulau yang telah ditentukan.

Ukuran lokasi bisa mencapai 6 meter x 12 meter, selama empat sampai tujuh tahun.

Setelah lokasi terbentuk, pasangan itu baru boleh menikah dan mendirikan rumah. Karena itulah, luas Pulau Bungin terus bertambah dari tahun ke tahun.

Di sisi lain, tingkat konsumsinya tinggi, karena semua kebutuhan harus dibeli.

Potensi Pulau Bungin

Pulau Bungin memiliki potensi ekonomi yang melimpah serta siap dikembangkan.

Dari penelitian para ahli, sekitar perairan Bungin sangat potensi menghasilkan indukan tiram mutiara terbaik di dunia.

Di sisi lain, banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang tertarik melihat keelokan dan keunikan Pulau Bungin dari dekat, termasuk fenomena "kambing makan kertas"

Fenomena kambing makan kertas atau sampah karena Pulau Bungin yang terdiri dari terumbu karang tidak memungkinkan ditumbuhi tumput serta dedaunan.

Baca juga: Super Air Jet Tawarkan Rute Langsung ke Banyuwangi, Nikmati Destinasi Kota di Ujung Timur Pulau Jawa

Sumber: lifestyle.kontan.co.id ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id

(*)

Update Berita Nasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved