Berita Samarinda Terkini

Walikota Andi Harun Protes Harga Tiket Pesawat ke Samarinda Mahal, Kirim Surat ke Pusat

Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat dari dan ke Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
Wali Kota Samarinda Andi Harun, mengeluhkan harga tiket pesawat mahal, jelas saja, secara garis besar, ini jadi salah satu penyumbang inflasi. Mahalnya tiket pesawat itu berdampak pada tingginya beberapa harga barang di Kota Samarinda. 

Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan APT Pranoto beberapa waktu lalu.

“Komunikasi kami lakukan sejak Maret, itu juga terkait dengan penambahan fasilitas instrumen landing sistem pesawat,” tuturnya pada TribunKaltim, Minggu (24/9/2023).

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Berau-Balikpapan-Samarinda Naik, Dishub Beber Bukan karena Avtur Saja

Hasil pertemuan dengan Kepala APT Pranoto diketahui bahwa Tarif Batas Akhir (TBA) yang berlaku memang tidak melanggar, tapi angka avtur lah yang mempengaruhi dan menjadi salah satu penyumbang inflasi.

Sejak covid, pandemi, karena memulihkan penerbangan ini sulit sebab bandara mengembalikan maskapainya karena takut tidak bisa membayar sewa,

"Nah, untuk mengembalikannya lagi perlu biaya yang tinggi, avtur yang naik,” jelasnya lagi.

Dia membeberkan, terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga pada tiket pesawat di Kota Samarinda.

Setelah dilakukan koordinasi dengan APT Pranoto, faktor pertama ada harga avtur yang tinggi karena mengikuti harga dunia.

"Mereka harus ada minimal ongkos kirim,” jelasnya.

Alasan kedua, ia menjelaskan bahwa perhitungan tarif tiket dihitung berdasarkan status pulang-pergi.

“Jadi kemungkinan misalnya dari Samarinda ke Jakarta atau ke kota tujuan lain kemudian sebaliknya, harus seimbang pergi dan pulang, harus seimbang perhitungannya,” ungkap Manalu.

Ilustrasi harga tiket pesawat mahal, sedang tinggi harganya.
Ilustrasi harga tiket pesawat mahal, sedang tinggi harganya. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Kemudian Manalu menjelaskan faktor ketiga yakni dikarenakan jumlah pesawat di seluruh Indonesia yang kian berkurang sejak pandemi.

“Sebelum Covid ada sekitar 500 pesawat, sekarang hanya 300an,” sebutnya.

Terkait dengan isi dan garis besar surat yang akan dilayangkan kepada Menteri Perhubungan, ia mengaku bahwa surat ini sedang dikonsepkan.

“Batas atas bawah itu sedang kami konsepkan suratnya,” tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved