Tribun Kaltim Hari Ini
Kecelakaan Kereta Api Turangga vs KA Bandung Raya, Suara Tabrakan Seperti Bom
Kereta Api (KA) Turangga jurusan Surabaya Gubeng-Bandung dengan nomor lokomotif CC 206 13 97 bertabrakan dengan KA lokal Bandung Raya.
TRIBUNKALTIM.CO - Kereta Api (KA) Turangga jurusan Surabaya Gubeng-Bandung dengan nomor lokomotif CC 206 13 97 bertabrakan dengan KA lokal atau Commuter Line (CL) Bandung Raya dengan nomor KA 350 pada Jumat (5/1) pagi.
Insiden itu terjadi di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung, di lintas Cicalengka-Haurpugur KM 181+700 sekira pukul 06.03 WIB.
Detik-detik kecelakaan itu sempat direkam seorang penumpang yang turun tepat setelah tabrakan terjadi.
Dalam video yang diterima Tribunjabar.id, para penumpang tampak panik ketika kecelakaan terjadi.
Baca juga: Berita Terkini Tabrakan Kereta Api KA Turangga vs KA Bandung Raya di Cicalengka dan Jumlah Korban
Baca juga: Janji Anies Baswedan saat Kampanye di Sumbar, Bangun Stadion hingga Reaktivasi Jalur Kereta Api
Baca juga: Bangun Rel Kereta Api 2.428 KM di Pulau Kalimantan, Kemenhub Ajak China Bangun di IKN Nusantara
Awalnya, perekam video kebingungan dengan apa yang baru saja ia alami. Kemudian terdengar teriakan penumpang perempuan yang berusaha turun dari gerbong.
"Turun, turun," ucap seorang penumpang dengan nada histeris.
Perekam video itu kemudian membantu beberapa penumpang turun dari gerbong.
Terdengar pula teriakan hingga tangisan lain dari penumpang yang syok saat kecelakaan terjadi.
"Allahu Akbar," ujar penumpang lain. Para penumpang yang terdiri dari orang dewasa hingga anak-anak pun mengevakuasi diri menjauh dari lokasi kejadian.
KA Turangga menurut KAI diketahui membawa 287 penumpang.
Sedangkan KA Lokal Bandung Raya mengangkut 191 penumpang.
Bubun Ruhiyat (29), petugas di KA Turangga mengaku melihat suasana di dalam KA sangat gelap dan chaos ketika kecelakaan terjadi.
"Suasananya gelap, chaos, banyak teriak. Saya sendiri hanya bisa pasrah saat kejadian," kata warga Kampung Bojong Koneng, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancakek, Kabupaten Bandung itu.
Pengalaman Bubun mirip dengan yang dirasakan petugas On Train Cleaning (OTC) KA Turangga, Jejen.
Baca juga: 8 Tips Perjalanan Menggunakan Kereta Api Saat Musim Hujan, Jangan Lupa Kenakan Pakaian yang Tepat
Beberapa saat sebelum terjadi tabrakan ia sedang berada di gerbong Eksekutif 4.
"Saya lagi di Eksekutif 4, belakang kereta makan. Posisi saya sedang membereskan fasilitas-fasilitas kereta api, mau dikumpulin di kereta makan," kata Jejen.
Ketika hendak menyebrang dari satu gerbong ke gerbong lainnya, lanjut Jejen, tiba-tiba terjadi guncangan keras.
"Waktu posisi mau nyebrang ke sambungan (gerbong), tiba-tiba udah terjadi aja (tabrakan) itu. Cukup lama guncangan keras," tambahnya. Selain terjadi guncangan, ia juga melihat asap mengepul di kabin hingga listrik yang padam.
"Terus tiba-tiba muncul asap ke bordes sampai kabin, sama listrik padam," bebernya.
Setelah terjadi kecelakaan Jejen langsung membantu mengevakuasi penumpang.
Jejen menuturkan pintu gerbong tempatnya berada masih bisa terbuka sehingga ia dapat mengevakuasi diri dan penumpang.
"Pintu Eksekutif 4 masih bisa terbuka di kiri kanannya, cuman pintu yang buat nyebrang saja sudah dempet," bebernya.
Di sisi lain warga sekitar mengaku mendengar dentuman keras ketika kecelakaan itu terjadi.
Roma Sukmana (45), warga Kampung Babakan DKA, Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengaku mendengar dentuman sangat keras.
Baca juga: 2 Kereta Api di Jalur Sentolo Kulon Progo Berserempetan, KA Argo Semeru dan KA Argo Wilis Anjlok
"Sangat keras, bisa dibilang seperti suara bom," katanya di sekitar lokasi kejadian.
Roma mengatakan ketika tabrakan terjadi, suara dentuman itu terdengar hingga ke dalam rumahnya.
Saat itu dia masih berada di dalam rumah.
"Saya langsung ke luar, dipikir hanya anjlok biasa, saya cek sampai ke ujung sana, ternyata anjlok karena tabrakan," katanya.
Roma memang tinggal di sekitar rek kereta api Cicalengka-Haurpugur.
Karenanya, ketika peristiwa itu terjadi, ia terbilang yang pertama sampai ke titik kereta bertabrakan.
Roma mengaku belum pernah terjadi sebelumnya tabrakan kereta api di Cicalengka.
Adapun Elis bersama Sofyah, warga yang rumahnya juga dekat dengan lokasi kecelakaan tabrakan KA itu mengaku sebelum terjadinya tabrakan adu banteng itu mereka sempat mendengar seperti suara ban meletus.
"Tadi saya sedang berada di luar rumah dan mendengar seperti suara ban meletus. Saya melihat penumpang dari KA Turangga 65A berhamburan dan meloncat ke bagian kanan juga kiri," katanya.
Dia pun mengaku sempat melihat di lokasi kejadian seperti daun-daun beterbangan.
Baca juga: Kemenhub akan Bangun 4 Proyek Kereta Api di IKN Nusantara, Cek Daftar dan Jadwal Pembangunannya
"Penumpang pada turun. Saya kaget banget. Baru kali ini ada kejadian dekat rumah.
Tadi juga banyak penumpang yang saya suruh istirahat sebentar di rumah," katanya.
Akibat kecelakaan itu, empat orang meninggal, dan 37 orang luka-luka.
“Informasi korban yang ter-update itu sebanyak 37 korban luka, kemudian yang meninggal ada 4 orang. Korban yang luka tersebut sudah dievakuasi ke RSUD Cicalengka dan beberapa puskesmas,” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo.
Hingga berita ini ditulis, dari empat korban meninggal, baru dua yang berhasil dievakuasi, yakni Julian Dwi Setiono, masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Ponisa, asisten masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, serta Andrian, pramugara KA Turangga.
Korban ditemukan terhimpit di gerbong ketiga.
"Yang berhasil (dievakuasi) pramugara Andrian posisinya berada di gerbong ketiga kereta api Turangga. Posisinya ada di antara gerbong," kata Ibrahim.
Ibrahim menjelaskan proses evakuasi korban meninggal terkendala akses masuk yang kondisinya masih tertutup material gerbong kereta.
“Sudah dilakukan observasi oleh petugas untuk melakukan upaya untuk menembus masuk ke lokasi korban, tapi tidak bisa dilakukan karena demikian keras besi yang menutup tersebut,” katanya.
Hingga kemarin upaya yang dilakukan petugas adalah dengan menarik gerbong-gerbong yang menutup tersebut. Kepala Basarnas Bandung, Hery Marantika mengatakan ada satu korban yang masih terhimpit kerangka kereta. "Untuk terakhir ada satu korban yang sedang kami upayakan," ungkap Hery.
Baca juga: Kemenhub Ajak China Bangun Kereta Api IKN Nusantara, MTI Singgung Pembengkakan Biaya
Ia menjelaskan akan dilakukan dua teknik untuk mengevakuasi korban yakni menarik gerbong dan memotong gerbong.
"Sedang mengupayakan kalau memang ada dua teknik yang akan kita sampaikan yang nanti kita lakukan, yang pertama adalah kalau gerbongnya tidak bisa ditarik, maka gerbongnya akan kita potong untuk mengevakuasi satu orang yang terjepit," ungkapnya.
Akibat kecelakaan itu pula perjalanan sejumlah KA terpaksa dialihkan memutar melalui jalur utara.
VP Public Relations KAI Joni Martinus menerangkan, pihaknya berusaha mengoperasikan kereta api lain dengan sementara mengalihkan perjalanan kereta api memutar lewat utara Bandung-Cikampek-Kroya.
"Upaya mengoperasikan kereta api dengan memutar yang sebelum kereta api lewat rute selatan Banjar, upaya memutar lewat utara Bandung,-Cikampek-Kroya. Menuju ke arah Bandung, Tasikmalaya dan Banjar," kata dia.
Joni menerangkan, kereta api jarak jauh harus memutar ke Cikampek lalu ke Kroya dengam waktu tempuh bertambah sekira 2-3 jam. "Memang ada konsekuensinya, ada tambahan perjalanan 2-3 jam," ucap Joni.
Sementara Kementerian Perhubungan meminta maaf kepada masyarakat atas peristiwa tabrakan KA Turangga dengan KRL Bandung Raya itu.
Melalui Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, mereka menyatakan rasa prihatin dan mendalam atas tabrakan itu. Apalagi, kecelakaan telah menimbulkan korban jiwa.
"Kami mohon maaf atas terjadinya hal ini," katanya melalui pesan video yang dikeluarkan di Jakarta.
Ia menyadari selain menimbulkan korban, tabrakan juga mengganggu layanan kereta api, terutama di daerah Jawa Barat.
Baca juga: Dampak Pembangunan IKN Nusantara, Rel Kereta Api Sepanjang 2.428 Km Bakal Membentang di Kalimantan
Oleh karena itulah, agar semua masalah itu cepat diatasi, pihaknya melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah menerjunkan tim.
Tim bertugas untuk mengevakuasi korban, gerbong kereta dan mengembalikan layanan perkeretaapian seperti semula
Empat Hari KNKT Investigasi
Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) membentuk tim investigasi tabrakan kereta Commuter Line Bandung Raya (KA 350) dengan kereta api Turangga (KA Plb 651) di Cicalengka, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (5/1).
Tim yang bertugas terdiri atas Gusnaedi Rachmanas (IIC), Aditya WS Yudistira dan Yogi Arisandi (anggota), serta Agus Marson (tenaga ahli).
Tim ini akan melakukan investigasi selama empat hari.
"Kegiatan investigasi berlangsung selama empat hari, terhitung mulai 5 hingga 8 Januari 2024," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/1).
KNKT kemarin masih dalam tahap melakukan pengumpulan data dan keterangan saksi.
Soerjanto mengatakan pihaknya juga menunggu hasil investigasi dari lapangan.
"Kami sedang melakukan pengumpulan data dan informasi faktual, termasuk keterangan para saksi sambil menunggu hasil investigasi dari teman-teman investigator di lapangan," ujarnya.
Baca juga: Dampak Pembangunan IKN Nusantara, Rel Kereta Api Sepanjang 2.428 Km Bakal Membentang di Kalimantan
Dia berjanji akan melakukan analisis menyeluruh untuk mencari tahu faktor yang menyebabkan kecelakaan. KNKT juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Selama proses penyelidikan KNKT akan memberikan pembaruan secara berkala kepada masyarakat," tutur Soerjanto.
KNKT mengatakan akan bekerja keras memastikan hasil penyelidikan dapat memberikan pencerahan yang memadai.
Begitu juga dengan tindakan yang tepat untuk meningkatkan keselamatan transportasi kereta api di Indonesia.
Soerjanto turut menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban akibat kecelakaan tersebut.
"Kami berharap korban yang terluka dapat segera pulih dengan cepat," tutur Soerjanto.
Sementara itu PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memastikan penanganan kecelakaan tersebut akan melibatkan KNKT.
Saat ini proses evakuasi kereta yang rusak dan korban terdampak masih terus dilakukan.
“KAI juga akan melakukan investigasi bersama KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan,” ujar EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji.
KAI menyampaikan permohonan maaf atas terganggunya pelayanan akibat peristiwa kecelakaan antara KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuter Line Bandung Raya.
Akibat kecelakaan tersebut, KAI rekayasa operasional perjalanan.
“Bagi perjalanan KA-KA yang akan melintas di wilayah Haurpugur-Cicalengka, KAI akan melakukan upaya rekayasa pola operasi berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain,” ujar Dwinanto. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.