Berita Nasional Terkini

Selain Gielbran, Daftar Ketua BEM yang Pernah Kritik Jokowi, Kartu Kuning hingga King of Lip Service

Sebelum Gielbran, Berikut daftar Ketua BEM yang pernah kritik Jokowi dari beri kartu merah hingga julukan King of Lip Service.

Editor: Amalia Husnul A
Kolase Tribunnews.com
Daftar kritik BEM terhadap Jokowi. Sebelum Gielbran, Berikut daftar Ketua BEM yang pernah kritik Jokowi dari beri kartu merah hingga julukan King of Lip Service. 

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Gielbran Muhammad Noor, Ketua BEM KM UGM menjadi sorotan setelah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UGM menobatkan Presiden Jokowi sebagai alumni paling memalukan.

Sebelum Gielbran disorot karena kritiknya terhadap Jokowi, sederet Ketua BEM lainnya juga pernah jadi viral karena memberikan kritik ke Jokowi.

Simak deretan Ketua BEM yang pernah kritik Jokowi hingga namanya jadi sorotan sebelum Gielbran yang trending akhir-akhir ini.

Pernyataan Ketua BEM KM UGM, Gielbran yang menobatkan Jokowi sebagai alumni paling memalukan menambah daftar kritik yang pernah disampaikan BEM dari lainnya.

Baca juga: Ade Armando Tuding Gielbran Punya Kepentingan Politik, BEM KM UGM Nobatkan Jokowi Alumni Memalukan

Baca juga: BEM UGM Trending, Jokowi Dinobatkan Jadi Alumni Paling Memalukan, Respon Gibran dan Biodata Gielbran

Baca juga: Jokowi tak Tinggal Diam Ditetapkan Sebagai Alumnus Terburuk oleh BEM UGM, Ingatkan Soal Sopan Santun

Diketahui BEM KM UGM menobatkan Jokowi sebagai alumni paling memalukan awal Desember 2023. 

Sebelumnya, tahun 2021 lalu, Ketua BEM Universitas Indonesia yang saat itu dipegang Leon Alvinda Putra menyampaikan kritik keras terhadap Jokowi.

Ketika itu BEM UI mengunggah meme kritikan yang menyebut Jokowi sebagai The King of Lip Service.

Berikut rangkuman daftar Ketua BEM yang kritis terhadap Jokowi seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Daftar Ketua BEM yang Kritis ke Jokowi: Juluki Presiden King of Lip Service, Alumni Paling Memalukan.

1. Leon Alvinda Putra

Kritik yang disampaikan Ketua BEM UI 2021, Leon Alvinda Putra, terhadap Jokowi sempat dituding sebagai serangan secara personal.

Diketahui, lewat media sosial, BEM UI mengunggah meme kritikan yang menyebut Jokowi sebagai The King of Lip Service.

Kritikan itu, kata Leon, ditujukan kepada Jokowi karena dinilai apa yang disampaikan sang presiden tak sesuai kenyataannya.

"'The King of Lip Service' ini adalah bentuk kritik kita pada beliau sebagai Presiden ketika apa yang beliau sampaikan tidak sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang kemudian berlaku gitu."

Baca juga: Alasan BEM UGM Nobatkan Jokowi sebagai Alumni Paling Memalukan, Singgung Korupsi, UU ITE dan MK

 "Atau, kebijakan-kebijakan yang kemudian direalisasikan," terang Leon dalam diskusi daring Forum Diskusi Salemba bertajuk 'Demokrasi dan Gerakan Sosial 4.0 di Masa Pandemi', Jumat (9/7/2021).

Lebih lanjut, ia mengatakan kritikan itu dibuat dengan tujuan mengawasi kinerja pemerintahan Jokowi.

Leon beranggapan, Jokowi sering melontarkan pernyataan yang dinilai akan menyelesaikan suatu masalah, namun kenyataannya hal itu bertolak belakang dengan realitanya.

"Itu sudah pernah kita dengar pernyataan-pernyataan dari Pak Jokowi yang seperti menjadi angin segar untuk menyelesaikan permasalahan itu."

"Tapi, ternyata perkataan-perkataan tersebut tidak terealisasikan atau bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di realita," ungkapnya.

Setelah viral karena mengkritik Jokowi, mahasiswa lulusan Fakultas Ekonomi (FE) UI kini bekerja di PT PNM Venture Capital sebagai Senior Business Specialist.

Leon diketahui pernah menjadi Tenaga Ahli Bidang Humas Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto pada Juni 2022 hingga Mei 2022.

2. Mohammad Zaadit Taqwa

Nama Ketua BEM UI tahun 2018, Zaadit Taqwa, menjadi pusat perhatian setelah memberi kartu kuning pada Jokowi saat sang presiden berkunjung ke Universitas Indonesia (UI), pada 2 Februari 2018.

Dilansir TribunJakarta.com, kunjungan Jokowi tersebut dalam rangka Dies Natalies ke-68 UI.

Kartu kuning itu diberikan sebagai peringatan kepada Jokowi soal berbagai masalah yang terjadi di tanah air.

Ada tiga isu yang saat itu menjadi sorotan BEM UI, yaitu gizi buruk dan wabah penyakit di Asmat, Papua; rencana pemerintahan mengangkat penjabat gubernur dari Polri/TNI; dan draf aturan baru organisasi mahasiswa (ormawa).

Baca Selanjutnya: Usai heboh kartu kuning untuk jokowi kini mahasiswa di solo beri garis merah ini alasannya

Menurut pengakuannya, BEM UI berencana menyampaikan tiga tuntutan itu kepada Jokowi tanpa melakukan aksi.

Lantaran, awalnya pihak rektorat UI berjanji akan menggelar pertemuan antara BEM UI dan Jokowi.

Tetapi, karena tak kunjung ada kejelasan dari pihak rektorat UI hingga acara Dies Natalis digelar, Zaadit dkk memutuskan menggelar aksi di tengah kunjungan Jokowi.

"Jadi aksi ini upaya kami untuk bisa menyampaikan aspirasi kepada Pak Jokowi yang sudah bersedia hadir di UI," ungkapnya kala itu.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Zaadit saat ini bekerja di Dinas Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat, sebagai Analis Data dan Informasi.

Ia sudah bekerja di Dinkes Kota Depok sejak Januari 2021.

Sebelum di Dinkes, Zaadit pernah menjadi tutor di Artificial Intelligence (AI) Center Indonesia.

Zaadit diketahui merupakan lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) UI tahun 2020.

3. Gielbran Muhammad Noor

BEM KM UGM menyampaikan kritik keras terhadap pemerintah Jokowi.

Menurut BEM UGM, pemerintahan Jokowi dinilai gagal sehingga mendapatkan rapor merah. 

"Sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin, tapi kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan." 

Baca Selanjutnya: Bem ui trending nobatkan jokowi sebagai the king of lip service ade armando beri komentar

"Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu," kata Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor, Jumat (8/12/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Karena kegagalan itulah, BEM KM UGM memberikan anugerah alumni paling memalukan terhadap Jokowi. 

Adapun penganugerahan itu disampaikan BEM KM UGM di sela acara diskusi publik darurat demokrasi bersama Serikat Merdeka Sejahtera (Semesta) di bundaran UGM, Jumat (8/12/2023).

Diketahui, Jokowi adalah alumnus Program Studi S1 di Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980.

Jokowi dinyatakan lulus dari UGM pada tahun 1985, sesuai ketentuan dan bukti kelulusan yang dimiliki oleh UGM.

Disinggung Ade Armando

Politisi PSI dan mantan dosen Universitas Indonesia, Ade Armando menyinggung Gielbran dan sejumlah Ketua BEM lainnya yang pernah mengkritik Jokowi.

Awalnya Ade Armando menyindir Gielbran mempunyai kepentingan politik di luar kampus hingga BEM KM UGM memberikan predikat kepada Jokowi sebagai alumni paling memalukan.

Selanjutnya, Ade Armando menyebut mantan Ketua BEM lainnya yang juga pernah memberikan kritik kepada Jokowi.

Dalam pernyataannya, selain Gielbran, Ade Armando juga menyinggung sejumlah nama mantan Ketua BEM Universitas Indonesia (UI).

"Gielbran sering diundang dalam acara-acara yang mendiskusikan kemunduran Indonesia.

Tapi terus terang sih saya tidak memandang dia sebagai intelektual muda yang berpikiran tajam," ungkapnya di akun X, @adearmando61 baru-baru ini.

Dikutip TribunKaltim.co dari BangkaPos.com di artikel berjudul Ade Armando Tuding Ketua BEM UGM Gielbran Terima Beasiswa RK Pusat Kaderisasi PKS : Dia Ngawur!, Ade Armando menyebut pendapat Gielbran tentang Jokowi ngawur.

"Dia misalnya ngawur ketika bilang Jokowi adalah contoh khas seorang pemimpin di Jawa karena menurutnya dalam konsep kekuasan budaya Jawa etika tidaklah penting," tambahnya.

Menurut Ade Armando, Ketua BEM UGM tersebut mewakili kepentingan kelompok tertentu.

Dasar Ade Armando mengatakan tersebut adalah pendapatnya mengenai latar belakang Gielbran.

Kata dia, Gielbran adalah penerima beasiswa Rumah Kepemimpinan dan merupakan pusat kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Selain Gielbran, Ade Armanod merinci sejumlah nama yang menurutnya juga menerima beasiswa RK.

Di antaranya Presiden BEM UI 2021, Leon Alvinda Putra; Ketua BEM UI 2020, Fajar Adi Nugroho; dan Ketua BEM UI 2018, Zaadit Taqwa.

Nama-nama itu, menurut Ade Armando, kerap mengkritik Jokowi secara pedas.

"Jadi gaya Gielbran ini memang gaya khas kader RK, gaya yang melecehkan Jokowi ini sebenarnya biasa-biasa saja dalam demokrasi," ucap Ade.

Belum ada tanggapan dari Gielbran, pihak beasiswa Rumah Kepemimpinan, maupun PKS mengenai tudingan tudingan Ade Armando ini.

Namun, di postingan di Twitter-nya, sejumlah akun membantah tudingan Ade Armando.

Ade Armando dinilai memalukan dirinya sendiri dan kacau.

Di antaranya akun Leon Alvinda Putra yang ikut disebut Ade Armando.

"Yahh ini orang udah substansinya ngaco terus contohnya juga makin ngaco.

Sejak kapan saya alumni RK bang? Kurang-kurangin lah ad hominem-nya, malu sama gelar @adearmando61," tulis Leon.

Hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari PKS terkait tudingan Ade Armando ini.

https://kaltim.tribunnews.com/2021/06/28/terungkap-alasan-universitas-indonesia-panggil-bem-ui-usai-poster-jokowi-king-of-lip-service-viral

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved