Berita Bontang Terkini

Soal Penanganan Stunting di Bontang, Najirah Sebut Verifikasi Data Adalah Hal yang Terpenting

Pemerintah Kota Bontang mengklaim berhasil menekan angka prevelensi stunting dari 21 persen pada 2021, menjadi 18,53 persen sampai Oktober 2023 ini.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
Wakil Walikota Bontang Najirah saat ditemui Tribunkaltim.co, di Mangrove Berbas Pantai, Senin (16/10/2023).  

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pemerintah Kota Bontang mengklaim berhasil menekan angka prevelensi stunting dari 21 persen pada 2021, menjadi 18,53 persen sampai Oktober 2023 ini.

Meski demikian, penentasan masalah tengkes ini masih jauh dari target nasional yaitu 14 persen pada 2024.

Wakil Walikota Bontang Najirah mengakui dalam penanganan stunting di Bontang, masih banyak masalah yang mesti dibereskan. Terutama soal data.

Baca juga: Camat Mengklaim Kasus Stunting di Marangkayu Kukar Turun

Menurutnya, penanganan tengkes bisa dilakukan maksimal jika dijalankan dengan aksi nyata berdasarkan data by name by addres. Agar intervensi, pengawasan sampai pendampingan ibu hamil dan balita bisa tepat sasaran.

Lantaran kunci keberhasilan penanganan gizi kronis ini mesti dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yakni 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah dilahirkan.

"Kami terus melakukan verifikasi data dengan by name by addres. Karena dengan cara itu, kita bisa menyentuh langsung keluarga dan anaknya secara tepat untuk mengejar target 14 persen 2024," kata Najirah saat ditemui Tribunkaltim.co, di Mangrove Berbas Pantai, Senin (16/10/2023).

Lebih lanjut, Najirah menyebut bahwa mayoritas masalah tengkes dialami oleh masyarakat yang bermukim di atas air. Seperti Kelurahan Berbas Pantai, Tanjug Laut Indah dan Bontang Kuala.

Baca juga: Pemkab Kutai Timur Targetkan Penurunan Stunting Tahun 2023 hingga 6 Persen

Faktor penyebabnya beragam. Mulai dari pemenuhan gizi balita yang kurang hingga kebiasaan masyarakat yang masih menerapkan BABS alias jamban cemplung.

Untuk mengentas persoalan tersebut pemerintah, kata Najirah, mengandeng beberapa perusahaan menerapkan program sumbang telur dan intervensi makanan bergizi dan pemasangan jamban dengan berbasis data yang terus diverifikasi.

"Kami masih optimis bisa mengejar target nasional. Karena verifikasi data di 15 Kelurahan sudah hampir selesai, berbasiskan data nanti sentuhannya akan tepat sasaran," pungkasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved