Berita Nasional Terkini
Ketika Indonesia Bikin Jepang Sakit Hati, Proyek Kereta Cepat Diberikan ke China
Indonesia pernah buat Jepang sakit hati karena proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia pernah buat Jepang sakit hati karena proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Diketahui, pemerintah baru-baru ini memutuskan untuk membuka opsi utang yang timbul dari proyek ini bisa dijamin keuangan negara.
Keputusan pemerintah Indonesia untuk bisa menjamin pembayaran utang Kereta Cepat Jakarta Bandung disahkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 tahun 2023 yang diteken Sri Mulyani.
Pemberian jaminan pemerintah untuk utang proyek KCJB sejatinya mengingkari janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.
Pada awalnya, Jokowi beberapa kali menegaskan proyek ini dikerjakan dengan skema business to business (b to b) antar-BUMN Indonesia dan China.
Di mana Indonesia tidak akan mengucurkan APBN maupun memberikan jaminan dalam bentuk apa pun apabila di kemudian hari proyek ini mengalami permasalahan.
Menilik ke belakang, tepatnya di tahun 2014-2015, proyek ini awalnya merupakan gagasan Jepang yang diusulkan di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bahkan pemerintah Negeri Sakura melalui JICA (Japan International Cooperation Agency), sudah melakukan studi kelayakan meski belum diputuskan pemerintah Indonesia.
Saking seriusnya menawarkan proyek tersebut, JICA bahkan rela menggelontorkan modal sebesar 3,5 juta dollar AS sejak 2014 untuk mendanai studi kelayakan yang dilakukan bersama Kementerian Perhubungan dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (kini BRIN).
Baca juga: Link Daftar Tiket Gratis Kereta Cepat Tahap 2, Uji Coba KCJB hingga 30 September 2023
Baca juga: Cara Daftar Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Link Pendaftaran Dibuka Hari Ini
Baca juga: Melaju 350 Km/Jam, Jokowi dan Selebriti Naik Kereta Cepat, Jakarta-Bandung Hanya 28 Menit
Beralih dari SBY ke era pemerintahan Presiden Jokowi, setelah melalui berbagai pertimbangan baik ekonomi maupun politik, akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan membangun kereta cepat dengan rute Jakarta-Bandung.
Jepang kemudian menawarkan investasi kereta cepat sebesar 6,2 miliar dollar AS.
Tawaran proyek ini dibiayai pinjaman masa waktu 40 tahun dan bunga hanya 0,1 persen per tahun.
Namun di tengah jalan China menyalip Jepang dengan menawarkan proposal KCJB dengan investasi yang lebih murah, yakni 5,5 miliar dollar AS dan bunga lebih tinggi yakni 2 persen (sebelum membengkak di kemudian hari).
Pemerintah Indonesia akhirnya mantap memilih China sebagai partner untuk membangun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, sekaligus menjadi proyek kereta peluru pertama di Asia Tenggara.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Makin Melenceng dari Janji tanpa APBN, Jokowi Beri Subsidi Tiket KCJB
Menteri BUMN 2014-2019, Rini Soemarno mengungkapkan alasan pemerintah Indonesia tak memilih Jepang untuk menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah karena Negeri Sakura meminta jaminan dari pemerintah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20230919_KCJB.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.