Breaking News

Ustadz Abdul Somad di Samarinda

Ceramah di Samarinda, Ustadz Abdul Somad Ajak Teladani Makna Hijrahnya Sahabat Nabi Muhammad SAW

Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi tausiyah di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Kaltim, Kota Samarinda, memperingati Tahun Baru Islam

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
TAUSIYAH USTAZ ABDUL SOMAD-Ribuan jemaah menghadiri tausiyah menyambut bulan Muharram di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda Kalimantan Timur, Jumat (28/7/2023).TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi tausiyah di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Kaltim, Kota Samarinda, memperingati Tahun Baru Islam, Jumat (28/7/2023) malam.

Dalam tausiyahnya, da'i yang akrab dipanggil UAS menyampaikan keutamaan bulan Muharram, di antaranya puasa Asyura 10 Muharram.

"Siapa yang puasa sunnah Asyura, diampunkan dosanya setahun yang lalu," ujarnya mengawali tausiyah.

UAS juga menyampaikan momemtum 10 Muharram harus bisa dimanfaatkan masyarakat untuk hijrah, yakni meninggalkan hal-hal buruk dan mulai menuju kebaikan.

"Makna hijrah zaman sekarang. Hijrah meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT," imbuhnya.

Baca juga: Malam Ini! Ustadz Abdul Somad atau UAS Mengisi Ceramah 1 Muharram di Islamic Center Samarinda

Baca juga: Lokasi Ceramah UAS di PPU Pindah Ke Masjid Agung Al Ikhlas, Warga Petung Sampaikan Kekecewaan

Bertepatan 10 Muharram yang juga jatuh pada 28 Juli ini, ribuan jemaah di Islamic Center Samarinda diajak meneladani kisah sahabat Nabi Muhammad SAW.

Dimana para sahabat ikut dalam hijrahnya Rasul SAW dari Makkah ke Madinah.

Momen 10 Muharram menjadi momentum yang tepat berubah menjadi lebih baik.

Ia juga mengajak, agar jemaah yang sebelumnya tidak salat, tak taat perintah Allah SWT, sebelumnya melakukan dosa, tidak sedekah agar segera menemukan titik balik

"Ini saatnya hijrah kepada kebaikan dan menaati segala apa perintah-Nya," tegas UAS.

Kemudian, UAS berkisah sahabat Nabi SAW bernama Suhaib Ar Rumi, seorang anak muda yang merantau ke Kota Mekkah, seorang keturunan romawi yang juga ikut pindah ke Madinah.

Suhaib lebih mementingkan keimanan meski harta kekayaannya habis.

Hal ini membuktikan bahwa kekayaan hanya jadi kesenangan di dunia saja.

Berbeda dengan keimanan karena memiliki imbalan surga dari Allah SWT.

Karena hal tersebut, Suhaib tak berpikir panjang lagi untuk memberikan semua kekayaannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved