HUT Kemerdekaan

Sosok Juru Bahasa Isyarat Upacara 17 Agustus di Istana Negara yang Disorot, Profil Winda Utami

Sosok juru bahasa isyarat Upacara 17 Agustus di Istana Negara, Kamis (17/8/2023) yang jadi sorotan. Profil Winda Utami

Editor: Amalia Husnul A
DOK. Pribadi Winda Utami via Tribun Jogya
Winda Utami saat menjadi penerjemah Bahasa Isyarat di Upacara HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Sosok juru bahasa isyarat Upacara 17 Agustus di Istana Negara, Kamis (17/8/2023) yang jadi sorotan. Profil Winda Utami 

"Dari situlah saya ketemu komunitas tuli pada saat Solo Car Free Night di (kawasan) Ngarsopuro (Kota Surakarta).

Terus saya melihat komunitas mereka, saya tertarik untuk belajar," ujar Winda Utami

"Ya sudah akhirnya belajar , berteman dan lebih sering sama mereka, dan sekarang lebih sering sama mereka dibandingkan sama teman-teman dengar," lanjut alumni jurusan psikologi itu.

Sejak saat itu, Winda Utami dengan serius mempelajari bahasa isyarat dari teman-teman penyandang tuli yang berada di Kota Surakarta dan sekitarnya.

Winda belajar alfabet dari A hingga Z, kemudian dia berlanjut mempelajari kata-kata dasar dalam percakapan sehari-hari.

Setelah itu, ia mempraktikkan bahasa isyarat yang dipelajari di depan cermin.

Untuk menyempurnakan latihannya, Winda sering berinteraksi dengan penyandang tuli yang dekat dengan tempat tinggalnya di Sukoharjo.

"Dari situ saya setiap hari mencari tuli yang paling dekat dengan kostan.

Baca juga: Sayonara Jakarta, Jokowi Sebut Upacara 17 Agustus 2024 Digelar di IKN Nusantara

Terus, kadang saya main ke rumahnya, saya belajar," tutur Winda.

"Atau waktu itu ada temen tuli kami yang masih SMP, saya kadang jemput dari sekolah, saya ajak makan.

Tujuannya sih agar saya bisa ngobrol dan belajar bahasa isyaratnya," lanjut dia. 

Proses tersebut berlangsung sejak 2011.

Sehingga sampai saat ini sudah lebih dari 10 tahun dia menekuni bahasa isyarat dan menjadi juru bahasa isyarat bagi teman-teman penyandang tuli.

Winda mengungkapkan, berkomunikasi dengan rekan-rekan tuli sebenarnya tidak berbeda dengan teman-teman yang tidak berkebutuhan khusus.

Dia pun mengumpamakan pengalamannya seperti layaknya ada seseorang yang fasih berbahasa Inggris kemudian banyak punya teman dari luar negeri.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved