Berita Balikpapan Terkini
Grup Musik Cakra Adanu Rilis Single Baru 'Kinten', Terinspirasi dari Kisah Nyata sang Gitaris
Grup musik asal Balikpapan Cakra Adanu rilis single baru 'Kinten' yang terinspirasi dari kisah nyata sang gitaris.
Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Lagu bisa dikatakan sebagai simbol eksistensi sebuah grup musik.
Tidak terkecuali bagi grup musik asal Kota Balikpapan, Cakra Adanu.
Grup musik yang digawangi 10 orang itu merilis single pertamanya berjudul "Kinten" pada 5 Januari 2024.
Cakra Adanu merupakan grup musik yang memadukan aliran pop, dangdut, dan sentuhan Jawa pada setiap performanya.
Grup musik ini digawangi Bondan (kendang jaipong), Leo Wahyu (kendang ketipung), Fajar (Drum), Dava (Kibot 1), Sigit (Kibot 2), Farhan (Gitar 1), Vicky (Gitar 2), Hakim (Gitar 3), chory (Bass), dan Odong (Vocal).
Single baru berjudul "Kinten" itu mengangkat kisah cinta berujung patah hati yang dialami sang Gitaris, Vicky.
Lagu itu menceritakan tentang seseorang lelaki yang berjuang dan berkorban untuk wanita yang dicintainya, namun sirna karena perbedaan kasta.
Hal itu disampaikan langsung oleh Manager sekaligus salah seorang personel Cakra Adanu, Bondan.
Ia membeberkan cerita asli yang dialami gitarisnya.
Dikatakan bahwa sang gitaris mencintai perempuan yang mudah bergaul dengan siapa saja, sehingga menimbulkan rasa nyaman dalam hatinya.
Bahkan, ia juga mengira, perasaannya akan terbalaskan.
Namun siapa sangka, cinta itu bertepuk sebelah tangan.
Perempuan itu lebih memilih lelaki yang lebih mapan dan bergelimang harta.
Judul lagu Kinten ini diambil dari bahasa Jawa yang berarti perkiraan atau ekspektasi dalam kisah cinta kandas yang dialami gitaris Cakra Adanu.
"Mungkin, lagu ini relate. Banyak orang yang mengalami hal yang sama, termasuk saya dan personel lainnya juga pernah. Menurutku, lagu ini bakal mewakili mereka yang mengalaminya, tapi nggak bisa diungkapkan. Jadi kita hadirkan melalui lagu," jelasnya, Jumat (12/1/2024).
Lebih lanjut, laguciptaan Vicky Sagita dan Muhammad Patrick Elzani itu dapat didengarkan melalui YouTube.
Lagu yang menggunakan 60 persen bahasa Jawa dan 40 persen bahasa Indonesia itu juga akan dibawakan pada event Gema Fest 2 di halaman parkir Gedung BSCC Dome Balikpapan.
"Kita masih daftarkan ke Spotify, Joox dll. Cuma masih tahap QC," ucap Bondan.
Bondan mengatakan, lagu itusebenarnya telah selesai dibuat sejak setahun lalu.
Namun, terhambat oleh kesibukan para personelnya sehingga dirilis tahun ini.
Grup musik yang terbentuk tahun 2020 itu kinijuga memiliki 5 materi lagi yang siap diperdengarkan pada masyarakat.
"Ini baru pertama kali rilis, jadi juga kebentur sama kesibukan para personelnya. Sebenarnya ini projek lama, bahkan ada sekitar lima single yang belum kita keluarin," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.