Pilpres 2024

Untung Rugi Demokrat Gabung PDIP atau Prabowo Usai Ditinggal Anies, dengan Ganjar Bisa Jadi Menteri

Untung rugi Partai Demokrat gabung PDIP atau Prabowo Subianto usai ditinggal Anies Baswedan, dengan Ganjar Pranowo bisa jadi menteri

Editor: Rafan Arif Dwinanto
DOK. Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) silaturahmi ke kediaman Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh, Selasa (2/11/2020). Untung rugi Partai Demokrat gabung PDIP atau Prabowo Subianto usai ditinggal Anies Baswedan, dengan Ganjar Pranowo bisa jadi menteri 

TRIBUNKALTIM.CO - Partai Demokrat belum menetukan langkah politik usai keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Diketahui, Partai Demokrat membatalkan dukungan pencapresan Anies Baswedan.

Hal ini setelah Anies Baswedan memutuskan menggandeng Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.

Lantas, apakah Partai Demokrat akan bergabung dengan koalisi Prabowo Subinto atau Ganjar Pranowo?

Bagaimana untung dan ruginya?

Keuntungan Gabung PDIP

Partai Demokrat dinilai lebih diuntungkan jika bergabung dengan koalisi PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024.

“Jika dikomparasikan, Demokrat sebaiknya menjalin kolaborasi dengan pengusung Ganjar,” kata Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, Minggu (3/9/2023).

Menurut Ari, tidak mustahil menyatukan PDI-P dan Demokrat dalam satu koalisi.

Apalagi, kedua partai sempat mesra beberapa waktu lalu.

Itu dibuktikan dari pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, juga wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

AHY pun sempat disebut Puan sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar.

Memang, hal itu belum tentu terwujud jika Demokrat merapat ke PDI-P.

Namun, setidaknya, AHY punya peluang besar dipilih jadi menteri jika Ganjar menang pemilu presiden.

“Andaikan Ganjar teriolih sebagai presiden, AHY adalah kandidat menteri yang potensial,” ujar Ari.

Sebaliknya, lanjut Ari, Demokrat disebut tak akan mendulang banyak keuntungan jika bergabung ke koalisi pendukung Prabowo Subianto.

Apalagi, sejak lama nama Menteri BUMN Erick Thohir digadang-gadang jadi calon pendamping Menteri Pertahanan itu.

“Jika Demokrat masuk dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN dan PBB, maka peran Demokrat akan dinihilkan pula oleh Prabowo atau Golkar serta PAN,” kata Ari.

Realistis Gabung Prabowo Subianto

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, Demokrat memang harus menyudahi drama dengan Nasdem dan Anies serta dinamika di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Dia mengatakan, Partai Demokrat harus sigap mengingat masa pendaftaran bakal capres-cawapres semakin dekat.

Bila terlambat menentukan pilihan politik, Agung menilai Partai Demokrat akan kembali kehilangan momentum sebagaimana 2 pilpres sebelummya.

Jika dilihat dari komposisi poros politik yang ada saat ini, Agung melihat ada sebuah peluang bagi Demokrat buat tetap bisa memberikan dukungan kepada sosok tertentu.

"Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjadi yang terdepan setelah Koalisi PDI-P, karena relasi dan cerita SBY lebih baik dengan Prabowo ketimbang Mega," kata Agung saat dihubungi pada Minggu (3/9/2023).

Meskipun AHY dan Puan Maharani, anak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, pernah bertemu membicarakan politik beberapa waktu lalu dan memunculkan wacana islah antara SBY dan Megawati, Agung menilai hal itu belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Keuntungan lainnya adalah, kata Agung, saat ini elektabilitas Prabowo masih lebih unggul dari para pesaingnya, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Hal itu diketahui dari sejumlah hasil jajak pendapat yang dilakukan berbagai lembaga survei.

Dengan modal keunggulan elektabilitas itu, Agung menilai kerja Partai Demokrat relatif lebih mudah jika ikut mengusung Prabowo sebagai bakal capres.

Akan tetapi, lanjut Agung, jika Demokrat memang memilih merapat ke kubu Prabowo maka mereka tidak bisa lagi mensyaratkan AHY sebagai bakal cawapres sebagai harga mati terhadap koalisi.

Sebab di kubu Prabowo atau Koalisi Indonesia Maju sudah dihuni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional.

Baik PAN maupun Golkar juga menyodorkan jagoan masing-masing buat dipasangkan sebagai bakal cawapres Prabowo.

Golkar mengajukan sang Ketua Umum Airlangga Hartarto dan PAN menjagokan Erick Thohir yang juga dikenal dekat dengan Nahdlatul Ulama.

"Artinya, pertimbangan koalisi yang ideal bagi Demokrat adalah KIM karena punya potensi memenangkan pilpres dan di sana Demokrat tak harus menempatkan AHY sebagai cawapres menimbang kehadiran di KIM sebatas pelengkap," ucap Agung. 

AHY Move On

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan selamat atas deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden di Pemilu 2024.

“Saya ucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan. Semoga sukses,” ujar AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Senin (4/9/2023).

AHY berharap agar seluruh kader Partai Demokrat dapat memiliki kebesaran hati untuk menerima keadaan saat ini.

Di sisi lain, ia juga telah memaafkan para pihak yang telah menyakitinya dan Demokrat.

“Semoga kita semua bisa memaafkan, walaupun tidak begitu saja melupakan,” tutur dia.

Putra sulung Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga meminta kadernya untuk segera menyambut berbagai kemungkinan kerja sama politik ke depan.

Ia tak mau para kader Demokrat larut dalam kekecewaan setelah Anies dan Muhaimin resmi mendeklarasikan diri untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Mari kita buka lembaran baru ke depan, kita harus segera move on,” imbuh dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketimbang Koalisi Prabowo, Demokrat Dinilai Lebih Untung jika Merapat ke PDI-P Dukung Ganjar"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved