Berita Malinau Terkini

Pandangan Wempi W Mawa Atas Taman Nasional Kayan Mentarang Malinau, 'Menjual' Paru-paru Dunia

Inilah soal pemikiran Wempi W Mawa atas Taman Nasional Kayan Mentarang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. 

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM
Bupati Wempi W Mawa dan isteri ketika disambut oleh masyarakat saat berkunjung ke desa Agung Baru, Sungai Boh, Malinau Kaltara, Senin (18/12/2023). 

Oleh karena itulah, pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang tidak diserahkan ke daerah melainkan di bawah dua kementerian tersebut.

“Dunia dan Indonesia membutuhkan hutan cadangan oksigen tersebut karena itu tugas kita adalah bagaimana Taman Nasional Kayan Mentarang ini bisa kita kelola dan kita jaga sebagai paru-paru dunia sekaligus masyarakat di dalamnya sejahtera.

Pengelolaan itu harus menyejahterakan masyarakat sekitar terutama. Dan itu bisa ditempuh dengan berbagai cara.

Salah satunya adalah dijadikan destinasi wisata alam sehingga mendatangkan devisa demi kemakmuran masyarakat, terutama mereka yang masuk dalam daerah 3 T ( terluar, terdepan, dan tertinggal ). Inilah yang sedang kita rencanakan,” ujar Wempi.

Terkait pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang ini, Bupati Wempi akan menawarkan kerja sama kepada pihak luar.

Pihak luar ini harus bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Bagaimana detail proyek bersamanya tentu akan dibahas lebih lanjut dengan BUMD bersangkutan.

Satu hal yang dilupakan banyak orang bahkan dunia, urai Wempi, bahwa tanpa diperintah negarapun masyarakat Dayak terus menjaga hutan.

Habitat mereka memang ada di hutan. Tetapi dari sudut kebangsaan, masyarakat Dayak ini sangat nasionalis secara alami, yakni mencintai dan menghargai adat istiadat, juga jaga lingkungan alamnya melalui budaya dan adat istiadat.

Baca juga: Penajam Paser Utara Respon pada Perubahan Iklim, Mulai Banyak Tanam Pohon

Hutan bagi masyarakat Dayak adalah kehidupan. “Kalau ditanya lebih loyal kepada budaya atau bangsa dan negara itu beda-beda tipis. Mereka yang paling pertama adalah lebih banyak loyal kepada budaya.

Kepada bangsa dan Negara kan setelah budaya. Dan hidup kita sehari-hari juga diatur oleh budaya itu sendiri. Perilaku dan adat istiadat leluhur kita itu yang menuntun kita sehari-hari,” urai Wempi lebih lanjut.

Oleh karena itu, pemerintah mendukung sikap dan karakter natural masyarakat secara adat.

Selain itu, pemerintah daerah dalam hal ini Kabupaten Malinau juga mengarahkan dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar mereka menjaga kelestarian h utan melalui program kebijakan.

“Kita kan punya 5 program yang kebetulan kemarin kita terapkan dalam situasi Covid.

Sehingga kami dapat reward sebagai kabupaten satu-satunya yang mampu mengatasi terjadinya kemiskinan ekstrem nol persen berdasarkan data BPS terhadap dampak kebijakan program daerah di masa Covid.

Kemiskinan memang ada, tapi kemiskinan ekstrem kita tidak ada,” beber Bupati Wempi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved