Berita Nasional Terkini
Terjawab Siapa Calon Panglima TNI yang Diusulkan Jokowi, KSAD Maruli Simanjuntak atau Suharyanto?
Terjawab sudah siapa calon Panglima TNI yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR dan nama yang mengemuka jadi KSAD.
TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab sudah siapa calon Panglima TNI yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR dan nama yang mengemuka jadi KSAD.
Bicara calon Panglima TNI yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR dan nama yang mengemuka jadi KSAD sejumlah hal menarik akan terkuak.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto menjadi calon tunggal Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono.
Nama Agus diusulkan oleh Presiden Joko Widodo melalui surat presiden (surpres) yang dikirimkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Selasa (31/10/2023).
Baca juga: 36 Perwira Tinggi Dimutasi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Ganti Kepala BIN Kaltim
“Calon pengganti dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, nama yang diusulkan oleh Presiden adalah Jenderal TNI Agus Subiyanto yang saat ini menjabat sebagai KSAD,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Atas usulan presiden tersebut, DPR selanjutnya akan mengagendakan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan terhadap Agus.
Agus diusulkan menjadi Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono yang memasuki masa pensiun pada 26 November 2023.
Karier Agus melesat pesat.
Pasalnya, ia baru dilantik sebagai KSAD pada 25 Oktober 2023.
Artinya, ia baru seminggu menjabat sebagai KSAD.
Saat dilantik sebagai KSAD, Agus mengaku mendapat pesan dari Jokowi untuk menjaga situasi Pemilu 2024 tetap aman dan kondusif.
"Bapak Presiden menyampaikan untuk membuat kondusif di semua wilayah," kata Agus dalam keterangan pers seusai dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Saat itu, Agus juga menyinggung soal penyelesaian konflik di Papua.

Menurutnya, konflik di Papua tidak akan selesai hanya melalui pendekatan senjata, tetapi harus disertai dengan pendekatan kesejahteraan.
"Kalau hanya menggunakan senjata itu tidak akan selesai. Mungkin kesejahteraannya juga akan kita tingkatkan, tetapi keamanannya tetap terjaga," tuturnya.
Moncer
Agus merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) tahun 1991 dari kecabangan infanteri Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pria kelahiran 5 Agustus 1967 ini mengawali karier militernya dengan menjabat sebagai Kasi Ops Sektor A di Timor Timur.
Setelah itu, ia kembali ke satuannya menjadi Komandan Batalion 22 Grup 2 Kopassus dan Kepala Penerangan Kopassus.
Karier Agus mulai menanjak ketika dipercaya menjabat Komandan Kodim 0735/Surakarta.
Jabatan tersebut Agus emban selama 2009-2011, ketika pemerintah Kota Surakarta dipimpin oleh Joko Widodo yang kala itu masih menjabat sebagai wali kota.
Tak heran jika Agus disebut-sebut sebagai orang dekat Jokowi.
Selanjutnya, tahun 2011 Agus dipercaya menjadi Waasops Kasdivif 2/Kostrad, lalu Asops Kasdam I/Bukit Barisan pada 2014-2015, dosen madya Seskoad pada 2015, dan Pamen Denma Mabesad pada 2015-2016.
Kian moncer, Agus menjabat sebagai Komandan Rindam II/Sriwijaya pada 2016-2017, lantas Komandan Korem 132/Tadulako pada 2017-2018, Pamen Denma Mabes TNI pada 2018-2019, dan Wadanpussenif Kodiklatad pada 2019-2020.
Selain itu, Agus pernah menjabat sebagai Komandan Korem 061/Suryakencana pada 2020, Komandan Paspampres pada 2020-2021, Pangdam III/Siliwangi pada 2021-2022, dan Wakasad pada 2022.
Baca juga: Dibalik Instruksi Viral Panglima TNI, Minta Prajurit Piting Warga Rempang, Tak Tega Polisi Digebuki
Tak masalah Meski baru beberapa hari menjabat sebagai KSAD, katanya, tak ada soal jika Agus langsung ditunjuk sebagai Panglima TNI.
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengatakan, tidak ada aturan dalam undang-undang yang melarang seseorang yang baru menjabat KSAD diangkat menjadi Panglima TNI.
Paling penting, calon Panglima TNI adalah perwira aktif, serta sedang menjabat atau pernah menjadi kepala staf angkatan.
"Di situ tidak ada klausal yang mengatakan baru berapa hari, baru berapa minggu. Tapi memang pernah atau sedang menjadi kepala staf angkatan. Tidak ada pembatasannya di situ. Jadi dilihat dari peraturan perundang-undangan tidak ada yang dilanggar," tutur TB Hasanuddin saat dihubungi, Senin (30/10/2023).
Sementara, sebelumnya, pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas, menyebut bahwa Agus punya peluang besar menjadi Panglima TNI pengganti Yudo Margono.
Faktor kedekatan dengan Jokowi menjadi salah satu poin plus bagi Agus. Apalagi, Agus sudah bertalian dengan Jokowi sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Berkaca dari pengalaman, pejabat TNI dan Polri yang bertugas di Solo saat Jokowi menjadi wali kota kerap kali mendapatkan posisi strategis.
Sebut saja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang pernah menjadi Kapolres Solo dan mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto yang pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo.
Setelah Jokowi menjadi presiden, Agus pun sempat ditugaskan ke beberapa posisi yang dekat dengan Jokowi, yakni Komandan Resor Militer 061/Suryakencana Bogor dan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.
"Dengan kata lain, penugasan tersebut menunjukkan level kepercayaan Jokowi pada Agus terbangun kuat,” ujar Anton, Rabu (25/10/2023) seperti dilansir Kompas.com.
Maruli Simanjuntak dan Suharyanto Diisukan Jadi Calon Kuat KSAD, Siapa Paling Berpeluang?
DPR membeberkan isu adanya dua kandidat kuat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pengganti Jenderal Agus Subiyanto, yakni Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Maruli Simanjuntak, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto.
Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, pada Selasa (31/10/2023).
"Banyak isu yang beredar (Letjen Maruli dan Letjen Suharyanto jadi kandidat KSAD). Akan tetapi kita kembalikan ke Presiden untuk menentukan putusan soal itu," ujarnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa.
Menanggapi isu itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menjelaskan, untuk menganalisa kandidat KSAD masih perlu diamati, apakah ada perubahan posisi-posisi strategis seperti Wakil KSAD yang masih kosong.
Diketahui, jabatan Wakil KSAD masih kosong setelah posisi tersebut ditinggal Agus Subiyanto lantaran ia dilantik menjadi KSAD menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang memasuki masa pensiun.
"Saya hanya bisa melakukan kajian berbasis kecenderungan dan peluang. Misalnya, dengan mengamati perubahan posisi-posisi strategis, apakah pengisian posisi Wakil KSAD yang kosong akan diisi pejabat yang promosi dari bintang dua, atau merupakan pergeseran dari posisi bintang tiga lainnya," kata Khairul kepada Tribunnews.com, Selasa.
Kemudian, Khairul mengatakan ketika diminta untuk memilih sosok paling berpeluang antara Maruli dan Suharyanto, maka dirinya lebih memilih Maruli.
"Nah jika dibatasi pada dua kandidat ini saja, ya saya kira Letjen Maruli lebih berpeluang," tuturnya.
Khairul mengatakan meski dirinya mengakui pengalaman Suharyanto di dunia militer dan sama-sama memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi yang bersangkutan sudah lama menempati jabatan di luar TNI, khususnya di Angkatan Darat.
Sehingga, itulah alasan penilaiannya yang membuat Maruli lebih berpeluang menjadi KSAD ketimbang Suharyanto.
"Kepala BNPB Letjen Suharyanto memang cukup kaya pengalaman tugas dan jabatan. Malang melintang di satuan tempur dan teritorial, di lembaga pendidikan bahkan di lingkungan intelijen."
"Juga dianggap cukup cukup dekat dengan Presiden. Namun saat ini, Letjen Suharyanto sudah berada di luar formasi TNI. Sejak November 2021, alumni Akmil 1989 ini telah menjabat sebagai Kepala BNPB," ujarnya.
Sebelumnya, Khairul pun telah membeberkan nama lain yang juga masih berpotensi menjabat sebagai KSAD selain Maruli dan Suharyanto.
Khairul mengungkapkan deretan perwira tinggi (pati) yang masih berpotensi menjadi KSAD selain Maruli dan Suharyanto adalah seperti Sesmenko Polhukam, Letjen Teguh Pujo Rumekso hingga Pangkogabwilhan III Letjen Richard Tampubolon.
"Dari generasi Akmil 90-an ada nama Sesmenko Polhukam, Letjen Teguh Pujo Rumekso (peraih Adhi Makaysa Akmil 91/seangkatan dengan Agus Subiyanto); Koorsahli KSAD, Letjen I Nyoman Cantiasa (Adhi Makayasa Akmil 1990); Pangkogabwilhan III, Letjen Richard Tampubolon (Akmil tahun 1992); dan ada juga nama Pangkostrad Maruli Simanjuntak (Akmil 92)," beber Khairul, Senin (30/10/2023) seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Maruli Simanjuntak dan Suharyanto Diisukan Jadi Calon Kuat KSAD, Siapa Paling Berpeluang?.
Khairul pun turut membeberkan nama lain yang dinilai layak menjabat sebagai KSAD dan secara angkatan lebih senior ketimbang kandidat lainnya
Yaitu, Dankodiklat TNI, Letjen Eko Margiyono; Komandan Pusterad, Letjen Teguh Muji Angkasa; dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Letjen Rudianto.
Ketiga perwira tinggi (Pati) ini merupakan lulusan Akmil tahun 1989.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.