Kesehatan
Apa Itu Pneumonia Mycoplasma? Cara Pencegahan, Fatalitas Lebih Rendah dari Covid, Obat bisa BPJS
Apa itu Pneumonia Mycoplasma? Cara pencegahan, diketahui tingkat fatalitas pneumonia lebih rendah dari Covid-19, dan bisa berobat dengan BPJS
TRIBUNKALTIM.CO - Lagi ramai dibahas setelah kasus pneumonia anak di China, apa itu pneumonia mycoplasma?
Saat ini, masyarakat banyak mencari tahu seputar pneumonia mycoplasma, apa itu?
Untuk diketahui, pneumonia mycoplasma adalah nama bakteri yang menyebabkan pnemonia, nama sebenarnya adalah bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Simak penjelasan lengkap mengenai pneumonia mycoplasma, mulai dari cara pencegahan, tingkat fatalitas hingga pengobatannya yang bisa dengan menggunakan BPJS.
Baca juga: Upaya Cegah Penyakit Mycoplasma Pneumonia di Kalimantan Selatan
Baca juga: Ribuan Anak-anak di Cina Terjangkit Pneumonia Misterius, Rumah Sakit Penuh hingga Sekolah Diliburkan
Baca juga: RSUD Panglima Sebaya Banyak Tangani Pasien Anak dengan Penyakit Pneumonia di Musim Kemarau
Tingkat fatalitas pneumonia mycoplasma lebih rendah dari Covid-19.
Dengan tetap memerhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) seperti cuci tangan dan mengenakan masker adalah cara pencegahan yang tepat untuk pneumonia mycoplasma.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv di artikel berjudul Kemenkes: Fatalitas Bakteri Mycoplasma Pneumoniae Lebih Rendah dari Covid, Obatnya Bisa Pakai BPJS, Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo Nastiti Kaswandani menegaskan, tingkat fatalitas dan keparahan akibat bakteri Mycoplasma pneumoniae lebih rendah dibandingkan tingkat fatalitas karena COVID-19.
Ia menyebut, jika bandingkan dengan COVID-19, tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah hanya 0,5 sampai 2 persen.
"Itu pun pada mereka dengan komorbiditas,” kata Nastiti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (6/12/2023).
Oleh karena itu, pneumonia akibat bakteri mycoplasma sering disebut sebagai walking pneumonia.
Sebutan itu lantaran gejalanya cenderung ringan sehingga pasien tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit dan cukup melakukan rawat jalan.
“Anaknya cukup baik kondisi klinisnya sehingga masih bisa beraktivitas seperti biasa, makanya sebagian besar kasusnya bisa dilakukan rawat jalan, pemberian obatnya secara minum, dan anaknya bisa sembuh sendiri,” ujarnya.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menambahkan, pneumonia akibat bakteri mycoplasma sebenarnya bukanlah penyakit baru.
Bakteri penyebab peradangan akut pada paru ini telah ditemukan dari lama, bahkan sejak periode 1930-an.
Namun, belakangan menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia lantaran bakteri Mycoplasma pneumoniae diduga telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa yang mayoritas menyerang anak-anak.
Terjawab Kenapa Kasus Covid-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan, Bagaimana di Indonesia? |
![]() |
---|
Penduduk Kaltim yang Bekerja Capai 1,8 Juta Orang, Ternyata Naik Pasca Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|
Virus Nipah Makan Korban di India, Bisa seperti Covid-19? Pengamat Sebut Potensi Masuk ke Indonesia |
![]() |
---|
Dinkes Bontang Buka Lagi Layanan Vaksinasi Covid-19 di Semua Puskesmas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.