Berita Berau Terkini

Mencari Jejak Orangutan di Hutan Mayong Merapun Berau, Hutan Alam di Tengah Kebun Sawit PT TAP

PT Triputra Agro Persada sengaja mengajak Tribunkaltim.co dan sejumlah jurnalis lain menyusuri Hutan Mayung Merapun

Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/IBNU TAUFIK JUWARIYANTO
KANTONG SEMAR- Sejumlah jurnalis tengah mengamati tumbuhan Kantong Semar yang tumbuh di Hutan Mayong Merapun, Kamis (30/11/2023).TRIBUNKALTIM.CO/IBNU TAUFIK JUWARIYANTO 

Membiarkan Hutan Mayong tetap menjadi hutan adalah pilihan PT TAP sebagai bukti peran serta mereka menjaga kelestarian lingkungan.

“Jika ditanya potensi ketika Kawasan ini juga ditanami tentu secara ekonomi menguntungkan. Namun kami merasa memiliki nilai yang bukan angka aqrtinya material yang jauh lebih menguntungkan dengan tetap membiarkan Kawasan Hutan Mayung menjadi hutan,” kata Sarmin.

Secara praktis, Sarmin menjelaskan, dengan tetap membiarkan 600 Ha lahan tersebut menjadi hutan, maka PT TAP menyediakan rumah dan habitat bagi Orangutan dan hewan lain untuk berada di habitat aslinya dan itu tidak mengganggu kebon yang dikelola.

“Itu praktisnya, jadi Orangutan tidak akan masuk ke kebon. Namun di luar itu tentu ada keuntungan lain yang bukan nominal yang kita peroleh dengan memelihara dan membiarkan Hutan Mayong tetap alami. Ini adalah bagian dari investasi kita untuk ikut andil memelihara kelestarian alam,” kata imbuh Sarmin.

Orkestra alam

Pertanyaan kenapa harus mengenakan sepatu akhirnya terjawab ketika kita mulai masuk ke dalam hutan. Sepanjang sekira dua jam perjalanan, kita akan melewati trek yang masih alami, dimana jalur yang kita injak rata-rata adalah tumpukan daun dan ranting setebal sekira 10 sentimeter yang tengah berproses dalam pembusukan secara alamiah.

Sepatu yang dikenakan akan mengurangi efek licin dari proses alami pembentukan vegetasi bawah di Hutan Mayong.
Nyaris tidak ada penunjuk jalan di trek yang dilalui, kecuali penanda nama yang mencatat jenis pepohonan di sepanjang jalur.

“Untuk beberapa titik, sudah disiapkan jalur khusus berupa bantuan untuk memudahkan kita lantaran medannya naik atau menurun. Selebihnya kita biarkan alami kecuali memang pelat penanda akan jenis pepohonan yang sudah kita identifikasi,” kata Ridwansyah.

Masuk lebih dalam ke hutan, kita melihat canopi hutan yang nyaris tertutup sehingga minim cahaya matahari bisa menembus ke vegetasi bawah.

Hutan yang lembab dengan kondisi lapisan bawah yang basah membuat pengunjung bisa membayangkan kondisi asli hutan tropis Kalimantan yang sesungguhnya.

Di dalam Hutan Mayong Merapun yang lokasinya sekira 12 jam perjalanan dari Samarinda dan atau 4 jam dari arah Berau ini kita juga bisa mendengar suara serangga, burung dan hewan berpadu dengan dahan dan ranting yang saling bergesekan sehingga menciptakan orchestra alam.

Di ujung pintu keluar hutan, Ridwansyah menjelaskan kembali tentang fungsi Hutan Mayong yang dipercayakan PT TAP untukia rawat. Menurutnya 600 Ha Hutan Mayong ini tidak berdiri sendiri.

Luasan 600 Ha ini semata-mata hanya luasan yang masuk ke PT TAP. Sementara Hutan Mayong ini juga berbatasan dengan hutan alam dengan luasan yang lebih yang kebetulan masuk ke wilayah konsesi PT General Aura Semari (masih grup PT TAP) yang juga dibiarkan tetap menjadi hutan.

“Sebenarnya secara luasan memang lebih dari 600 Ha, hanya luasan itu yang memang focus untuk kitajaga. Hutan Mayong ini berbatasan dengan kawan konsesi milik perusahaan lain yang kebetulan juga memilih untuk membiarkan Kawasan itu tidak ditanami sawit,” kata Ridwansyah.

Baca juga: Kisah Kesuksesan Konservasi Pesut Mahakam di Kukar Besutan PHM

Sebagai warga Merapun, Ridwansyah mengaku senang dipercaya oleh perusahaan dan memiliki tugas khusus menjaga hutan.

“Saya kira, dengan tugas saya merawat Hutan Mayong, saya adalah bagian tak terpisahkan dari PT TAP. Hanya saja ketugasan saya tidak di kebon sawit, tapi menjaga hutan di sekitarnya, dan saya merasa senang dan menikmati pekerjaan ini,” kata Ridwansyah. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved