Berita Nasional Terkini

Eks Stafsus Andi Sudirman Tak Terima Pj Gubernur Sebut Sulsel Bangkrut, Irwan: Belum Layak Jadi Pj

Eks Stafsus Andi Sudirman tak terima Pj Gubernur sebut sulsel bangkrut, Irwan: Belum layak jadi Pj.

|
Editor: Rafan Arif Dwinanto
Dok Tribun-timur/renaldi
SULSEL BANGKRUT - Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan provinsi yang dipimpinnya itu bangkrut defisit Rp1,5 triliun. Eks Stafsus Andi Sudirman tak terima Pj Gubernur sebut Sulsel bangkrut, balas penjelasan menohok. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kabar Sulsel bangkrut yang disampaikan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin bikin heboh.

Pernyataan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar ini langsung mendapat bantahan menohok dari Mantan Staf Khusus (Stafsus) era Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS) Irwan ST.

Sebelumnya, Bahtiar membongkar Pemprov Sulawesi Selatan memiliki defisit APBD mencapai Rp 1,5 triliun.

Bahtiar pun lantas menyebut sulsel bangkrut.

Menurut Irwan penyataan yang dilontarkan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar menunjukkan kelasnya yang belum layak menjadi Pj.

Baca juga: Makin Memanas, DPW PKB Sulsel Usulkan Menag Yaqut Dipecat dari PKB, Buntut Sindir Pilgub DKI 2017?

Baca juga: Terjawab Sudah Kenapa Pj Gubernur Bahtiar Sebut Sulawesi Selatan Bangkrut dan Ungkap Alasan Defisit

“Pj Gubernur ini kok tidak tahu bedakan mana bangkrut, fiktif dan defisit 1,5 triliun rupiah”, ujar Irwan berdasarkan rilis yang diterima, Kamis (12/10/2023).

Irwan kemudian menjelasan bahwa total utang Pemprov Sulsel sesuai LPH BPK RI sebesar 1,8 triliun rupiah di tahun 2022 sewaktu Nurdin Abdulllah (NA) karena pada tahun 2020, NA melakukan pinjaman Rp 1,1 triliun dengan tenor 8 tahun dari PT. SMI untuk dana PEN Covid-19.

“Sejak masa Andi Sudirman Sulaiman (ASS) utang jangka panjang itu sisa Rp 600 miliar. Utang 600 miliar ini sesuai perjanjian dengan PT SMI akan diansur pembayarannya sampai dengan tahun 2028 dan selalu disiapkan anggarannya tiap tahun di APBD”, katanya.

Kedua, kata Irwan, utang 2020-2023 masa ASS karena proyek luncuran belum selesai fisik ataupun berjalan pada tahun anggaran 2023 sebagai utang jangka pendek sebesar Rp.1,2 triliun lebih.

“Utang jangka ini telah dibayarkan saat ASS menjabat yang terdiri dari utang DBH Rp 726 miliar lebih, utang belanja pegawai Rp100 miliar, utang Barjas Rp38 miliar lebih, utang Hibah Rp1,5 miliar, utang modal Rp95 miliar dan pembayaran pokok pinjaman sebesar Rp133 miliar”, tandas Irwan.

Sehingga, kata Irwan, dari Rp1,2 triliun tersisa total utang yang belum terbayarkan hanya sebesar Rp54 miliar lebih. Hal ini karena belum diverifikasi oleh auditor.

Karena itu, Irwan menegaskan, bahwa selama kepemimpinannya, ASS tidak pernah membuat kebijakan utang karena harus melalui mekanisme persetujuan DPDR Sulsel

“Dan itu tidak pernah diajukan dari Gubernur ASS ke DPRD sejak 2021,2022 dan 2023”, tegasnya.

Di samping itu, ASS telah menyelasaikan utang PEN hingga tersisa Rp600 miliar karena tenor pinjamannya dengan PT SMI hingga 2028. “Dan pinjaman ini dilakukan Nurdin Abdullah saat masa Covid”, imbuhnya.

Baca juga: IKN Nusantara Resmi Jadi Ibu Kota, Status Jakarta Belum Tentu Jadi DKJ, Heru Budi: Jadi Global City

Selanjutnya, kata Irwan, defisit tidak bisa dianggap karena belum berakhir tahun 2023 dan serapan tercatat kurang lebih masih 50 persen lebih.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved