Ibu Kota Negara
Persoalan Malaria di Wilayah IKN Nusantara Terus Intens Dibahas
Situasi malaria di wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terus intens.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
- positif 80 orang
8. Kukar:
- suspect 1.294 orang
- pemeriksaan 1.189 orang
- positif 58 orang
9. Kubar:
- suspect 530 orang
- pemeriksaan 520 orang
- positif 26 orang
10. Mahulu:
- suspect 71 orang
- pemeriksaan 39 orang
- positif satu orang
Basuki menjelaskan, khusus untuk di IKN Nusantara sendiri sebetulnya tidak ada kasus malaria yang berasal dari wilayah tersebut, melainkan dari luar wilayah PKL, yaitu dari daerah hutan di Kabupaten Paser.
Orang yang sakit dari hutan itu turunnya keluar lewat Penajam, yang ada puskesmasnya di sana, berobat di sana, tercatat di fasilitas pelayanan kesehatan, laporannya masuk ke sana.
"Sebetulnya sumber penularan sendiri itu jauh di atas 55 kilometer menuju ke Kabupaten Paser, tepatnya di Muara Toyu," bebernya.
Baca juga: Efek Bagi Kutai Barat Kala Ada IKN Nusantara, Harapan FX Yapan Atas Jembatan Aji Tukur Jejangkat
Guna mengendalikan penyebaran malaria di wilayah IKN, Dinkes Kaltim juga sudah melakukan beberapa langkah, di antaranya surveilan migrasi, vektor, dan perindukan.
Surveilan migrasi pihaknya sudah melatih Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari masing-masing perusahaan yang ada di IKN Nusantara.
Pada saat mereka mendatangkan pekerja dari luar Kalimantan Timur dan berasal dari daerah endemis malaria, khususnya Papua, maka akan diskrining.
"Kalau pekerja positif, maka diisolasi, kemudian diobati, dan terakhirnya ditindaklanjuti," ujarnya.
Baca juga: Efek IKN Nusantara di Kaltim terhadap Hotel di Balikpapan
"Surveilan vektor kita juga lakukan terus, kita lihat perkembangan nyamuk anopheles yang menjadi vektor malaria di sana. Perindukan itu kita juga lakukan, kita berikan kelambu berinsektisida, kita berikan obat-obatan, dan kita juga lakukan penyuluhan kepada masyarakat," imbuhnya.
Program Baru Diterapkan di Kaltim
Basuki turut membeberkan terdapat program baru yang digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bernama kemo prevention.
Program kemo prevention merupakan pemberian obat pencegahan malaria ke orang yang berada di dekat hutan atau yang keluar masuk hutan.
"Program ini masih pilot project, hanya di dua provinsi, Kaltim dan Papua. Sedang berjalan, sehingga kalau ditanya evaluasinya bagaimana, belum, karena ini masih sedang berjalan," tegasnya.

Ditambahkannya, dengan FGD yang digelar kemarin, para pihak bisa memberi pendapat masukan dan saran kepada Dinkes Kaltim guna meningkatkan program pencegahan dan pengendalian malaria di IKN Nusantara.
Dengan adanya penelitian ini, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang faktor resiko lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian malaria di wilayah IKN Nusantara.
"Sehingga kita bisa menentukan strategi yang lebih tepat dan efektif untuk mengatasi masalah ini," pungkas Basuki.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.