Kesehatan

Hari Hepatitis Sedunia Diperingati 28 Juli, Yuk Kenali Jenis, Penyebab, Gejala hingga Pengobatannya

Hari Hepatitis Sedunia diperingati 28 Juli, yuk kenali jenis, penyebab, gejala hingga pengobatannya.

Editor: Diah Anggraeni
Freepik
Hari Hepatitis Sedunia diperingati 28 Juli, yuk kenali jenis, penyebab, gejala hingga pengobatannya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari Hepatitis Sedunia diperingati 28 Juli, yuk kenali jenis, penyebab, gejala hingga pengobatannya.

Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day jatuh pada hari ini, Jumat (28/7/2023).

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 2 miliar penduduk dunia yang mengidap penyakit hepatitis dan 1,4 juta di antaranya mengalami kematian.

Oleh karena itu, penyakit hepatitis ini dapat dikategorikan sebagai penyakit menular berbahaya.

Baca juga: 35 Link Twibbon Hari Hepatitis Sedunia 2023 dan Cara Buatnya, Lengkap Tema Peringatan 28 Juli

Sebagai informasi, hepatitis adalah peradangan dan kerusakan pada lever atau hati karena infeksi.

Kondisi ini akan mengganggu kerja hati dan memicu terjadinya masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyakit hepatitis disebabkan oleh banyak faktor.

Salah satu yang terbanyak adalah infeksi virus, di mana virus ini kemudian berkembang biak.

Ada beberapa jenis hepatitis, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.

Masing-masing jenis hepatitis tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk cara penularan dan tingkat keseriusannya.

Untuk lebih memahaminya, kenali apa itu hepatitis, jenis, penyebab, dan gejalanya berikut ini.

Apa Itu Hepatitis?

Melansir CDC, hepatitis adalah inflamasi pada lever atau hati.

Hati adalah salah satu organ penting yang berguna untuk mengolah nutrisi, menyaring darah, serta melawan infeksi.

Inflamasi atau kerusakan pada hati akan mengganggu kerjanya.

Hepatitis umumnya disebabkan oleh virus.

Namun, konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan, racun, konsumsi obat tertentu, dan penyakit tertentu dapat menyebabkan hepatitis.

Penderita hepatitis umumnya tidak memiliki gejala khusus dan tidak tahu bahwa dirinya mengidap hepatitis.

Meskipun demikian, gejala dapat muncul dalam waktu dua minggu hingga enam bulan ketika dibarengi dengan infeksi akut.

Jenis Hepatitis

Ada lima jenis hepatitis, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelima jenis hepatitis ini akan sama-sama memicu gangguan hati.

Namun, terdapat beberapa perbedaan di antara masing-masing jenis hepatitis, termasuk cara penularan, tingkat keseriusan, sebaran geografis, dan cara pencegahan yang bisa dilakukan.

Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Hepatitis Sedunia 2023 dan Cara Buat, Diperingati setiap 28 Juli

Penyebab Hepatitis

Masing-masing jenis hepatitis disebabkan oleh jenis virus yang berbeda.

Dilansir dari Healthline, penyebab hepatitis menurut jenisnya, yakni:

- Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang ada di makanan atau air minum

- Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang ada di cairan tubuh, seperti darah, keputihan, dan air mani

- Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang ada di cairan tubuh, termasuk di darah, keputihan, dan air mani

- Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV) yang ada di dalam darah

- Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV) di dalam makanan atau air minum

Meskipun umumnya disebabkan oleh virus, ada beberapa faktor yang jadi penyebab hepatitis, seperti:

- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan sehingga memicu inflamasi dan kerusakan hati

- Melakukan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan terpapar dengan zat beracun

- Mengalami gangguan autoimun di mana sistem imun mendeteksi hati sebagai sesuatu yang berbahaya dan mulai menyerangnya sehingga menyebabkan inflamasi

Hepatitis A dan E umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu tanpa melakukan pengobatan tertentu.

Namun, jenis hepatitis yang lainnya dapat menyebabkan kerusakan akut atau kronis sehingga mengganggu fungsi hati dan menyebabkan masalah kesehatan lain, seperti kanker hati.

Baca juga: Obat Hepatitis Akut Ditemukan? Biotek Rilis Antivirus Terbaru, Bisa Buat Covid-19

Gejala Hepatitis

Penderita hepatitis umumnya menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Namun, masing-masing jenis hepatitis dapat memicu terjadinya gejala yang lebih serius.

Beberapa gejala hepatitis A, B, dan C yang akan muncul, yakni:

- Mengalami demam Mengalami malaise di mana tubuh terasa lemah, letih, dan lesu

- Mengalami penurunan nafsu makan

- Merasa mual Merasa tidak nyaman atau nyeri di area abdomen

- Memiliki urine yang berwarna gelap Mengalami penyakit kuning di mana kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kuning

- Sedangkan hepatitis D umumnya hanya ditemukan pada penderita yang sudah terinfeksi dengan hepatitis B.

Penderita yang terinfeksi dengan hepatitis B dan D akan mengalami infeksi dan masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk dapat mengalami sirosis, atau munculnya jaringan parut pada hati, dengan lebih cepat.

Penderita hepatitis E umumnya memiliki gejala ringan di awal, seperti:

- Mengalami demam ringan

- Mengalami penurunan nafsu makan

- Merasa mual dan muntah yang berlangsung dalam beberapa hari

- Mengalami nyeri di area abdomen Merasa gatal tanpa dibarengi dengan munculnya lesi kulit, seperti benjolan, lecet, atau luka

- Muncul ruam di kulit Mengalami nyeri sendi Mengalami sakit kuning

- Memiliki urine dan tinja yang berwarna gelap

- Penderita hepatitis kronis, atau berlangsung dalam waktu lama, umumnya tidak akan menunjukkan gejala khusus dan hanya akan diketahui ketika hati berhenti berfungsi atau melakukan pemeriksaan darah.

Baca juga: Malaysia Healthcare Berikan Layanan Skrining hingga Pengobatan untuk Cegah Hepatitis C

Pengobatan Hepatitis

Mengutip dari kemkes.go.id, pengobatan hepatitis pada umumnya bersifat suportif berupa pemberian cairan dan diet yang adekuat serta pengawasan ketat adanya tanda kegagalan hati akut.

Pengobatan hepatitis akut yang disebabkan oleh infeksi hepatitis A bersifat suportif karena tidak ada antivirus khusus hepatitis A.

Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan pada pasien dengan mual muntah hebat yang beresiko mengalami dehidrasi. Hal ini juga berlaku pada infeksi hepatitis D dan E.

Berbeda dengan hepatitis B dan C, dimana terdapat antivirus spesifik yang dapat diberikan untuk mencegah virus berkembang biak dan mencegah perjalanan penyakit menjadi lebih berat

1. Pengobatan Hepatitis B

Tidak semua penderita hepatitis B kronik perlu diobati, sehingga keputusan pengobatannya tergantung pada hasil evaluasi dokter. Penderita perlu menjalani serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu.

Apabila diputuskan untuk diberikan obat-obatan, saat ini ada 2 pilihan obat yang dapat diberikan kepada penderita Hepatitis b, yaitu golongan nukleosida analog dan golongan interferon.

- Obat Oral dari Golongan Nukleosida Analog

Obat ini diberikan per oral (diminum) dan dapat diberikan seumur hidup.

Ada beberapa jenis nukleosida analog yang tersedia di Indonesia, diantaranya Lamivudine, Telbivudine, Entecavir,  Adefovir, dan Tenofovir.

- Obat Injeksi (Suntikan) dari Golongan Pegylated-Interferon

Interferon merupakan zat yang memediasi respon peradangan dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan terhadap virus.

Obat ini memiliki efek antivirus dan meningkatkan sistem imun tubuh. Terdapat 2 jenis peg-interferon, yaitu pegylated-interferon α-2a (peg-IFN α-2a) dan  pegylated-interferon α-2b (peg-IFN α-2b). Keduanya diberikan melalui suntikan subkutan.

2.  Pengobatan Hepatitis C

Pengobatan Hepatitis C diberikan pada Hepatitis C kronik karena seringkali pasien datang ke pusat layanan kesehatan dalam fase kronik.

Pemberian antivirus pada pasien dengan hepatitis c kronik juga harus atas pertimbangan dokter setelah melakukan serangkaian pemeriksaan.

Pilihan terapi yang terbaru dan yang menjadi tulang punggung dalam terapi Hepatitis C kronik adalah agen direct acting antivirus (DAA).

DAA yang tersedia di Indonesia saat ini adalah sofosbuvir, ledipasvir/ sofosbuvir, simeprevir, daclatasvir, elbasvir/grazoprevir, dan velpatasvir/sofosbuvir.

Apabila DAA belum tersedia, dapat diberikan kombinasi obat injeksi peg-interferon dan ribavirin.

Baca juga: Misteri Hepatitis Akut pada Anak, WHO Masih Selidiki Apakah Ada Sangkut Paut dari Covid-19

Kapan Harus ke Dokter?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Anda dapat pergi ke dokter apabila merasakan gejala hepatitis yang tak kunjung membaik. Daripada gejalanya semakin memburuk, segera konsultasikan kondisi kesehatan Anda sekarang juga.

Mengetahui apa itu hepatitis, jenis, penyebab, dan gejalanya sangatlah penting agar Anda dapat segera mencari bantuan medis ketika diperlukan.

Meskipun beberapa jenis hepatitis dapat sembuh dengan sendirinya, beberapa jenis hepatitis lainnya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kanker hati dan sirosis.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu Hepatitis, Jenis, Penyebab, dan Gejalanya".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved