Berita Bontang Terkini
Kasus DBD di Bontang Mengkhawatirkan, 41 Orang Terjangkit dan 1 Penderita Meninggal
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bontang terungkap ada 41 orang yang terkonfirmasi terserang DBD. Seorang diantaranya meninggal dunia
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang di awal tahun ini mengkhawatirkan.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bontang terungkap ada 41 orang yang terkonfirmasi terserang DBD. Seorang diantaranya meninggal dunia.
"Sejak awal tahun sampai hari ini tercatat ada 41 kasus DBD dan 1 diantaranya, anak berusia 13 tahun meninggal dunia," kata
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Nur Asma, Rabu (17/1/2024).
Korban meninggal merupakan warga Kelurahan Gunung Telihan, Bontang Barat yang diketahui sempat mendapat perawatan intensif sejak 8 Januari lalu.
Disinggung soal daerah mana yang masuk zona merah, Nur Asma, mengaku belum bisa membeberkan kelurahan mana dengan kasus tertinggi.
Baca juga: Dinas Kesehatan Berau Ingatkan Warga untuk Waspada Penyakit DBD dan Malaria di Musim Penghujan
Baca juga: Direktur RSUD HIS Kubar Sebut Pasien Meninggal Karena Terlambat Dibawa ke RS, DBD Mengkhawatirkan
"Kami masih petakan," ujarnya.
Meski demikian, ia mendorong masyarakat tetap waspada dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.
Pasalnya, penanganan DBD tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah tanpa bantuan masyarakat yang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar, yang berpotensi menjadi area perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
“Kepedulian terhadap lingkungan sangat penting. Kondisi cuaca yang kadang panas, kadang hujan menjadi salah satu faktor perkembangbiakan yang masif nyamuk aedes aegypti," ungkapnya.
Menurut Nur Asma, kunci keberhasilan menghindari penyebaran DBD adalah menerapkan 3M secara ketat, seperti menguras tempat-tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Sementara untuk pengasapan atau fogging bukanlah menjadi solusi penuntasan kasus DBD. Pasalnya pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa. Telur dan jentik tidak bisa mati.
Baca juga: Kasus DBD di Kubar Meningkat, Tiga Orang Meninggal dalam Sepekan
Disinggung terkait penyelesaian kasus DBD dengan skema wolbachia juga belum bisa dilihat efektivitasnya.
Mengingat skema ini baru berjalan beberapa bulan. Butuh waktu enam bulan hingga dua tahun untuk proses evaluasi.
“Kalau sekarang belum kelihatan hasilnya, butuh waktu 6 bulan sampai 2 tahun sejak program Wolbachia dimulai," pungkasnya. (*)
| Bontang Tertinggi Pengangguran di Kaltim, Wawali Agus Haris Desak Pendataan Ulang KTP Warga |
|
|---|
| Pemkot Bontang: NU Bukan Sekadar Ormas Keagamaan, Melainkan Kekuatan Besar Pembangunan Sosial |
|
|---|
| Polres Bontang Bongkar Jaringan Sabu Lintas Daerah, 4 Pengedar Ditangkap |
|
|---|
| 4 Tersangka Curanmor dan Penggelapan Ditangkap dalam Operasi Jaran Mahakam 2025 Bontang |
|
|---|
| Walikota Bontang Lantik Akhmad Suharto Jadi Pj Sekda, Tekankan Penanganan Stunting dan Kinerja OPD |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/ilustrasi-anak-demam-cvc.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.