Berita Kaltim Terkini

6 Motif Batik Asal Kalimantan Timur dan Filosofinya, Cantik dan Memukau

Kalimantan Timur, salah satu provinsi di Indonesia, memiliki kekayaan budaya yang kaya, termasuk tradisi batik yang unik.

Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
iwarebatik.org
Kalimantan Timur, salah satu provinsi di Indonesia, memiliki kekayaan budaya yang kaya, termasuk tradisi batik yang unik. 

Menjalani hidup haruslah selaras dengan aliran alam semesta.

Hidup akan menjadi lebih mudah jika kita tetap bersikap sewajarnya dan alami sesuai perintah Tuhan, dan mengambil langkah untuk mengikuti ketentuan tersebut.

3. Motif Batang Garing

Motif Batang Garing
Motif Batang Garing (Pinterest)

Motif batang garing adalah gambaran simbolik dari pohon kehidupan, dengan bentuknya menyerupai kerucut yang mirip kepala tombak.
Menurut keyakinan suku Dayak, batang garing melambangkan Dewa Ranying, yang dianggap sebagai Mahatala Langit atau pencipta semua makhluk hidup.

Dengan kombinasi warna merah dan hitam, motif batik batang garing memiliki pesona yang memikat dan menawan.

Lekukan simetris pada motif ini menambah keindahan desainnya.

Motif batik semacam ini sering ditemui dalam relief etnik suku Dayak, mencerminkan kekayaan warisan budaya mereka.

4. Motif Shaho

20231011_Batik Kalimantan Timur-3
Motif Saho

Tidak seperti motif batik khas Kalimantan Timur lainnya, motif shaho terinspirasi dari lengkungan akar dan ranting pohon.

Bentuk-bentuk spiral dan lingkaran sering digunakan dalam berbagai lukisan dan ukiran tradisional suku Dayak.

Penggunaan warna yang kontras dan cerah menambah daya tarik pada motif shaho.

Batik ini terkenal dengan ukiran khas suku Dayak yang terdapat padanya, ditambah variasi ukiran yang beragam pada motif shaho membuatnya semakin diminati dalam seni Batik Kalimantan Timur.

5. Motif Tengkawak Ampiek

20231011_Motif Tengkawak Ampiek_Batik Kalimantan Timur
Motif Tengkawak Ampiek

Motif tengkawang ampiek adalah corak batik khas Kalimantan Timur yang menggambarkan seni ukir kayu.

Nama motif ini berasal dari bahasa Kutai, di mana "tekawang" merujuk pada jenis pohon meranti merah, dan "ampiek" memiliki makna ukiran kayu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved