Pilpres 2024

Menag Yaqut Tak Tinggal Diam Mau Disanksi PKB, Ketua GP Ansor Hanya Tunduk ke Kiai di Majelis Syuro

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tak tinggal diam mau disanksi PKB, Ketua GP Ansor hanya tunduk ke Kiai di Majelis Syuro

Editor: Rafan Arif Dwinanto
HO/Kemenag RI
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tak tinggal diam mau disanksi PKB, Ketua GP Ansor hanya tunduk ke Kiai di Majelis Syuro 

TRIBUNKALTIM.CO - Hubungan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB, memanas.

PKB akan memberikan sanksi pendisiplinan terhadap Ketua GP Ansor tersebut.

Yaqut yang merupakan kader PKB dinilai tak menjalankan kebijakan partai.

Namun, Yaqut Cholil Qoumas tak tinggal diam akan diberi sanksi.

Yaqut Cholil Qoumas mempertanyakan rencana Partai Kebangkitan Bangsa yang hendak mendisiplinkannya buntut pernyataan "Jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis".

Baca juga: GP Ansor Tak Tinggal Diam PKB Berani Sanksi ke Menteri Agama, Sebut Partai Pimpinan Cak Imin Arogan

Baca juga: PKB Siapkan Sanksi Buat Menteri Agama, Tak Terima Yaqut Singgung Politisasi Agama di Pilgub DKI 2017

Yaqut mengatakan dia juga merupakan pengurus di partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ini.

Sehingga dia bertanya siapa yang berhak memanggilnya.

"Pengurus yang mana dulu? Siapa yang berhak?

Saya ini salah satu pengurus ini, masa saya panggil diri saya sendiri," ujar Yaqut saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Menurut Yaqut, dia menduduki salah satu jabatan ketua di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB.

Namun, dia mengaku belum tahu apakah struktur di PKB sudah direvisi atau belum.

Yang pasti, hingga saat ini, Yaqut belum menerima panggilan dari PKB terkait ucapannya itu.

Jika yang melakukan pemanggilan adalah dari Dewan Syura PKB, Yaqut menegaskan dirinya sangat menghormati para kiai.

"(Kalau) Dewan Syura ya saya taat kepada kiai," ucap dia.

Sementara itu, Yaqut menekankan setiap partai pasti memiliki AD/ART-nya masing-masing, termasuk PKB.

Yaqut mengklaim pernyataannya itu dia lontarkan demi mencerdaskan masyarakat.

Akan tetapi, jika dianggap salah, maka dia siap dipanggil partai.

"Kalau saya mengajak masyarakat untuk rasional mengajak rakyat untuk memilih dengan cara cerdas itu dianggap kesalahan, ya monggo begitu loh," imbuh Yaqut.

Dikutip dari Tribunnews, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menanggapi kelakar dari Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut jangan memilih pemimpin karena wajahnya ganteng dan mulutnya manis.

Menurut Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, pernyataan dari seorang Menag tersebut sejatinya tidak patut diungkapkan.

Sebab, dia menilai, pernyataan Menag Yaqut layaknya seorang buzzer dan seperti provokator.

Dia pun mempertanyakan alasan Yaqut yang merupakan seorang Menteri Agama sampai melontarkan pernyataan demikian.

"Ini untuk apa mengeluarkan begitu?

Buang-buang statement menurut saya, buang-buang omongan yang nggak perlu.

Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang seperti itu," kata Jazilul saat dimintai tanggapannya, Minggu (1/10/2023).

Politisi yang akrab disapa Gus Jazil itu meminta agar Menag Yaqut untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan.

Baca juga: Jokowi Tantang Anies Baswedan, Capres NasDem Tuding PSN Ada Titipan Kanan Kiri

Apalagi, Yaqut merupakan pejabat publik dan merupakan pembantu Presiden Jokowi yang memperoleh gaji dari rakyat dan seharusnya menciptakan keharmonisan jelang Pemilu 2024 ini.

"Hati-hati menjaga mulutnya. Karena apa karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni.

Bukan untuk mengeluarkan statement statement yang nggak perlu," kata Gus Jazil.

Dia juga mengatakan, apa yang diungkapkan oleh Menag Yaqut ini telah mengesampingkan apa yang sejatinya diserukan oleh Presiden Jokowi.

Kata dia, Presiden Jokowi sudah kerap menyerukan politik sejuk dan damai, jangan sampai justru dirusak oleh pernyataan seorang menterinya.

"Apalagi menjadi pembantu presiden.

Presiden sudah bolak balik bilang kita jaga persatuan, jangan ada politik pecah belah, jangan bikin hoaks, ini hoaks kok dari negara, ini hoaks kok mulai dari menteri agama yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama.

Saya pikir itu tidak pantas," tukas dia.

Sementara itu, Bacawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin hanya tersenyum merespons pernyataan Yaqut Cholil Qoumas.

"Ah itu omongan buzzer, hahahahahaha," ujar Cak Imin.

Menag Yaqut sebelumnya mengingatkan umat Buddha agar melihat rekam jejak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Yaqut mengingatkan jangan memilih pemimpin secara asal-asalan.

Hal itu disampaikan Yaqut dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah.

Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik.

Baca juga: Hasil Survei LSI Denny JA: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Anies Turun usai Deklarasi Cawapres

Yaqut lalu mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.

"Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik.

Kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta, kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan," kata Yaqut. 

Respon GP Ansor

Sementara itu rencana pendisiplinan untuk Menag Yaqut menuai banyak protes dari GP Ansor.

Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo menilai pernyataan Menag Yaqut justru sangat positif dan edukatif.

Wibowo menegaskan Yaqut tak pernah sama sekali menyebut sosok capres dan cawapres tertentu, ia hanya menyebut kriteri.

Sehingga memancing warga untuk lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin bangsa.

"Pernyataan Menteri Agama itu normatif, memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidak dari penampilan saja tapi juga dari track recordnya, dari jejak rekamnya," kata Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/10).

"Track record capres dan cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam penggunaan agama sebagai alat politik.

Sebagai Menteri Agama, Gus Men tentu harus menyampaikan hal ini ke publik sebagai pendidikan politik," sambungnya.

Wibowo mengatakan meski Yaqut tidak menyebut nama, pernyataan ini direspons oleh Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Waketum PKB Jazilul Fawaid. Menurutnya, respons kedua pimpinan PKB itu terlalu arogan.

"Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif dan arogan.

Faktanya, Gus Men sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya.

Baca juga: Anies Baswedan Gerilya di Markas Ganjar Pranowo, Dapat Dukungan Putra KH Maimoen Zubair di Pilpres

Sekali lagi, Gus Men hanya menyebut kriteria dan itu wajar bahkan perlu untuk pendidikan politik," tegasnya.

Hal senada disampaikan Kadensus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman. Menurutnya, respons Cak Imin dan Jazilul Fawaid dinilai berlebihan.

"Cak Imin dan Jazil ini politisi baperan. Pernyataan seperti itu memang harus disampaikan Gus Men sebagai Menteri Agama.

Kalau jadi politisi baperan mending berhenti saja dari politisi. Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat lho.

Tugas mereka bukan mem-framing pernyataan Menag tapi harusnya mendukung pernyataannya," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mau Didisiplinkan PKB, Menag Yaqut: Siapa yang Berhak? Kalau Kiai Saya Taat"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved