Berita Penajam Terkini
Kisah Perempuan Penajam Membangun Usaha Olahan Sabut Kelapa, Akui Gila Kerja
Semangatnya yang luar biasa meski usia tidak lagi muda, menjadikan perempuan bernama Rusni Febrianti sebagai pelajaran
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
Awal-awal Rusni Febrianti pulang dari Jakarta, ia bercerita bahwa sempat menjual buah-buahan, lalu bekerja pada perusahaan pengolahan sabut kelapa yang didirikan di sekitar tempat tinggalnya.
Manajemen perusahaan yang baru berdiri itu, memberikan Rusni Febrianti kepercayaan untuk mencari tenaga kerja.
Ia pun mulai berpikir untuk memberdayakan orang tua tunggal, khususnya para ibu di sekitar rumahnya.
Baca juga: Terus Lakukan Inovasi, UMKM Kreasi Home Made Balikpapan Dinilai Punya Peluang Pasar yang Besar
Rusni Febrianti memahami bagaimana sulitnya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari, juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak.
“Di pabrik dulu saya buat konsepnya yang kerja itu janda-janda semua, karena TribunKaltim.co tahu kebutuhan mereka, kelangsungan hidup anak mereka,” ujarnya.
Berkreasi dengan Sabut Kelapa
Setelah masa kerja di pabrik usai, Rusni Febrianti kembali berpikir keras agar apa yang pernah dikerjakan di pabrik dulu, terus berlanjut.
Pabrik olahan sabut kelapa tempatnya bekerja, hanya sebatas mengolah sabut menjadi coco fiber atau cocopeat untuk media tanam, kemudian dijual dengan harga yang tidak seberapa.
Karena ibu dua anak ini juga cukup kreatif, ia terus berpikir bagaimana agar sabut kelapa ini bisa diolah dengan kegunaan lain, dan tentu saja dengan harga yang jauh lebih mahal.
Sebagai informasi, bahwa di Tanjung Jumlai sabut kelapa sangat banyak, tumpukannya hampir ada di samping tiap-tiap rumah, dan tingginya menyerupai rumah-rumah warga.
Rusni Febrianti terus bercerita, sambil sesekali menikmati kelapa muda yang ia sajikan sesaat setelah TribunKaltim.co duduk di lantai rumahnya, beralas karpet berwarna coklat itu.
Baca juga: Inovasi Pepes Tuna, Oleh-oleh Khas Balikpapan Garapan UMKM Sajian Rita
Saat itu, Rusni Febrianti bermodal internet untuk mengetahui apa yang harus dibuat dengan sabut kelapa yang melimpah di sekitar rumahnya. Bak tersengat listrik, kepalanya langsung tergerak untuk menginisiasi berbagai ide.
Mulai dari membuat produk berbahan dasar sabut kelapa yang sekiranya disukai masyarakat, mengajak lagi ibu-ibu untuk bergabung, hingga mendirikan koperasi sebagai sarana menjual hasil kreasi mereka nantinya.
Produk pertama Rusni Febrianti yakni pot bunga. Tak ada pelatihan khusus yang diikutinya untuk menciptakan produk itu, ia hanya menonton cara pembuatannya dari YouTube.
Ide itu kemudian membawa Rusni Febrianti lagi pada perjalanan panjang. Tak terasa ia pun sudah merealisasikannya sejak 2020.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.