Berita Nasional Terkini

Nasib Pilot Susi Air, 9 Bulan Disandera KKB, Kapolda Berharap Egianus Membebaskan Sebagai Kado Natal

Nasib Pilot Susi Air, 9 bulan disandera KKB, Kapolda Papua berharap Egianus Kogoya membebaskan sebagai kKado Natal

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribun Papua
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. Nasib Pilot Susi Air, 9 bulan disandera KKB, Kapolda Papua berharap Egianus Kogoya membebaskan sebagai kKado Natal 

TRIBUNKALTIM.CO - Kelompok Kriminal Besenjata alias KKB Papua masih menahan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Terhitung sudah 9 bulan lamanya Philip Mark Mehrtens dalam penyanderaan Egianus Kogoya Cs.

Aparat TNI - Polri juga sudah berupaya melakukan berbagai upaya persuasif demi membebaskan sang pilot.

Namun, hingga hari ini upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Baca juga: Survei Elektabilitas Partai Politik Terbaru Menuju Pemilu 2024, Kaesang Harus Bawa PSI Kerja Keras

Terkait itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berharap KKB bisa segera membebaskan Kapten Philip sebagai kado menjelang Hari Raya Natal.

Hal ini diungkapkannya saat seusai memimpin Upacara Serah Terima Jabatan Wakapolda dan Irwasda Polda Papua di Lapangan Apel Mapolda baru Koya Koso, Senin (6/11/2023).

"Saya berharap KKB segera membebaskan sandera dan itu diberikan sebagai kado Natal," ucap Mathius dalam keterangannya, Selasa (7/11/2023).

Mathius mengatakan saat ini pihaknya masih dengan stakeholder terkait masih terus berupaya membebaskan Kapten Philip dengan cara bernegosiasi dengan KKB.

"Berbagai upaya negosiasi terus dilakukan untuk membebaskan sandera dan berharap dapat segera dibebaskan," ujarnya.

Dari informasi yang diterima, Mathius menjelaskan Kapten Philip masih berada bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya

"Memang dari laporan yang diterima kondisi pilot Philip yang sudah sembilan bulan disandera dalam keadaan sehat dan mudah-mudahan pilot tersebut dapat segera dibebaskan," tuturnya.

Minta Tebusan Rp5 Miliar

Sekadar informasi, Pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens masih disandera KKB kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu hingga saat ini.

KKB pimpinan Egianus Kogoya ini diketahui sempat meminta tebusan uang sebanyak Rp 5 miliar sebagai syarat melepas pilot Philips.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, permintaan tebusan uang itu akan disanggupi dengan proses negosiasi.

"Sebetulnya terkait hal itu Pemda (Papua) sedang menyiapkan pembayaran uang petugas sejak awal pada saat adanya tuntutan kelompok Egianus Kogoya," kata Benny, dikutip dari Kompas TV, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: 4 Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Capres Pilpres 2024, Terjawab Pemenang di Jatim, Jabar, Jakarta

"Beberapa saat setelah penyanderaan muncul video pertama adanya tuntutan kepada pemerintah RI yaitu sejumlah uang, senjata, bahan makanan dan bahan medis," ucap Benny.

Menurut Benny, Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan uang tebusan agar pilot Susi Air dapat dikembalikan dalam kondisi sehat.

"Waktu itu (permintaannya) sebesar Rp 5 miliar, nanti itu dalam proses negosiasi berapa yang akan bisa disanggupi. Namun sejak kita mencoba ruang komunikasi hingga saat ini KKB egianus tidak pernah membuka negosiasi dengan kami," kata Benny.

Tanggapan Panglima TNI
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menilai tidak ada yang salah dari langkah pemerintah menyanggupi uang tebusan Rp 5 miliar untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Yudo berpendapat, pemenuhan uang tebusan itu merupakan upaya kemanusiaan demi keselamatan nyawa Methrtens maupun masyarakat di sekitar.

"Yang jelas itu tadi untuk damai dan kemanusiaan, apalagi menyangkut nyawa manusia, baik pilot maupun masyarakat setempat, artinya tidak ada apapun yang seharga itu," kata Yudo di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Oleh karena itu, Yudo menyebut bahwa pemerintah bakal memenuhi permintaan tersebut demi keselamatan semua pihak.

Ia pun berpendapat, langkah pemerintah menuruti permintaan kelompok kriminal tidak akan menjadi preseden buruk karena pemerintah lebih mengutamakan kemanusiaan.

"Kemanusiaan kan enggak ada harganya, enggak bisa dihargai seberapa pun, apabila ini menyangkut keselamatan nyawa manusia," ujar Yudo.

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Terbaru, Anies Tumbangkan Prabowo di Jakarta, Gerindra Klaim Rebut Jaktim

Serang Warga

Tiga warga Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yakni Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dilansir dari Tribunnews.com, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan kekerasan oleh KKB terjadi Rabu (16/8/2023) malam.

"Rabu 16 Agustus 2023, sekira pukul 21.45 WIT, telah terjadi gangguan tembakan di Kompleks Yosoma.

Ini mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dunia," ujar Fakhiri, melalui pesan singkat, Kamis (17/8/2023).

Ketiga korban ditemukan tewas dan truk yang mereka gunakan hangus terbakar.

Aparat gabungan TNI-Polri yang merespons laporan tersebut sempat terlibat kontak tembak di sekitar lokasi kejadian.

Berselang beberapa saat, petugas berhasil menemukan ketiga korban.

Tiga orang tersebut sebelumnya pergi dari Batas Batu dan hendak ke Kenyam.

"Pukul 24.03 WIT, personel gabungan TNI-Polri tiba di TKP dan menemukan adanya tiga warga sipil sudah dalam keadaan meninggal dunia sehingga personel mengevakuasi ketiga korban tersebut ke Kota Kenyam," kata Fakhiri.

Mengenai para pelaku, Fakhiri menduga mereka adalah KKB yang selama ini kerap membuat aksi kriminal di Nduga.

"Kemungkinan besar pelakunya adalah kelompok Egianus Kogoya," cetusnya.

Sementara itu, Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens sudah enam bulan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua.

Dilansir dari Tribunnews.com, penyandaraan terhadap pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu telah berlangsung sejak 7 Februari 2023, di mana upaya penyelamatan dari aparat keamanan terus dilakukan hingga saat ini.

Dalam proses penyelamatan, negosiasi menjadi pilihan utama bagi aparat keamanan di bawah koordinasi Kapolda Papua dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih.

"Langkah-langkah yang sudah kami lakukan selama ini yakni melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan keluarga.

Ini selalu terus kami lakukan, muda-mudahan Egianus bisa segera serahkan pilot kepada kami," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, di Jayapura, dikutip dari TribunPapua, Rabu (9/8/2023).

Namun, upaya negosiasi yang telah dijalankan selama ini belum juga membuahkan hasil karena sosok Egianus merupakan orang yang sulit didekati, sehingga hanya sedikit orang yang bisa melakukan komunikasi langsung.

"Kalau yang saya dengar dan evaluasi, mungkin lebih kepada motif ketidakmampuan orang-orang itu untuk berkomunikasi dengan Egi.

Baca juga: Alasan Cak Imin Yakin Menang 1 Putaran, Singgung Hasil Survei Capres 2024 Terbaru dan Elektabilitas

Sebab Egi inikan sosok yang susah didekati siapa pun sehingga kita harus mencari orang yang tepat agar bisa langsung bertemu Egi," tuturnya.

"Kalau orang yang mungkin di pinggiran mungkin hanya bisa numpang namanya agar bisa terkenal dan segala macam.

Makanya kami dari aparat dan pemerintah mencari orang yang bisa benar-benar bertemu Egianus," sambung Fakhiri.

Menurutnya, sudah ada beberapa orang yang dipercaya menjadi penghubung, telah bertemu langsung dengan Egianus Kogoya untuk dapat membebaskan Kapten Philip. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sudah 9 Bulan Pilot Susi Air Disandera KKB, Kapolda Papua: Semoga Dibebaskan untuk Kado Natal,

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved