Kisah Buaya Riska di Bontang
Buaya Riska Ternyata Punya Saudara Kembar? Inilah Kisah Awal Mula Buaya Riska Bertemu Ambo
Buaya Riska ternyata punya saudara kembar. Di balik kisah awal mula pertemuan buaya Riska dengan Ambo.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Ambo menyadari umurnya tak muda lagi. Riska pun diperkirakan berumur 23 tahun saat ini. Empat belas tahun lalu ia menemukan Ambo, yang saat itu bekerja di pabrik.
Pekerjaannya kala itu menghalau lumpur masuk ke kawasan pabrik.
Pabrik perusahaan pupuk terbesar di Indonesia jadi saksi bisu hubungan yang terjalin antar mereka berdua. Muara Sungai Gusung merekam sejarah pertemuan mereka yang sulit dijangkau dengan nalar dan akal sehat.
"Pertama kali ketemu dia, siapa yang gak kaget. Pernah saya lihat buaya, tapi gak pernah mendekat. Ini kok Riska nyerahkan diri. Diikuti saya. Saya gak tembak. Malah kasih makan. Sampai akhirnya setia," katanya.
Ambo tak pernah menyangka bisa berteman dengan buaya di tanah perantauan. Umur 18 tahun ia merantau ke Kalimantan Timur. Pernah tinggal di Kutim, Samarinda dan sekarang Bontang.
"Gak nyangka. Itu kubilang gak kusangka. Aku ini orang perantau dari Palu. Gak mungkin kupikirkan di Kalimantan ketemu buaya. Gak pernah terpikir punya anak angkat seekor buaya," seloroh pria beranak satu ini.
Ambo tak malu mengaku gelisah, apabila Riska lama tak muncul. Hubungan emosional keduanya sudah sangat lekat dan dekat.
Cara berkomunikasi mereka unik. Ambo cukup melihat gerak-gerik buaya Riska saat ia ngobrol. Ia mengaku paham apa yang dikatakan buaya tersebut.
Apabila ada hal penting yang ingin disampaikan Riska kepada Ambo, ia menyampaikannya lewat mimpi. Bukan mimpi Ambo, tapi istrinya.
"Belum pernah terpikir berpisah dengan Riska. Itu belum mau kupikir. Yang kupikir, aku masih mampu kasih dia makan. Akan kupelihara terus sampai kapan pun," ujarnya.
Kalau pun harus berpisah dengan Riska, ia bisa menerima bila itu keinginan buaya betina yang 14 tahun lalu ditemukannya masih berukuran sekira 1 meter.
"Kalau dia sendiri yang mau pergi, gak masalah. Karena dia pengen sendiri. Kalau ditangkap orang atau apa, itu lain lagi. Tak akan kuterima," kata Ambo sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara, matanya berkaca.
Namun tiba-tiba, urat kepala Ambo tampak tertarik. Dahinya berkerenyit. Ia langsung teringat, belum lama ini ia kedatangan tamu.
Ia mengaku petugas semacam Balai Konservasi Satwa Liar. Kedatangan mereka memperingatkan bahwa keberadaan buaya Riska di tengah masyarakat amat berbahaya.
"Nyawa saya jaminannya kataku. Heran saya dengan mereka. Tahu, apa? Riska punya saya," sambarnya.
Baca juga: Viral Kisah Awal Pertemanan Pak Ambo dengan Buaya Riska, Buntuti Perahu hingga Bersahabat 26 Tahun
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.