Studi Tiru ke Sumatera Selatan, Diskop UMKM Kutim Bakal Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan Limbah Sawit
Studi tiru ke Sumatera Selatan, Diskop UMKM Kutim bakal dorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan limbah sawit.
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukan studi tiru ke dua kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) serta Muara Enim.
Studi tiru mengenai pemanfaatan limbah kelapa sawit ini juga dihadiri 10 pelaku UMKM.
Rombongan dipimpin langsung oleh Kepala Diskop UMKM Kutim, Darsafani dan menggandeng Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS).
Kata Darsafani, ia banyak menyerap ilmu pemanfaatan limbah sawit selama kunjungan tersebut.
"Kami berkunjung ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim, Sumatera Selatan, bersama para pelaku UMKM dan koperasi," ungkap Darsafani, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Berlaku Mulai Januari, Perusahaan Wajib Ikuti Ketentuan UMK Kutim 2024
Baca juga: Buka Piala Wakil Bupati Kutai Timur II, Wabup Ingin Kutim Jadi Kiblat Tarung Derajat di Indonesia
Baca juga: Diskop UMKM Kutim Latih 60 Pelaku UMKM Pemula
Di kabupaten tersebut, lanjutnya, telah memanfaatkan limbah sawit berupa jangkos sebagai pupuk organik dan pakan ternak.
Ia melihat proses pembuatan pupuk cair dan pakan ternak dengan berbahan dasar limbah sawit berupa jangkos.
Menurutnya, jangkos tersebut dicacah sehingga menjadi ukuran kecil lalu ditambahkan air dan kapur yang kemudian direndam selama beberapa hari.
"Nah nanti produknya itu berupa cairan dan padatan. Yang cair itu jadi pupuk organik cair, sedangkan padatannya jadi pakan ternak," jelasnya.
Baca juga: UMK Kutim 2024 Rp3.515.325, Naik 4,74 Persen, Lebih Besar Ketimbang UMP Kaltim
Untuk penggunaan pupuk cair dan pakan ternak bisa ditambahkan bahan-bahan yang dibutuhkan, misalnya, untuk pakan ternak ditambah dedak.
Di sekitar kawasan produksi tersebut juga terdapat ternak sapi.
"Jadi, mereka menggunakan pakan ternak itu, sempat saya tanya kandungan gizinya. Mereka memang belum menganalisa sebab biaya mahal, tetapi sudah terbukti ternak mereka gemuk-gemuk dan sehat," urainya.
Melihat hal tersebut, ia yakin Kutai Timur memiliki potensi yang tinggi untuk memproduksi pupuk dan pakan ternak menggunakan jangkos.
"Karena Kutai Timur juga banyak kawasan tanaman kelapa sawit. Nanti ke depan akan kita dorong ke sana para pelaku UMKM dan koperasi kita," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.