Tribun Kaltim Hari Ini
Bukan Karena Stok BBM Langka, Ini Penyebab Antrean di SPBU Versi Patra Niaga dan Polres Balikpapan
Bukan karena stok BBM langka, inilah penyebab terjadinya antrean di SPBU versi Patra Niaga dan Polres Balikpapan.
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa bulan terakhir, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dipenuhi antrean kendaraan, bahkan hingga ke badan jalan.
Mereka rela berlama-lama menunggu giliran untuk mendapatkan Pertalite.
Tak ayal, banyak keluhan warga muncul di lini massa.
Mulai dari lamanya mengantre, dugaan adanya ulah pengetap, hingga muncul isu kelangkaan BBM khususnya Pertalite.
Baca juga: Antrean Panjang di SPBU, Pertamina Tegaskan Bukan Karena BBM Langka
Untuk membedah persoalan ini, Tribun Kaltim kembali menghadirkan program Titik Temu pada kanal YouTube Tribun Kaltim Official bertajuk "Ke Mana BBM Menguap?", Kamis (21/12).
Hadir dalam diskusi ini adalah Area Manager Communication Relation CSR Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa dan Kanit Tipidter Satreskrim Polresta Balikpapan, Iptu Wirawan Trisnadi Prawira.
Acara dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto.

Diskusi dibuka dengan penjelasan dari Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, tentang kronologi mengapa terjadi antrean Pertalit saat ini.
Arya Yusa mengungkapkan, antrean di SPBU kota Balikpapan pada awal tahun 2022 lalu hanya sampai gerbang SPBU.
Ini disebabkan karena nuansa pandemi yang masih terasa, ditambah aktivitas masyarakat kota Balikpapan yang tak setinggi saat ini.
"Akhir tahun 2022, terbantu dengan adanya penyesuaian harga Pertalite. Dari Rp 7.600 ke Rp 10 ribu. Pertalite dengan Pertamax waktu itu disparitasnya sedikit. Akhirnya, seluruh konsumen kebanyakan lari ke Pertamax, termasuk yang pengetap," jelasnya.
Siapa sangka, fenomena ini terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2023, tepatnya bulan Mei hingga Juni.
Sebab, tambah Arya, perbedaan harga antara Pertalite dengan Pertamax belum terlalu jauh.
Namun, harga Pertamax mulai meningkat ke Rp 14 ribu perliternya pada Juli hingga Agustus 2023.
Sehingga menimbulkan perbedaan yang cukup jauh serta membuat sejumlah masyarakat memilih beralih ke Pertalite.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.