Berita Ekbis Terkini
APBN 2023 Defisit Rp 700 Miliar per Oktober 2023, Kemenkeu sebut Masih Kuat Topang Pemulihan Ekonomi
APBN defisit Rp 700 Miliar per Oktober 2023. Kemenkeu sebut belanja negara masih kuat topang pemulihan ekonomi
Outlook defisit APBN tahun ini diperkirakan mencapai Rp 486,4 triliun atau 2,28 persen dari PDB, atau lebih rendah dari defisit APBN 2022 yang sebesar 2,35 persen atau Rp 460,4 triliun.
Masih Resilien
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan, dalam Laporan Sementara APBN 2023 pada Juli 2023 lalu, outlook defisit APBN ditargetkan 2,3 persen.
Akan tetapi, dengan melihat perkembangan dinamika perekonomian domestik saat ini yang masih resilien, Febrio optimistis defisit APBN 2023 akan berada di bawah 2,3 persen.
“Ketika menerbitkan Lapsem outlook defisit 2,3 persen.
Dengan dinamika sekarang, peluang defisit kita lebih rendah 2,3 persen memang terlihat semakin nyata.
Sehingga ini menjadi modal bagi APBN kita untuk tetap bisa berfungsi sebagai shock absorber,” tutur Febrio dalam konferensi pers, Jumat (24/11).
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Makin Melenceng dari Janji tanpa APBN, Jokowi Beri Subsidi Tiket KCJB
Febrio menyampaikan, meskipun dinamika perekonomian global sedang memanas, seperti terjadinya geopolitik, dan pelemahan ekonomi China, perekonomian Indonesia masih tetap solid.
Hal tersebut terbukti dengan adanya penyesuaian penerimaan perpajakan yang meningkat dari Lapsem yang disampaikan pada Juli lalu.
Belanja Pemerintah Pusat Turun 5,9 Persen
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.572,2 triliun hingga Oktober 2023.
Meningkatnya penerimaan tersebut tertuang dalam, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2023 untuk merevisi Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2022 mengenai rincian APBN 2023.
Penerimaan perpajakan dalam Perpres 75/2023 ditetapkan sebesar Rp 2.118, 34 triliun atau naik 4,8 persen dari target awal di Perpres 130/2023 sebesar Rp 2.021,2 triliun.
“APBN kita di awal bersifat forward looking, sehingga antisipatif dan ini sudah terbukti bahwa di perkembangan dari sisi penerimaan ini lebih baik dibandingkan APBN yang sudah kita siapkan.
Sehingga di outlook di Lapsem kemarin kita lakukan penyesuaian yang lebih mencerminkan kondisi terkini,” ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.