Berita Berau Terkini
Mencari Jejak Orangutan di Hutan Mayong Merapun Berau, Hutan Alam di Tengah Kebun Sawit PT TAP
PT Triputra Agro Persada sengaja mengajak Tribunkaltim.co dan sejumlah jurnalis lain menyusuri Hutan Mayung Merapun
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Samir Paturusi
Membiarkan Hutan Mayong tetap menjadi hutan adalah pilihan PT TAP sebagai bukti peran serta mereka menjaga kelestarian lingkungan.
“Jika ditanya potensi ketika Kawasan ini juga ditanami tentu secara ekonomi menguntungkan. Namun kami merasa memiliki nilai yang bukan angka aqrtinya material yang jauh lebih menguntungkan dengan tetap membiarkan Kawasan Hutan Mayung menjadi hutan,” kata Sarmin.
Secara praktis, Sarmin menjelaskan, dengan tetap membiarkan 600 Ha lahan tersebut menjadi hutan, maka PT TAP menyediakan rumah dan habitat bagi Orangutan dan hewan lain untuk berada di habitat aslinya dan itu tidak mengganggu kebon yang dikelola.
“Itu praktisnya, jadi Orangutan tidak akan masuk ke kebon. Namun di luar itu tentu ada keuntungan lain yang bukan nominal yang kita peroleh dengan memelihara dan membiarkan Hutan Mayong tetap alami. Ini adalah bagian dari investasi kita untuk ikut andil memelihara kelestarian alam,” kata imbuh Sarmin.
Orkestra alam
Pertanyaan kenapa harus mengenakan sepatu akhirnya terjawab ketika kita mulai masuk ke dalam hutan. Sepanjang sekira dua jam perjalanan, kita akan melewati trek yang masih alami, dimana jalur yang kita injak rata-rata adalah tumpukan daun dan ranting setebal sekira 10 sentimeter yang tengah berproses dalam pembusukan secara alamiah.
Sepatu yang dikenakan akan mengurangi efek licin dari proses alami pembentukan vegetasi bawah di Hutan Mayong.
Nyaris tidak ada penunjuk jalan di trek yang dilalui, kecuali penanda nama yang mencatat jenis pepohonan di sepanjang jalur.
“Untuk beberapa titik, sudah disiapkan jalur khusus berupa bantuan untuk memudahkan kita lantaran medannya naik atau menurun. Selebihnya kita biarkan alami kecuali memang pelat penanda akan jenis pepohonan yang sudah kita identifikasi,” kata Ridwansyah.
Masuk lebih dalam ke hutan, kita melihat canopi hutan yang nyaris tertutup sehingga minim cahaya matahari bisa menembus ke vegetasi bawah.
Hutan yang lembab dengan kondisi lapisan bawah yang basah membuat pengunjung bisa membayangkan kondisi asli hutan tropis Kalimantan yang sesungguhnya.
Di dalam Hutan Mayong Merapun yang lokasinya sekira 12 jam perjalanan dari Samarinda dan atau 4 jam dari arah Berau ini kita juga bisa mendengar suara serangga, burung dan hewan berpadu dengan dahan dan ranting yang saling bergesekan sehingga menciptakan orchestra alam.
Di ujung pintu keluar hutan, Ridwansyah menjelaskan kembali tentang fungsi Hutan Mayong yang dipercayakan PT TAP untukia rawat. Menurutnya 600 Ha Hutan Mayong ini tidak berdiri sendiri.
Luasan 600 Ha ini semata-mata hanya luasan yang masuk ke PT TAP. Sementara Hutan Mayong ini juga berbatasan dengan hutan alam dengan luasan yang lebih yang kebetulan masuk ke wilayah konsesi PT General Aura Semari (masih grup PT TAP) yang juga dibiarkan tetap menjadi hutan.
“Sebenarnya secara luasan memang lebih dari 600 Ha, hanya luasan itu yang memang focus untuk kitajaga. Hutan Mayong ini berbatasan dengan kawan konsesi milik perusahaan lain yang kebetulan juga memilih untuk membiarkan Kawasan itu tidak ditanami sawit,” kata Ridwansyah.
Baca juga: Kisah Kesuksesan Konservasi Pesut Mahakam di Kukar Besutan PHM
Sebagai warga Merapun, Ridwansyah mengaku senang dipercaya oleh perusahaan dan memiliki tugas khusus menjaga hutan.
“Saya kira, dengan tugas saya merawat Hutan Mayong, saya adalah bagian tak terpisahkan dari PT TAP. Hanya saja ketugasan saya tidak di kebon sawit, tapi menjaga hutan di sekitarnya, dan saya merasa senang dan menikmati pekerjaan ini,” kata Ridwansyah. (*)
Disdukcapil Berau Mencatat Ada Penambahan Penduduk di Semester 1 Tahun 2025 Capai 4.000 Jiwa |
![]() |
---|
Pemkab Berau Mantapkan Program Kota Sehat, Targetkan Swastisaba Padapa 2025 |
![]() |
---|
Pemkab Berau Dorong Perluasan Lahan Pertanian Demi Swasembada Pangan dan Kesejahteraan Petani |
![]() |
---|
Kisah Warga Kampung Karangan, Berau Lindungi Mangrove, dari Terasi, Menjaga Bakau untuk Kehidupan |
![]() |
---|
BUMK Mapulu Berau Belum Berjalan, Kini Harus Bentuk Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.