Berita Samarinda Terkini

Kasus Antraks di Gunung Kidul, Dinas Ketapang Samarinda Minta Peternak Perhatikan Kesehatan Hewan

Menyoroti kasus antraks yang ada di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang) Kota Samarinda menekankan

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Aris
Kompas.com
Ilustrasi - Petugas mengubur bangkai sapi mati milik warga Dusun Grogol IV, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul. Saat ini kasus virus antraks di Gunung Kidul tengah merebak diduga karena tradisi mengonsumsi bangkai sapi sakit. Kompas.com 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menyoroti kasus antraks yang ada di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang) Kota Samarinda menekankan kepada peternak untuk berikan atensi lebih terhadap kesehatan hewan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Ketapang Kota Samarinda, Maskuri pada Senin (17/7/2023).

“Peternak harus punya atensi lebih terhadap hewan ternaknya, terutama kesehatan hewannya,” sebutnya.

Ia mengatakan bahwa untuk mendeteksi dan mengidentifikasi adanya antraks, peternak dapat melihat dari perubahan suhu badan dan perubahan perilaku pada hewan.

Baca juga: Pemkab Perketat Pengawasan Hewan Ternak Masuk di Paser untuk Antisipasi Antraks

“Kita bisa mendeteksi antraks dan mengidentifikasi dengan jelas, dengan melihat dari perubahan suhu badan, dan paling sederhana dilihat dari perilakunya,” ungkap Maskuri.

Lebih lanjut, Maskuri mengatakan ciri-ciri hewan ternak yang secara klinis telah terdeteksi antraks.

“Bahkan kasus antraks itu harus dilihat dari darah, kalau sudah parah dan menyerang, pasti akan keluar darah dari semua lubang pada hewan, sudah jelas itu antraks,” jelasnya.

Kemudian ia mengimbau kepada peternak untuk melaporkan jika terdapat hewan yang mengalami gangguan makan.

“Dilihat dari pola makan hewan juga, jangan dilihat sehari dua hari gak mau makan baru lapor, kalau bisa saat 1-3 jam hewan tidak mau makan langsung laporkan kepada kami,” imbaunya.

Ia berharap agar peternak mempunyai inisiatif dalam melaporkan hewan ternaknya, jika ada indikasi perbedaan perilaku hewan dari biasanya. 

“Kami berharap kepada peternak, kalau ada perilaku menyimpang di hewan segera lapor ke kami,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved