Anas Urbaningrum ke Kaltim

Anas Urbaningrum Senada Sama Ganjar Pranowo Dukung IKN Nusantara, Beda Pandangan Sama Anies dan AHY

Ketum PKN, Anas Urbaningrum senada sama capres Ganjar Pranowo soal mendukung IKN Nusantara. Ia berbeda pandangan sama Anies Baswedan dan AHY.

|
Tribunnews.com/Jeprima
Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum - Ketum PKN, Anas Urbaningrum senada sama capres Ganjar Pranowo soal mendukung IKN Nusantara. Ia berbeda pandangan sama Anies Baswedan dan AHY. 

"Insya Allah karena ide dasar kami adalah kebangkitan nusantara dan ibukota nusantara sekarang itu dibangun di Kaltim," sambungnya.

IKN menurutnya komitmen ke nusantaraan dan ke indonesiaan, dimana Indonesia itu harus maju bersama.

"Jadi tidak boleh hanya maju di daerah-daerah tertentu, tapi seluruh daerah harus maju," ujarnya.

PKN berkomitmen bahwa sebagai partai pendatang baru juga akan mengikuti arah pembangunan bangsa yang positif.

Baca juga: 6 Jalan Feeder Distrik di KIPP IKN Nusantara Ditargetkan Tuntas Dalam 390 Hari

Hal tersebut dianggap Anas juga perwujudan agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari keberlangsungan pembangunan.

"Seluruh rakyat di mana pun juga harus mendapatkan manfaat terbaik dari kemerdekaan kira-kira seperti itu. 

Sebelumnya, AHY mempertanyakan sikap pemerintah soal pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Dilansir dari Kompas.com, AHY menganggap, pemerintah terlalu terburu-buru jika mengejar pembangunan IKN di Kalimantan Timur harus selesai sebelum tahun 2024 berakhir.

“Semangatnya kita enggak ada masalah.

Tapi begitu, harus dieksekusi sekarang juga, sebelum 2024 harus jadi, apa yang dikejar?” sebut AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Kamis (14/7/2023).

Maka, ia mengaku telah menitipkan pada kader Partai Demokrat yang berada di DPR RI untuk terus memberikan catatan kritis terkait pembangunan ibu kota baru tersebut.

Baca juga: Erick Ungkap FIFA Kucurkan 7,3 Juta Dollar AS Buat Lapangan TC PSSI di IKN Nusantara

Menurutnya, pemerintah tak memiliki urgensi untuk menargetkan agar pembangunan IKN cepat selesai.

“Jadi, legacy itu tidak harus (sekarang).

Kecuali, memang tabiatnya adalah menihilkan legacy pemimpin sebelumnya,” ucap dia.

“Ada ketakutan, ada kekhawatiran nanti kalau bukan saya, bukan kita, nanti diklaim oleh yang lainnya,” sambungnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved