IKN Nusantara

Ada Titik Panas, Walhi Sebut IKN Nusantara Rentan Ancaman Karhutla Setiap Tahun

Ada titik panas, Walhi sebut IKN Nusantara rentan ancaman karhutla setiap tahun

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Jofan Giantirta

TRIBUNKALTIM.CO - Titik panas atau hot spot ditemukan di wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara.

Tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Dilansir dari Kontan, Manager Kampanye Hutan dan Kebun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi, Ully Artha Siagian mengatakan titik panas di wilayah IKN berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Potensi ini seharusnya di jadikan sinyal bagi pemerintah untuk mempertimbangkan perpindahan IKN.

"Ini harusnya menjadi pertimbangan bahwa IKN adalah wilayah yang rentan.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana setiap tahun IKN akan terancam karhutla," jelas Ully, Senin (21/8).

Ully mengatakan bahwa sebelumnya Walhi telah menyampaikan bahwa wilayah yang akan dijadikan IKN baru ini adalah wilayah yang rentan akan risiko bencana alam.

"Selain karhutla, pertimbangan yang pernah kita sampaikan misalnya banjir, longsor ada kehidupan masyarakat adat di sana," jelas Ully.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Balikpapan mendeteksi 66 titik panas di Kalimantan Timur.

Temuan 66 titik panas sepanjang Jumat (18/8) mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

Titik panas ini tersebar di enam kabupaten yaitu Paser 6 titik, Kutai Barat 3 titik, Kutai Timur 21 titik, Kutai Kartanegara 27 titik, Berau 1 titik, dan Kabupaten Mahakam Ulu 8 titik.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengatakan, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di sekitar Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca juga: Pengganti Jokowi Tak Bisa Macam-Macam, IKN Nusantara Jadi Program Prioritas 10 Tahun

Dilansir dari Tribunnews.com, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menuturkan, hal ini harus diwaspadai.

"Karhutla di Penajam Paser Utara yang kita tau wilayah ibu kota masa depan kita.

Hal ini perlu kita antisipasi," kata Muhari dalam konferensi pers, Senin (14/8/2023).

Ia memaparkan, terjadi peningkatan titik karhutla di wilayah Kalimantan Timur.

"Kondisi ini harus jadi perhatian karena di bawah tanah (kaltim) itu batubara gampang terbakar.

Lalu banyak lahan gambut yang membuat proses pemadaman api lama," terang dia.

Muhari mengungkapkan, Kaltim secara historis bukanlah provinsi yang paling rawan karhutla.

Dari waktu ke waktu yaitu 2010, 2015, 2018, 2019 ada enam provinsi Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng.

"Karena itu juga BNPB mendevelop alat perangkat, personel dalam situasi kedaruratan," tutur dia. (*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved