Berita Bontang Terkini

Syarat Buaya Riska Dikembalikan ke Habitat, Semua Buaya yang Ditangkap di Bontang juga Harus Balik

Semua Buaya yang ditangkap dari Bontang juga harus dikembalikan ke habitatnya bila ingin buaya Riska dikembalikan ke Sungai Guntung Bontang.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Buaya Riska, buaya yang viral di media sosial, dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan. Semua Buaya yang ditangkap dari Bontang juga harus dikembalikan ke habitatnya bila ingin buaya Riska dikembalikan ke Sungai Guntung Bontang. 

TRIBUNKALTIM.CO-  Semua Buaya yang ditangkap dari Bontang juga harus dikembalikan ke habitatnya bila ingin buaya Riska dikembalikan ke Sungai Guntung Bontang.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Menanggapi sikap Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Kota Bontang, yang bersurat ke Presiden Joko Widodo.

BKSDA Kaltim mengaku tak mempermasalahkan bila Buaya Riska kembali ke Sungai Guntung Bontang, tapi ada syarat yang harus dipenuhi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Masata bersurat kepada Presiden Jokowi  agar Buaya Riska dikembalikan ke habitatnya, di Sungai Guntung, Bontang Utara.

Baca juga: Ambo Dilarang Beri Makan dan Buat Konten Buaya Riska di Dalam Kolam Penangkaran Teritip Balikpapan

Saat ini Buaya Riska masih berada di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan.

Menanggapi hal tersebut, BKSDA menegaskan tak masalah jika Buaya Riska diminta kembali ke habitatnya di Sungai Guntung, Bontang.

Namun BKSDA menyebut ada syaratnya.

Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto mengaku sudah menerima dan membaca salinan surat yang dikirim Masata kepada Presiden.

Menurutnya, apa yang dilakukan Masata adalah hal yang wajar dan mesti dihargai, sebagai ruang kebebasan bersuara dalam demokrasi.

Namun, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya dalam penanganan konflik manusia dan binatang khususnya buaya di Guntung, sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku dengan mempertimbangkan banyak hal.

Terkait keselamatan manusia, satwa dan mengurangi potensi konflik horizontal yang bisa saja muncul.

Merespon apa yang disampaikan masyarakat dan pemerintah kepada tim BKSDA turun melakukan survei di daerah Guntung.

Mesti demikian, BKSDA tidak keberatan jika Buaya Riska dikembalikan lagi ke Bontang.

Pak Ambo saat menemui Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan.
Pak Ambo saat menemui Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan. (YouTube Fitriyani Riska)

Tetapi ada syaratnya, selain Buaya Riska, buaya-buaya lain yang ditangkap di daerah Bontang juga harus diambil dan kembali ke Sungai Guntung, karena pada dasarnya daerah pesisir Bontang adalah memang habitatnya.

"Jika beberapa masyarakat ingin mengembalikan atau sangat peduli terhadap buaya, kami sangat senang. Tetapi bukan hanya Riska. Buaya yang pernah kami relokasi dari daerah Bontang harus dikembalikan semua," ungkap Ari kepada Tribunkaltim.co, Jumat (20/10/2023).

Dari itu ia berharap masyarakat jangan melihat BKSDA sebagai masalah.

Pasalnya Ari menjelaskan selama ini pihaknya bertindak dengan pertimbangan dan aturan yang ada.

Baca juga: Istri Tito Karnavian Akan Kunjungi Buaya Riska di Balikpapan

"Kami menunggu saja maunya seperti apa. Mau diambil silahkan. Tapi semuanya bukan hanya Riska. Mau ditaruh dipenangkaran kami juga fasilitasi," tuturnya.

Tetapi pastikan, satwa aman dan di antara masyarakat sendiri tidak terjadi konflik.

Karena menurutnya, paling baik adalah hidup berdampingan antara binatang dan manusia.

Selain itu, ia juga mendukung jika Pemerintah Kota Bontang yang berkeinginan untuk membuat penangkaran atau kebun binatang.

"Saya sudah sampai juga itu. Dari 2020 malah. Silahkan tetapi syaratnya juga dipenuhi. Kalau luasnya lebih dari 5 hektare harus Amdal," tuturnya.

Ia menjelaskan aturannya ada, misalnya bentuknya kebun binatang mini tinggal dibuat perjanjian kerja sama (PKS).

"Tidak ada salahnya. Kami mendukung apa yang dibutuhkan kami akan membantu. Karena untuk kebaikan bersama," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya muncul gerakan Kembalikan Buaya Riska ke Bontang, yang dikapitalisasi Masyarakat Sadar Wisata atau Masata.

Kelompok masyarakat ini bahkan bersurat ke Presiden Jokowi untuk turun tangan, mengembalikan buaya tersebut yang saat ini berada di Penangkaran Tritip Balikpapan, ke habitatnya di Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utara.

Buaya Riska, buaya yang viral di media sosial, dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan. Buaya tersebut berukuran 442 sentimeter dan berjenis kelamin jantan. Buaya tersebut dikarantina selama 3-7 hari dan akan tetap berada di penangkaran setelah masa karantina selesai.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Buaya Riska, buaya yang viral di media sosial, dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan. Buaya tersebut berukuran 442 sentimeter dan berjenis kelamin jantan. Buaya tersebut dikarantina selama 3-7 hari dan akan tetap berada di penangkaran setelah masa karantina selesai.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Tribunkaltim.co menerima salinan surat tersebut dalam bentuk pesan elektronik, pada Kamis (19/10/2023).

Dikonfirmasi, Ketua Masyarakat Sadar Wisata Kota Bontang Eko Satrya mengakui bahwa ia yang menulis surat terbuka tersebut.

Eko berharap lewat surat itu, Presiden Jokowi dapat melihat perspektif berbeda tentang pentingnya keberadan Buaya Riska di Bontang, untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam dan seiring usaha pemerintah membangun projek pariwisata sebagai upaya pasca industri.

Menurutnya cerita kedekatan manusia (Ambo) dan seekor buaya liar yang dikenal sebagai Riska ini, sangat menarik, unik dan hanya ada satu-satunya di Indonesia bahkan dunia.

"Panji sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia binatang dan sudah berkeliling ke mana-mana mengakui kedekatan Ambo dan Buaya Riska hanya ada di Bontang," ungkap Eko kepada Tribunkaltim.co, Jumat (20/10/2023).

Artinya keunikan dari prilaku Buaya Riska ini sudah menjadi ikon wisata untuk Bontang. Yang sudah terbukti berhasil menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional untuk datang melihat Buaya Riska, dihabitatnya dengan cara Ambo membuat konten di YouTube-nya.

"Semestinya Bontang berterima kasih kepada Ambo, karena dengan caranya Ambo bisa mengenalkan Bontang. Andaikan ini bentuknya promosi, saya yakin biaya sangat mahal mencapai ratusan miliar," ungkapnya.

Baca juga: Istri Tito Karnavian Akan Kunjungi Buaya Riska di Balikpapan

Maka mengembalikan Buaya Riska ke Bontang perlu dipertimbangakan.

Terkait teknisnya, sambung Eko, pemerintah bisa merumuskan sebuah kebijakan, misalnya membentuk kawasan konservasi khusus di area sungai Guntung, untuk menghindari potensi konflik yang bisa muncul kembali.

"Ini saya akui memang tidak mudah tapi perlu diusahakan, pemerintah kota, provinsi, BKSDA dan pusat bisa duduk bareng membahas ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Eko mengaku dari surat yang ia kirim sudah mendapat respon.

Ia dan Ambo beserta keluarganya diundang mendampingi Tri Suswati -istri Mendagri- yang dijadwalkan, akan datang ke Balikpapan Selasa, 24 Oktober mendatang untuk melihat Buaya Riska di Penangkaran Teritip.

"Pak Pj Gubernur katanya juga akan hadir, dan BKSDA juga. Saya berharap dalam kesempatan itu ada solusi yang bisa diambil," pungkasnya.

Sederet Kisah Konflik Manusia dan Buaya di Kaltim dan Kaltara

1. Hilang Sejak Minggu, Subli Ditemukan Dalam Perut Buaya di Sangkulirang Kutai Timur

Subli laki-laki berusia 51 tahun dinyatakan hilang sejak Minggu (25/6/2023), malam tadi ditemukan tewas dimakan buaya di Sungai Lebur, Desa Mandu Pantai Sejahtera, Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur.

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari Pos SAR Kutai Tumur bersama lainnya mendapat laporan dari warga terkait buaya di Sungai Lebur, Desa Mandu Pantai Sejahtera.

Tak lama, sekitar Senin (26/6/2023) yang tadinya proses pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan pagi nanti, akhirnya kembali dilanjutkan pada Senin (26/6/2023) sekitar pukul 18.30 Wita.

TIM SAR gabungan bersama pawang buaya berhasil menangkap buaya yang sejak awal dicurigai memakan korban afas nama Subli (L/51).

"Di hari yang sama, sekiranya pukul 21.00 Wita Tim SAR melakukan pembelahan perut buaya dan menemukan korban di dalam perut buaya dalam keadaan MD," ungkap Kepala Basarnas Kaltim, Melkyanus Kotta melalui rilisnya, Senin (26/6/2023) malam.

Singkat cerita, Tim SAR gabungan briefing kembali dan memutuskan untuk menutup pencarian tersebut sebab korban telah ditemukan.

Kemudian Tim SAR gabungan dikembalikan ke unit satuannya masing-masing.

Diberitakan sebelumnya, kronologi kejadian disampaikan oleh Kapolsek Sangkulirang, AKP Sudarwanto melalui rilisnya.

Pada hari Minggu (25/6/2023) sekiranya pukul 08.00 Wita, Subli seperti biasa mencari sihil atau siput kecil. Setiap hari Subli memang memiliki matapencaharian mencari siput kecil.

Namun, sekiranya pukul 17.00 Wita Subli belum juga pulang, akhirnya istri Subli pun mencarinya ke Sungai Lebur. Istri Subli pun mencari dengan bantuan kepada kerabatnya, Jasmin dan warga sekitar.

"Sekitar jam 21.00 Wita, Minggu (25/6/2023) akhirnya mereka menemukan kapal yang dipakai Subli untuk mencari sihi atau siput dalam keadaan diikat di pohon nipah," terangnya. (*)

2. Warga Kukar Diterkam Buaya Saat Pasang Jaring Ikan di Sungai Bumbung Anggana

Pencarian korban diterkam buaya di Kecamatan Anggana, Kukar melibatkan Tim SAR gabungan. (HO/Basarnas)

Nasib nahas menimpa seorang warga Desa Handil, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara bernama Aspiansyah (41).

Ia diterkam buaya saat memasang jaring ikan di Sungai Bumbung, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Rabu (15/2/2023).

Kejadian tersebut bermula saat korban bersama rekannya bernama Toni (44), hendak menjaring ikan.

Keduanya pun berangkat pada Selasa (14/2/2023) sekira pukul 13.00 Wita menggunakan perahu masing-masing dan tiba di Sungai Bumbung pada pukul 15.30 Wita.

Setibanya di sana, keduanya langsung memasang jaring ikan dengan jarak antar keduanya sekitar 100 meter.

Kemudian setelah memasang jaring ikan, keduanya pun pergi beristirahat di Muara Sungai Bumbung dan menunggu esok hari.

Keesokannya sekira pukul 07.00 Wita, keduanya kembali dan memeriksa jaring yang sebelumhya terpasang.

Ketika keduanya sibuk mengurusi jaringnya masing-masing, tanpa sadar seekor buaya melintas dan langsung menerkam Aspiansyah.

"Saksi yang saat itu melintas tidak melihat keberadaan korban. Dipanggil-panggil juga tidak ada balasan,” ujar Kepala Basarnas Kaltim, Melkianus Kotta, Kamis (16/2/2023).

Kekhawatiran Toni pun semakin memuncak, manakala melihat seekor buaya berukuran besar berada dekat dengan perahu milik korban.

Tidak lama saksi (Toni) melihat buaya yang melintas di sekitar perahu korban dan saksi melihat topi korban mengapung di atas air.

Saksi pun kemudian meminta bantuan warga, lalu melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Anggana. Pencarian pun langsung dilakukan melibatkan Tim SAR gabungan.

"Pencarian dibagi menjadi dua tim, dengan radius pencarian mencapai 5 kilometer (km) ke arah hilir Sungai Bumbung menuju muara," pungkasnya. 

3. Penemuan Mayat di Kutai Timur, Diduga Diterkam Buaya Manubar

Burhan, warga Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutim yang ditemukan meninggal dunia usai diduga hilang akibat diterkam buaya.

Tim Gabungan Penyelamatan telah menemukan Burhan (32), Warga Manubar Dalam, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, dalam keadaan meninggal dunia.

Burhan ditemukan pada Selasa (7/2/2023) malam, pukul 21.41 di kawasan perairan sejauh delapan kilometer dari lokasi terakhir korban hilang.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Balikpapan, Melkianus Kotta dalam keterangan resminya.

"Gabungan menerima info dari salah satu warga mendapati adanya korban meninggal dunia yang dicari oleh Tim SAR Gabungan," ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima TribunKaltim.co, Rabu (8/2/2023).

Selanjutnya Tim SAR Gabungan langsung bergerak menuju ke Lokasi untuk mengevakuasi korban yang berjarak 8 kilometer dari LKP (Last Know Position).

Kemudian korban dibawa ke rumah duka atas permintaan keluarga korban.

Perlu Ada Penutupan

Dengan ditemukannya korban, maka Operasi Kondisi membahayakan manusia terhadap satu orang yang diterkam buaya.

"Daerah di Sungai Manubar, Desa Manumbar diusulkan untuk ditutup," ujarnya.

Sebelumnya, Burhan dilaporkan hilang pada pada Jum’at (3/2/2023) sekitar pukul 21.00 Wita.

Salah satu rekan dan juga saksi yang bersama dengan Burhan mengaku korban hilang saat sedang memacing menggunakan ketinting.

Saksi menduga Burhan hilang secara tiba-tiba akibat diterkam buaya karena sempat melihat ada hewan seperti buaya di lokasi kejadian. 

4. Buaya 4 Meter Berhasil Ditangkap LKK Kutim, Diduga Renggut Nyawa 2 Bocah di Pantai Teluk Lombok

Penangkapan buaya sepanjang kurang dari 4 meter oleh LKK Kutim yang diduga menerkam anak-anak hingga meninggal dunia di Kutim. HO/LKK Kutim

Laskar Kebangkitan Kutai (LKK) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berhasil menangkap buaya sepanjang hampir empat meter.

Buaya tersebut diduga merupakan buaya yang telah merenggut nyawa sejumlah anak-anak di Perairan Pantai Teluk Lombok, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutim.

Ketua LKK Kutim, Rony Efendy mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pencarian terhadap buaya tersebut semenjak tiga hari yang lalu.

Bermula dari laporan pihak RT seputar pantai yang meminta agar buaya tersebut diamankan.

"Laporan dari RT minta diamankan buayanya. Jadi kami dari LKK ikut serta untuk pengamanan (buaya)," ujarnya pada TribunKaltim.co, Minggu (27/11/2022).Memang akhir-akhir ini keberadaan buaya di Kawasan Perairan Pantai Teluk Lombok meresahkan warga sekitar.

Ada dua kasus anak-anak disambar buaya di kawasan tersebut yang berakhir dengan meninggal dunia.

Oleh karenanya, LKK yang dikenal masyarakat Kutim ahli dalam menaklukkan buaya ini turun tangan untuk mengamankan buaya tersebut.

"LKK dipercaya untuk turun tangan dan alhamdulillah pencarian dan penangkapan buaya tersebut bisa membuahkan hasil," ujarnya.

Setelah memakan waktu tiga hari, buaya sepanjang hampir empat meter tersebut berhasil diangkat ke darat.

Selama pencarian dan penangkapan buaya, cuaca penghujan dan gelombang pantai menjadi kendala utama.

"Kendala cuaca dan gelombang, tapi tidak terlalu menjadi masalah. Kami tetap terus melakukan pencarian," ujarnya.

Buaya ditemukan kurang lebih 800 meter dari lokasi terakhir kasus sambaran buaya terhadap anak kecil hingga meninggal dunia, tepatnya di dekat dermaga yang mana memang dikenal kawasan berbahaya sebab sering terjadi kasus buaya menyambar.

Dengan penangkapan ini, Rony mengimbau kepada masyarakat dan warga di sekitar pantai untuk tetap selalu waspada.

"Hati-hati, buaya itu bukan cuma satu. Masih ada buaya yang lainnya. Jangan sampai kasus kehilangan nyawa karena sambaran buaya kembali terjadi," ujarnya. 

5. Pria di Sangatta Diterkam Buaya Muara, Kepala Korban Robek

Arya Tri Putra, pria 28 tahun warga Kampung Kajang, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutim diantar personil LANAL Sanfatta menuju rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.

Nasib malang menimpa Arya Tri Putra, pria 28 tahun warga Kampung Kajang, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur.

Pasalnya, niat untuk menghabiskan waktu libur kerja dengan memancing, justru membuat dirinya nyaris menjadi santapan buaya.

Kronologinya bermula dari Personil Muara Sangatta yang mendapatkan mendapatkan informasi melalui seluler dari Warga Muara Sangatta bahwa telah terjadi orang disambar buaya.

Lokasi kejadian di Muara Sangatta, tepatnya Desa Singga Gembara, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutim, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 sekira jam 04.30 Wita.

Demikian informasi yang dikutip dari rilis TNI Angkatan Laut (LANAL) Sangatta yang tersebar melalui pesan berantai.

Selanjutnya Personil Muara Sangatta menuju Muara Sangatta dengan mengunakan satu unit speed (perahu cepat).

"Membantu memberikan pertolongan, dan mengevakuasi korban ke Rumah Sakit," ujar rilis tersebut.

Mulanya, pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2022 sekira jam 15.00 Wita, korban bersama rekannya pergi mancing menuju Muara Sangatta dengan mengunakan sepeda motor.

Setiba di Muara Sangatta, korban bersama rekannya langsung memulai mancing.

Lokasinya tepat di depan rumah Majid yang kebetulan kosong karena ditinggal pulang kampung.

Sampai keesokan harinya pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 02.00 Wita, sembari memancing korban bersama rekannya baring-baring di atas jembatan depan rumah Sdr Bpk. Majid.

"Itu kejadian pada pukul 04.30 wita," terang rilis tersebut.

Tidak lama kemudian, buaya menyambar Korban di bagian kepala sehingga korban mengalami luka robek di bagian kepala sebelah kanan.

Pertolongan pertama yang dilakukan terhadap korban dilakukan dengan menutup luka menggunakan baju korban untuk mengurangi pendarahan.

Kemudian korban dibantu Personil Muara Sangatta dievakuasi dari Pos TNI AL Muara Sangatta menuju Posban kenyamukan.

Setelah itu dibawa menuju Rumah Sakit PKT Prima Sangatta, Kutai Timur. 

6. Konflik Buaya dan Manusia Meningkat di Musim Hujan, Warga Kaltara Diterkam Buaya Saat Jala Ikan

Buaya sepanjang 3,5 meter yang diamankan oleh Warga Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Memasuki musim penghujan, konflik buaya dengan manusia kian meningkat.

Seorang warga Desa Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara diduga diterkam buaya.

Kasi Ops Basarnas Tarakan, Dede Hariana mengatakan, kejadian tersebut diketahui hari Senin (10/10/2022) kemarin.

"Kita terima info tadi pagi sekitar jam 08.30 (Wita). Sekarang tim kita sudah ke sana (Tana Lia)" ujarnya saat dihubungi TribunKaltara.com, Selasa (11/10/2022)

Menurutnya, korban bernama Hamsah diduga diterkam buaya saat menarik jala di tambak.

Ia menyebut, sebanyak lima personel yang diterjunkan dalam pencarian korban diduga diterkam buaya tersebut.

"Tadi tim kita berangkat sekitar jam 08.40, estimasi perjalanan sekitar 2 jam," katanya.

"Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang ada di lapangan nantinya," tambah dia.

Peristiwa konflik buaya dengan manusia juga terjadi di daerah lain.

La Maludin (42) tewas diterkam buaya di Desa Marobo, Kecamatan Marobo, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra, Selasa (11/10/2022) sekira pukul 04.00 Wita.

Ahmad seorang saksi menjelaskan, saat itu korban keluar dari rumahnya membawa perahu ke batas air laut surut.

"Tiba-tiba terdengar suara teriakan di sekitar tangga rumah korban. Saat itu saya juga langsung menuju ke sumber suara untuk menolong korban," kata Ahmad.

Ahmad mendapati La Maludin sudah diterkam buaya.

Hewan tersebut kemudian langsung meninggalkan korban.

Ahmad selanjutnya meminta tolong kepada warga yang lain untuk menolong korban yang sudah kritis namun masih sadar.

Tak lama, bala bantuan datang, La Maludin dievakuasi ke teras rumahnya sembari menghubungi bidan desa.

"5 menit setelah dilakukan tindakan medis, La Maludin dinyatakan meninggal dunia," tandasnya.

Akibat gigitan buaya tersebut, punggung kiri nelayan ini sobek dan pinggang kanan luka.

7. Jasad Baharuddin Ditemukan Dalam Perut Buaya di Nunukan, Sempat Dilaporkan Hilang

Inilah kronologi jasad Burhanuddin ditemukan dalam perut buaya di Nunukan, sempat dilaporkan hilang lima hari.

Penemuan jenasah dalam perut buaya menggegerkan warga di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Korban yang diketahui bernama Baharuddin (29) meninggal dan jasadnya ditemukan dalam perut buaya.

Sebelum ditemukan dalam perut buaya, korban sempat dilaporkan hilang selama 5 hari.

Tim SAR juga sudah melakukan pencarian namun hasilnya nihil.

Hingga warga berinisiatif menangkap buaya yang benar saja korban Baharuddin ditemukan dalam perut buaya.

Kejadian nahas yang menimpa korban berawal saat dirinya terjatuh dari jembatan saat hendak buang air besar.

Kejadian bermula saat korban pergi dari rumah bersama ayahnya pada Kamis (14/7/2022) sekitar pukul 16.00 Wita.

Keduanya diketahui hendak belanja kebutuhan sehari-hari dan memotong rambut.

Kemudian sekitar pukul 19.40 Wita korban pamit ke ayahnya untuk pulang duluan lantaran ingin buang air besar.

Istri korban dibuat bingung saat suaminya tak kunjung tiba ke rumah.

Padahal ayah korban sudah pulang dari berbelanja. Pihak keluarga memutuskan melakukan proses pencarian.

Mereka dibuat terkejut saat menemukan sendal milik korban yang terapung di Sungai Tabur Lestari, Kecamatan Simenggaris, Kabupaten Nunukan.

Keluarga juga melihat beberapa bekas cengkeraman di balok jembatan di lokasi kejadian.

Belakangan terungkap, korban terjatuh saat melintasi jembatan tersebut.

Kepala Seksi Operasional Kantor SAR Tarakan, Dede Hariana mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya orang hilang pada Jumat (15/7/2022) pukul 09.00 Wita.

Tim baru tiba di lokasi kejadian pada siang hari setelah menempuh jarah 27 kilometer.

Tim langsung menyusuri Sungai Tabur Lestari untuk mencari korban.

Dede menyebut, lokasi kejadian banyak dijumpai buaya dengan berbagai ukuran.

"Sejak pencarian hari pertama sampai hari keempat, personel kami ekstra hati-hati. Karena di situ tempat bersarang buaya."

"Bayangkan aja saat kami lakukan pencarian korban, buaya baik ukuran kecil dan sedang, itu mondar-mandir," ujarnya.

Dede melanjutkan penjelasannya, pencarian korban masih nihil hingga warga sekitar berinisiatif menangkap seekor buaya yang diduga memangsa korban.

Warga memasang jebakan berupa ayam yang telah diberi racun pada Senin (18/07/2022).

"Begitu ayamnya dibuang ke sungai, buaya makan lalu mati dan terapung," beber Dede.

Dugaan warga terbukti setelah membelah reptil berukuran 4-5 meter itu.

"Petugas hanya mengawasi aja. Warga yang membelah perut buaya itu."

"Sekira 15-30 menit akhirnya perut buaya terbelah dan betul jasad Burhanuddin ada di dalam perut buaya," tambah Dede.

Oleh keluarga, Burhanuddin dimakamkan pada Selasa (19/7/2022).

8. Korban Terkaman Buaya di Sepaku Penajam Paser Utara Ditemukan, Tubuh Tidak Utuh Lagi

Korban terkaman buaya di Kelurahan Mentawir Kecamatan Sepaku, kabupaten Penajam Paser Utara, ditemukan.

Hal tersebut disampaikan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Penajam Paser Utara atau BPBD PPU Waluyo kepada TribunKaltim.co.

Korban ditemukan sekitar pukul 22.25 Wita. Awal mula penemuan, saat proses pencarian masih terus dilanjutkan oleh pihak keluarga bersama tim disekitar hulu sungai Lop.

"Korban sudah ditemukan, tadi malam laporan masuk," ungkapnya Kamis (16/6/2022).

Saat itu salah satu tim yang melakukan pencarian, mencium aroma tidak sedap, disekitaran wilayah bakau.

Setelah diperiksa, ternyata aroma tersebut bersumber dari beberapa potongan tubuh korban, dimana juga terdapat seekor buaya besar didekat potongan tubuh tersebut.

"Salah seorang warga menemukan karena tercium bau busuk, lalu diperiksa dan itu potongan tubuh korban," sambungnya.

Saat ini, proses evakuasi telah dilakukan oleh pihak keluarga bersama tim BPBD dan beberapa pihak yang terlibat.

Diberitakan sebelumnya, korban terkaman buaya KR (37) hilang saat menyelam mencari umpan untuk memancing di sungai Lop Mentawir.

Korban sempat terlihat beberapa saat kemudian, dengan posisi telah berada di mulut buaya.

Pencarian korban dilakukan sejak Selasa (14/6/2022), dan baru ditemukan Rabu (15/6/2022) malam. Tim yang diterjunkan untuk melakukan pencarian pun cukup banyak yakni mencapai 70 orang. 

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved