Ibu Kota Negara

Persoalan Malaria di Wilayah IKN Nusantara Terus Intens Dibahas

Situasi malaria di wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terus intens.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO
Ilustrasi cegah penyakit malaria. Angka kesakitan malaria tertinggi di Kalimantan Timur terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan 6,44 per 1.000 penduduk, diikuti oleh Kutai Timur dengan 1,25 per 1.000 penduduk. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Situasi malaria di wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terus intens dibahas para pemangku kebijakan.

Teranyar, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur berdiskusi terkait malaria melalui diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion (FGD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim, Setyo Budi Basuki menjelaskan FGD sendiri digelar Rabu (8/11/2023).

Tentunya FGD tersebut merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (Unmul) dengan judul Analisa spasial terhadap faktor risiko lingkungan untuk kejadian malaria di wilayah Ibu Kota Negara.

Baca juga: Penajam dan Kutim Terbanyak Positif Malaria di Kaltim, Simak Peringkat Samarinda dan Balikpapan

Basuki menegaskan, ia ditunjuk sebagai narasumber pada FGD.

Secara umum, ia menyampaikan gambaran tentang kondisi program pencegahan dan pengendalian malaria di lingkup Pusat Kawasan Lintas Batas (PKL) yang menjadi wilayah IKN.

"Kalau kita melihat kondisinya sendiri, untuk penyebaran kasus malaria khususnya di IKN, salah satu yang menjadi pusat wilayahnya yakni Penajam Paser Utara (PPU) yang ada di PKL," ujar Basuki, Kamis (9/11/2023).

"Kalau kasus malaria di luar Jawa dan Bali, termasuk yang tertinggi itu ada di Kaltim, dan kita yang tertinggi ada di Penajam Paser Utara," sambungnya.

Berdasarkan data E-Sismal 2023, terjadi penurunan melihat angka kesakitan malaria di Kaltim pada tahun 2022 yakni 1,16 per 1.000 penduduk.

Sementara pada tahun 2023 hingga Agustus adalah 0,92 per 1.000 penduduk.

Angka kesakitan malaria tertinggi di Kalimantan Timur terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan 6,44 per 1.000 penduduk, diikuti oleh Kutai Timur dengan 1,25 per 1.000 penduduk.

Sedangkan 8 Kabupaten/Kota lainnya turut dijelaskan dr. Jaya, Kota Bontang dengan 1,16 per 1.000 penduduk.

Kemudian Kabupaten Berau dengan 1,13 per 1.000 penduduk, Mahakam Ulu dengan 0,52 per 1.000 penduduk, Kutai Barat dengan 0,49 per 1.000 penduduk, Samarinda dengan 0,15 per 1.000 penduduk, Balikpapan dengan 0,15 per 1.000 penduduk dan Kutai Kartanegara dengan 0,12 per 1.000 penduduk.

Pada akhir bulan Juli 2023 tercatat total kasus malaria sebanyak 1.967 kasus.

Dengan parasit tertinggi terjadi pada vivax sebanyak 83 kasus, falsiparum sebanyak 783 kasus dan mix sebanyak 317 kasus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved