Berita Paser Terkini

Tampil Memukau, Teater Matahari Samarinda Pentaskan Drama Sang Mulawarman di Wiskul Sungai Tuak

Tampil memukau, Teater Matahari Samarinda meementaskan drama Sang Mulawarman di Wiskul Sungai Tuak, Kabupaten Paser.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Syaifullah Ibrahim
Teater Matahari Samarinda saat pementasan drama Sang Mulawarman karya Hamdani di Wisata Kuliner Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Senin (27/11/2023) malam. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Pentas drama Sang Mulawarman karya Hamdani yang diperankan oleh Teater Matahari Samarinda sukses memukau pengunjung di Wisata Kuliner Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot, Senin (27/11/2023).

Dalam pentas drama tersebut, Teater Matahari Samarinda berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Kabupaten Paser.

Usai pentas drama yang disutradarai oleh Wawan Timor selesai, kemudian dilanjutkan dengan tarian Ronggeng Paser.

Penampilan drama tersebut sempat terhenti lantaran hujan yang lebat disertai suara guntur hingga menyebabkan listrik padam. 

"Meski dengan kondisi hujan disertai gemuruh guntur, tak membuat para talenta terganggu. Mereka tetap tampil dengan memukau dan hasilnya sangat baik, kami cukup puas dengan penampilan kali ini," terang penulis naskah Sang Mulawarman Hamdani, Selasa (28/11/2023). 

Baca juga: Upaya Melestarikan Budaya Mendongeng ke Anak-anak di Paser

Dijelaskan, drama Sang Mulawarman mengisahkan tentang Kerajaan Martadipura yang aman dan tenteram namun dihebohkan dengan wabah penyakit yang menimpa rakyatnya. 

"Para penderita wabah itu banyak yang mati dengan tubuh yang menghitam dan berbau busuk, Maharaja Sang Mulawarman raja Martadipura resah dengan wabah itu," tambahnya. 

Hanya saja, di kalangan istana dan rakyat tersebar isu dan cerita bahwa wabah penyakit itu diakibatkan kutukan dewa akibat ketidaksukaan penguasa khayangan kepada Maharaja Sang Mulawarman

Ketidaksukaan tersebut lantaran kawin dengan seorang perempuan biasa yang bernama Dewi Anggiswari dari kasta Waisya, dan kini menjadi permaisurinya. 

"Pangeran Maladipa menyimpan dendam dan kecemburuan kepada Maharaja Sang Mulawarman, karena sebelum Dewi Anggiswari dipersunting merupakan perempuan idaman pangeran Maladipa," ulas Hamdani mengisahkan drama Sang Mulawarman. 

Baca juga: Lahirkan Generasi Cinta Al Quran, LPPTKA BKPRMI Paser Wisuda 716 Santri TKA/TPA

Isu tersebut, rupanya disebar oleh Pangeran Maladipa bersama salah seorang Menteri yang bernama Santang Jiwa. 

Tujuan disebarnya isu itu agar rakyat tidak lagi percaya dengan Maharaja Sang Mulawarman dan memberontak, hingga memuluskan ambisi Pangeran Maladipa menjadi raja dan merebut Dewi Anggiswari. 

"Sebagian petinggi kerajaan mempercayai isu yang disebar Pangeran Maladipa dan komplotannya, beberapa panglima perang berhasil dipengaruhi dan bersiap memberontak," ulasnya. 

Namun, akal bulus dari komplotan Pangeran Maladipa, kata Hamdani berhasil dibongkar oleh Maharesi Mukti Dahana di hadapan sidang kerajaan. 

Maharesi Mukti Dahana diberitahu kejahatan Pangeran Maladipa justru dari putrinya sendiri yaitu Cempaka Dewi dan membocorkan bahwa yang menjadi otak dari rencana tersebut yaitu Mahapatih Ramapati. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved