Berita Balikpapan Terkini

Manfaatkan Gas Metana dari Sampah di Rumah Warga Balikpapan, Upaya Redam Efek Rumah Kaca Lewat EBT

TPA Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur, berhasil memanfaatkan gas metan dari sampah untuk menghasilkan energi baru terbarukan (EBT)

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
Pengembang gas metana dari sampah, Suyono, mendemonstrasikan penyalaan kompor melalui jaringan gas TPA Manggar. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - TPA Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur, berhasil memanfaatkan gas metan dari sampah untuk menghasilkan energi baru terbarukan (EBT).

Gas metan tersebut digunakan untuk memasak oleh warga sekitar TPA.

Kepala UPTD TPA Sampah Manggar Balikpapan, Muhammad Haryanto, mengungkapkan upaya berkelanjutan dalam mengeksploitasi gas metana yang dihasilkan dari sampah.

Sejak tahun 2012, mereka telah berkomitmen untuk menangkap dan memanfaatkan gas berpotensi ini, mengingat sumber sampah manusia tidak akan pernah habis.

"Pada awalnya, konsep kami tahun 2012 adalah mengekstrak gas metana dari air lindi, yang merupakan cairan sampah yang terus-menerus mengalir. Kami mengarahkan air lindi ini ke IPAL dan berhasil menangkap gas metan," ungkap Haryanto.

Baca juga: Pusat Daur Ulang Sampah di Balikpapan, Cara Perpanjangan Masa Pakai TPA Manggar

Baca juga: 3 Jam Bebersih Pesisir Dusit Balikpapan, Diperkirakan 7,5 Ton Sampah Dilarikan ke TPA Manggar

Pada awalnya, kata dia, gas ini digunakan untuk penerangan dan disalurkan ke sekitar 20 rumah. Namun, tahun 2018 membawa perubahan besar dengan dukungan dari PT Pertamina Hulu Mahakam, yang memberikan dukungan CSR.

Pengembangan lebih lanjut melibatkan penangkapan gas metan langsung dari zona penimbunan sampah, yang dilengkapi dengan pipa-pipa ventilasi gas untuk mengurangi risiko akumulasi gas yang berbahaya di dalam sampah.

"Kami sekarang telah berhasil memberikan gas metan untuk memasak kepada sekitar 305 warga dari 4 RT yang berdekatan. Distribusi dilakukan melalui pipa paralon," tambahnya.

Sistem distribusi ini tidak membebankan biaya kepada warga, tetapi dengan meningkatnya penggunaan, ada kebutuhan untuk pemeliharaan jaringan pipa.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, warga membentuk kelompok pengelola gas metan dan mengenakan iuran bulanan sebesar Rp 10 ribu per rumah untuk dana operasional dan pemeliharaan.

Sementara itu, TPA Sampah Manggar Balikpapan menerima sekitar 400 ton sampah per hari, yang mencakup berbagai jenis sampah, termasuk sampah domestik dan organik.

Salah seorang pengembang gas metana dari sampah, Suyono (59) merupakan sosok penting dalam menghadirkan energi baru terbarukan bagi warga sekitar TPA Manggar Balikpapan.

Melalui inovasi dan kerja sama yang kuat, ia berhasil memanfaatkan sampah menjadi sumber gas metana yang bermanfaat.

Pada tahun 2012, produksi gas metana dari sampah di TPA Manggar mengalami kendala serius.

Tidak semua rumah di sekitar area tersebut menerima gas tersebut, dan distribusinya tidak lancar.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved