Berita Kutim Terkini

21 Puskesmas di Kutai Timur Upayakan Cegah Demam Berdarah Dengue

Untuk diketahui, pada tahun 2023 ini hingga pertengahan Agustus DBD di Kutai Timur mencapai 496 kasus positif.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
HO/Camat Sangatta Utara
Kegiatan Jumat Bersih di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur untuk mencegah kasus DBD. Untuk diketahui, pada tahun 2023 ini hingga pertengahan Agustus DBD di Kutai Timur mencapai 496 kasus positif. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggerakkan 21 Puskesmas di 18 Kecamatan untuk mencegah dan mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Untuk diketahui, pada tahun 2023 ini hingga pertengahan Agustus DBD di Kutai Timur mencapai 496 kasus positif dan tidak ada yang meninggal.

Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Penanggungjawab Program DBD Dinkes Kutim, Doris N Lalamentik bahwa kasus DBD di Kutim meningkat.

Oleh sebab itu, pihaknya menggerakkan 21 Puskesmas di Kutim untuk melakukan sosialisasi soal DBD di masyarakat.

Baca juga: Ketua DPRD Kutim Joni Ikut Panen Bawang Merah di Rantau Pulung Kutai Timur

"Dari Dinkes dibantu oleh 21 Puskesmas di Kutim melaksanakan kegiatan seperti sosialisasi, pembagian abate, secara global kegiatannya juga ada pemberantasan sarang nyamuk (psn)," ungkap Doris, Senin (4/9/2023).

Tak hanyaa itu, pihaknya juga mengajak dari lintas sektor seperti RT, Desa, PKK hingga sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi.

Dimana, lanjutnya, nyamuk Aedes agypti alias nyamuk DBD menyerang manusia di waktu siang hari saat aktifitas anak-anak sekolah.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada para pihak sekolah agar mengadakan Jumat Bersih untuk mebersihkan lingkungaan sekolah.

Baca juga: Gejala Demam Berdarah Dengue pada Anak, Lengkap dengan Cara Mencegahnya

"Kalau di rumah, kami meminta agar dilakukan pembersihan lingkungan rumah dari dalam hingga luar rumah, menutup penampungan air," urainya.

Lalu, warga juga diminta untuk menutup penampungan air dan menimbun serta mendaur ulang ban-ban bekas yang sudah tidak terpakai.

Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. (TribunKaltim.co/Budi Susilo)

Sebab, tanpa disadari ban bekas yang terbengkalai dan tidak digunakan lagi bisa berpotensi menjadi tempat saraang nyamuk Aedes aegypti.

"Jangan sampai kita yang menjadi tempat sarang nyamuk, terus nyamuk itu terbang justru malah mengenai tetangga kita," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved