Berita Berau Terkini

Pemprov Kaltim Guyur Rp 17 Miliar untuk Proyek Penahan Ombak di Berau

Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas PUPR-Pera kembali melanjutkan proyek penahan ombak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
Kepala Dinas PUPR Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda menjelaskan pihaknya tetap melanjutkan proyek penahan ombak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Senin (31/7/2023). Tahun 2023, kembali ada 7 lokasi dibangunkan penahan ombak. 

Berita sebelumnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Taupan Madjid, mengatakan mayoritas pembangunan tanggul pemecah ombak yang berada di Kecamatan Bidukbiduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dilakukan oleh pemerintah provinsi.

Ia menilai jangan sampai tanggul pengaman justru merusak keindahan pantai Bidukbiduk.

Mantan Kadishub Provinsi Kaltara ini menuturkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan terlalu ikut campur dalam pembuatan tanggul pemecah ombak yang dilakukan oleh pemerintah provinsi.

Namun dirinya berupaya memberikan masukan terhadap pembuatan tanggul pemecah ombak.

Salah satunya ada pemecah ombak yang dibangun di kawasan mangrove, justru itu pemecah ombak alami jadi tidak perlu lagi dibuat dan justru kesannya membuang anggaran.

"Itu menjadi evaluasi bagi kita dan masukan bagi provinsi jadi kedepan bisa dibangun pemecah ombak di lokasi yang lebih strategis," jelasnya kepada TribunKaltim.co, Kamis (19/5/2022).

Pemecah ombak yang ada saat ini juga banyak yang dibangun menggunakan bahan beton.

Menurutnya, banyak bahan ramah lingkungan lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan pemecah ombak, seperti geotekstil.

"Geotekstil itu bisa dengan melapis pasir dilokasi tersebut jadi lebih ramah lingkungan dan tahan dengan gelombang," ucapnya.

Melihat dari situasi lokasi, perencanaan harus dilakukan berdasarkan lingkungan yang ada.

Menurut Taupan, daerah pantai di Berau banyak yang bisa dibangun penahan hanya menggunakan geotekstil.

Jika menggunakan beton, sajalan dengan waktu pasti akan rusak, pemecah ombak yang telah dibangun menggunakan beronjong atau jaring kawat yang diisi batu dalamnya sekarang ada yang sudah lepas dan tidak tahan karat.

"Itu kita evaluasi terus," tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga memiliki wacana pembangunan tanggul penahan di garis pantai Bidukbiduk.

Namun anggarannya tidak besar sehingga pihaknya memprioritaskan daerah tikungan.

Diketahui ada beberapa tikungan yang jalan d iatasnya hampir putus akibat abrasi yang terjadi sehingga harus segera dilakukan penanganan.

"Sekarang masih pada tahap survey, dilihat mana yang lebih urgent tentang pengamanan pantai, kalau tidak salah ada tiga kampung,"pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved