Hari Natal 2023

Renungan: Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi

Sesungguhnya Tuhanlah di atas segala-galanya yang patut mendapatkan penghormatan dan kemuliaan, bukan diri kita dalam semarak dan kesuksesan kita.

Editor: Fransina Luhukay
zoom-inlihat foto Renungan: Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi
HO-dok pribadi
Pdt Dr. Lenggan Pait, M.Th, Ketua PGI Wilayah Kalimantan Timur.

Oleh: Pdt. Dr. Lenggan Pait, M.Th.
Ketua PGI Wilayah Kalimantan Timur


"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:14
Tema ini merupakan pokok perenungan yang diangkat oleh PGI secara nasional untuk menjadi sentral perhatian gereja-gereja dalam merayakan natal tahun ini. Kelahiran Kristus menjadi sebuah momen yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Bagaimana tidak, manusia yang sudah seharusnya mendapatkan hukuman karena dosa diangkat dari lumpur dosa, diselamatkan untuk menerima anugerah keselamatan yang ada di dalam Yesus Kristus.

Teks di atas merupakan pujian para malaikat yang memuji Allah ketika menyampaikan pesan akan kelahiran Kristus kepada para gembala. Dari pujian ini ada dua kebenaran penting yang patut menjadi perhatian dalam merayakan natal, yaitu:

Kemuliaan hanya Milik Allah
Kemuliaan (doxa-Yun) yang memiliki arti: honor - Penghormatan, renown - Ketenaran, Kemasyuran - sebuah keadaan pengakuan sangat dihormati, glory an espesially divine quality - Kemuliaan dalam kualitas yang tinggi -, the unspoken manifestation of God - Sebuah manifestasi Tuhan yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, splendor - Kemegahan.

Karena itu pujian para malaikat yang menyatakan "Kemuliaan bagi Allah" merupakan:
Pertama, sebuah pengakuan, penghormatan dan pengagungan yang ditujukan hanya kepada satu pribadi Pemilik Kemuliaan itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Kedua, sebuah pemujaan atau ungkapan pujian yang penuh kemegahan yang berisi ungkapan syukur untuk karya penyelamatan yang dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus melalui kelahiran-Nya sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab.

Saya yakin anda pernah mendengarkan puji-pujian yang begitu mengagumkan dan penuh kemegahan sehingga sentuhan kata, kalimat serta harmonisasi suara dan musik membuat kita merinding. Saya rasa kemegahan pujian para malaikat itu lebih megah dari apa yang kita dengar. Ketiga, Glory an espesially divine quality - Kemuliaan, kemegahan dalam kualitas tertinggi.

Hal menarik dalam bahagian ini adalah adanya empat kelompok tokoh utama yang memainkan perannya masing-masing sesuai dengan porsinya: Pertama, Allah sebagai Pengutus. Kedua Yesus Kristus sebagai inti berita. Ketiga, Malaikat sebagai Pembawa berita. Keempat Para Gembala sebagai penerima berita. Para malaikat sebagai pembawa berita, mereka tidak memperlihatkan bahwa diri mereka yang hebat, mereka tidak menunjukkan bahwa merekalah yang berjasa, mereka tidak mengagungkan diri bahwa diri merekalah yang patut mendapatkan pujian dan kemuliaan, mereka tidak menjadikan diri mereka sebagai pusat perhatian.

Namun jelas dalam ungkapan mereka "Glory to God in the higest and on eart peace, good will toward men". Mereka mengarahkan puji-pujian mereka kepada Dia yang mengutus mereka bahwa Dialah yang layak menerima hormat, pengagungan dan pujian. Karena itu dalam setiap even yang menuntut kerja keras kita, pekerjaan dan pengabdian kita, sesungguhnya Tuhanlah di atas segala-galanya yang patut mendapatkan penghormatan dan kemuliaan, bukan diri kita dalam semarak dan kesuksesan kita. Kita hanyalah alat yang dikenan Tuhan. Karena itu, cara hidupmu, cara ibadahmu, cara kerjamu, adalah wadah dimana engkau memuliakan Allah.

Damai Sejahtera
Natal Mendamaikan Manusia Dengan Allah Dan Manusia Dengan Sesama. Natal sesungguhnya harus memiliki pemaknaan yang sentral, di mana berita utamanya adalah tentang Damai Sejahtera yang diberikan Kristus melalui Inkarnasi-Nya menjadi manusia yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia yang percaya. Pemaknaan ini tentu meggiring kehendak hati kita untuk terus membenahi diri agar kita terus dibaharui dalam peneguhan Firman setiap saat dan waktu.

Presuposisi kita haruslah berpijak pada Dia yang telah lahir dan memberikan hidupnya demi manusia yang berdosa di mana pendamaian itu dilakukan. Persoalannya sekarang adalah seringkali kita jumpai orang kristen yang tidak lagi menaruh perhatian kepada Kristus yang berinkarnasi itu. Tetapi perhatiannya kepada: siapa panitianya, siapa artis, siapa pengkhotbahnya? dll, yang jikalau mereka ini pernah melakukan sesuatu yang kurang pas dengan kehendak mereka, maka imbalannya adalah kebencian, acuh tak acuh bahkan bersikap apatis terhadap kegiatan keagamaan.

Praktisnya misalnya, gara-gara tidak bisa kasih sumbangan natal, menjadi alasan untuk tidak beribadah. Hati-hati gara-gara persoalan perasaan anda tidak menikmati damai yang sesungguhnya. Seharusnya sebagai orang percaya, di mana damai tidak ada, di situlah kita hadir memberikan damai.

Kita tentu meyakini bahwa kelahiran Kristus mendamaikan manusia dengan Allah, bahkan manusia dengan sesamanya. Bagaimana tidak, kehancuran manusia karena dosa mengakibatkan manusia akan ditimpa hukuman kematian. Kita harus menyadari bahwa inisiatif pendamaian datang dari Allah sendiri bukan dari manusia yang berdosa yang seharunya datang dan mendekat kepada Allah karena dosanya.

Kesadaran itu menuntun kita untuk melihat kebenaran Firman Tuhan dalam Roma 6:23 yang berkata "Sebab Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hari ini kita tidak bisa memungkiri bahwa kedamaian menjadi berita yang harus kita suarakan, sebab ada begitu banyak tempat di mana keretakan terjadi, kepahitan terjadi, kebencian terjadi bahkan peperanganpun menjadi ancaman rusaknya kedamaian.

Jika kita memperhatikan berita media elektronik; setiap hari kita bisa jumpai ada begitu banyak kasus kriminal yang menakutkan kita; Sebut sajalah Pembunuhan, Perampokan, KDRT, Narkoba, seks bebas, Penipuan, perselingkuhan, dllsb. Sesungguhnya para pelaku hanya memikirkan kesenangan sesaat dengan tidak memikirkan dampak dari setiap perbuatannya. Kepuasan sesaat dia dapati, namun penyesalan yang berkepanjangan menjadi derita hidup setiap hari. - Itulah sebabnya kita harus selalu meminta Tuhan menguasai diri kita supaya kita tidak salah langkah.

Karenanya natal tidak saja membawa kita kepada perhatian perayaan lahiriah bahkan pesta natalnya; acara yang mantap, baju yang mahal, konsumsi yang enak, puji-pujian yang indah dll, tetapi Natal menuntun kita untuk beryukur dan merayakan inkarnasi Allah menjadi manusia untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya agar kedamaian menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 

Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved