Berita Nasional Terkini
Budiman Sudjatmiko Bersama Korban Penculikan 1998 Datangi Prabowo: Yang Diambil Sudah Dikembalikan
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ternyata pernah menceritakan aksi penculikan aktivis kepada Budiman Sudjatmiko.
Sebagai informasi, semasa era Orde Baru, Presiden ke-2 Soeharto melakukan segala cara untuk mempertahankan kuasanya.
Baca juga: Hasil Survei Pilpres 2024: Siapa Menang Prabowo-Erick vs Ganjar-Sandi? Anies-AHY Jadi Kuda Hitam
Ia meredam segala kritik yang ditujukan, bahkan dengan lewat cara kekerasan.
Sejumlah aktivis diculik.
Beberapa dilepaskan, namun sebagian tak pernah kembali hingga kini.
Dalam kasus penculikan aktivis 1997/1998, Kopassus membuat tim kecil untuk melakukan operasi penculikan tersebut.
Tim kecil ini disebut Tim Mawar, dibentuk karena peristiwa 27 Juli 1996.
Kala itu, para preman didukung tentara merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror.
Pada 18 Januari 1998, terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
Baca juga: Membaca Arah Dukungan Jokowi, Prabowo Subianto dan Erick Thohir Senyum Tipis Dijodohkan di Malang
Kejadian ini membuat Tim Mawar semakin berpengaruh dalam urusan keamanan.
Tim Mawar menyusun rencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam insiden ledakan bom tersebut.
Desmond Junaidi Mahesa dan Kenangan Kelas 1998
Ini adalah kisah berbeda dari berita Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianti di atas, walaupun sama-sama berkaitan dengan peristiwa 1998.
Pagi itu, 3 Februari 1998, tak ada kecurigaan di diri Desmond Junaidi Mahesa.
Dia beraktivitas seperti biasa di kantornya di kawasan Cililitan, Jakarta Timur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.