Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

Arya Yusa Jelaskan Penyebab Beberapa SPBU di Balikpapan Terjadi Antrean Panjang

Isu yang mencuat soal kuota BBM akan habis di pasaran, membuat efek di tingkat SPBU yang ada di Kota Balikpapan

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
Antrean panjang di SPBU km 4 Jalan Soekarno Hatta, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 15 Desember 2023 siang. Isu yang mencuat soal kuota BBM akan habis di pasaran, membuat efek di tingkat SPBU yang ada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Isu yang mencuat soal kuota BBM akan habis di pasaran, membuat efek di tingkat SPBU yang ada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Dibeberkan oleh Area Manager Communication Relation CSR Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa di program Titik Temu kanal YouTube Tribun Kaltim Official bertajuk "Kemana BBM Menguap?," pada Kamis (21/12/2023).

Tak hanya dari sisi peralihan harga dan pengetap, masalah ini juga diperkeruh dengan adanya panic buying dengan isu-isu terkait penghapusan Pertalite, hingga kuota BBM yang nyaris habis.

Sehingga, ungkap dia, antrean BBM semakin panjang di beberapa SPBU Balikpapan pada September lalu.

Baca juga: BRT Listrik akan Diterapkan, Alasan Bambang Susantono demi Aksesibilitas Balikpapan-IKN Nusantara

Terlebih, tambah Arya, antrean panjang ini juga didukung dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kendaraan yang lebih banyak dari sebelumnya.

Hal ini tak seimbang dengan jumlah SPBU serta penyaluran yang masih tak bertambah.

Arya membeberkan, peningkatan 'konsumsi' BBM terlihat dari pengeluaran Pertalite yang awalnya hanya Rp 250 ribu hingga liter per hari di tahun 2022, meroket menjadi 350 liter perharinya.

"Meski saya tidak mau bilang pertambahan penduduk dan lainnya karena ada instansi lain yang lebih memiliki otoritasi berbicara itu," tuturnya.

Baca juga: Antrean Panjang di SPBU, Pertamina Tegaskan Bukan Karena BBM Langka

"Tapi kalau kita liat dari penyaluran, sebenarnya tidak ada peningkatan yang signifikan," ujarnya.

Untuk itu, Arya menegaskan, BBM pertalite merupakan barang penugasan dengan subsidi dan kompensasi.

Sehingga memiliki kuota yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Lebih lanjut, dirinya membeberkan, kuota untuk Pertalite telah diperhitungkan oleh Pertamina dan pemerintah daerah sejak awal tahun. Hanya saja, beberapa permasalahan diatas tak dapat diprediksi.

"Jadi sudah ada perhitungannya. Cuman kita tidak tahu apa yang terjadi di pertengahan tahun, karena kuota ditentukan di awal tahun. Tapi 2 tahun terakhir, memang apa yang diusulkan dengan yang disetujui itu berbeda. Lebih di bawah," lanjutnya.

Dengan begitu, Pertamina tetap menyalurkan BBM sesuai kuota yang ditentukan.

Sehingga, di antara 5 provinsi di Kalimantan, 'antrean panjang' Kalimantan Timur yang paling 'terlihat'.

Baca juga: Cara Kendalikan Harga Pangan di Bulungan, Syarwani akan Berkoordinasi dengan Pertamina

Dengan begitu, Arya menjelaskan, baik tindak pidana, pembuatan regulasi, hingga wewenang diluar SPBU bukan otoritas Pertamina.

Mau tidak mau, ada diskusi dengan semua instansi. Karena kalau dilihat dari suplai BBM, sepertinya Pertamina akan sulit mencari jalan keluar.

"Karena otoritasnya yang hanya sebagai perusahaan," pungkasnya.

Area Manager Communication Relation CSR Patra niaga regional Kalimantan, Arya Yusa pada Kamis (21/12/2023).
Area Manager Communication Relation CSR Patra niaga regional Kalimantan, Arya Yusa pada Kamis (21/12/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Setiap Provinsi Ada

Beberapa bulan terakhir, masyarakat kota Balikpapan mengeluhkan antrean panjang di beberapa SPBU kota Minyak.

Melalui program Titik Temu pada kanal YouTube Tribun Kaltim Official bertajuk "Kemana BBM Menguap?", Kamis (21/12/2023), Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan membeberkan kronologinya.

Area Manager Communication Relation CSR Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa mengungkapkan, antrean SPBU di Kota Balikpapan pada awal tahun 2022 lalu hanya sampai gerbang SPBU.

Baca juga: Gejala Kelangkaan BBM Mendera Warga Balikpapan, Polisi Ulas Faktor Distribusi dan Keberadaan SPBU

Sebab, menurutnya, nuansa pandemi Covid-19 yang masih terasa, lengkap dengan aktivitas masyarakat Kota Balikpapan yang tak setinggi saat ini menjadi penyebabnya.

Akhir tahun 2022, terbantu dengan adanya penyesuaian harga Pertalite. Dari Rp 7.600 ke Rp 10 ribu.

Bahan bakar Pertalite dengan Pertamax waktu itu disparitasnya sedikit.

"Akhirnya, seluruh konsumen kebanyakan lari ke Pertamax, termasuk yang pengetap," jelasnya dalam program yang dipandu langsung oleh Pimpinan Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik tersebut.

Siapa sangka, fenomena ini terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2023, tepatnya bulan Mei hingga Juni.

Sebab, tambah Arya, perbedaan harga antara Pertalite dengan Pertamax belum terlalu jauh.

Namun, harga Pertamax mulai meningkat ke Rp 14 ribu per liternya pada Juli hingga Agustus 2023.

Baca juga: Turuti Permintaan Demonstran, Tim Satgas BBM Kutim Tinjau SPBU Besok

Sehingga menimbulkan perbedaan yang cukup jauh serta membuat sejumlah masyarakat memilih beralih ke Pertalite.

Termasuk juga para pengetap karena harganya yang murah dengan konsumen yang lebih banyak.

Kalau secara margin, pengetap beli Pertamax, itu gak bisa laku karena mendingan beli Pertalite.

Ilustrasi antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU daerah Gunung Guntur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 21 November 2023.
Ilustrasi antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU daerah Gunung Guntur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 21 November 2023. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Ternyata, di Pertalite juga sudah ada konsumen setia yang memang senang dengan subsidi.

"Kita tidak bisa mengatakan tidak ada pengetap, karena di setiap provinsi pasti ada," ungkapnya.

Baca juga: Polisi Sulit Tindak Pengetap BBM Balikpapan, Minta Pemkot Keluarkan Regulasi

Tak ayal, antrean-antrean mulai terlihat pada bulan Agustus 2023 meski belum terlalu signifikan.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved