Berita Nasional Terkini
Yenny Wahid-Sekjen PBNU Kompak, Ajak Tak Pilih Capres yang Didukung Abu Bakar Baasyir, Respon Pakar
Yenny Wahid dan Sekjen PBNU kompak, ajak tak pilih capres yang didukung Abu Bakar Baasyir, respon pakar
TRIBUNKALTIM.CO - Dukungan Abu Bakar Baasyir kepada pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar jadi perbincangan.
Diketahui, Abu Bakar Baasyir merupakan mantan terpidana kasus terorisme.
Penolakan capres yang didukung Abu Bakar Baasyir disuarakan langsung Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Tak hanya Gus Ipul, penolakan serupa juga disampaikan Yenny Wahid.
Sebelumnya, Gus Ipul meminta warga NU tak memilih capres dan cawapres yang didukung oleh Abu Bakar Ba'asyir.
Baca juga: Kubu AMIN Siapkan 2 Senjata Buat Cak Imin Khusus untuk Serang Gibran di Debat Cawapres, Etik Lagi
"Kalau sebagai Sekjen PBNU saya rasa memang secara normatif kita memang mendukung," kata Yenny dalam jumpa pers di Gedung High End, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Yenny mengatakan semua pihak yang berlawanan dengan ideologi Pancasila tidak boleh diberikan ruang dalam panggung politik tanah air.
"Semua yang berhaluan melawan Pancasila saya rasa tidak perlu diberikan ruang terlalu besar dalam panggung politik di indonesia," ujarnya.
Sebab semua pihak sudah bersepakat bahwa ideologi dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
"Jadi kalau ada kelompok-kelompok yang kemudian mengusung ideologi yang berlawanan dengan itu memang harus kita waspadai bahwa dia punya agenda-agenda terselubung," tutur Yenny.
"Jadi dalam konteks itu, ucapan Gus Ipul itu sebetulnya sebagai Sekjen PBNU sudah pas," ucap Yenny menambahkan.
Kata Gus Ipul
Adapun Gus Ipul meminta seluruh warga NU bisa menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari dengan memilih calon yang sesuai dengan kaidah NU.
“Kami ingin warga NU mencoblos pada tanggal 14. Kami berharap semua warga NU hadir dan menggunakan hak pilihannya dengan sungguh-sungguh memperhatikan semua paslon yang ada,” kata Gus Ipul ketika ditanya terkait dukungan Abu Bakar Baasyir kepada salah satu paslon pada Pilpres 2024, Selasa (16/1/2024).
Gus Ipul mengatakan capres yang dipilih juga harus benar-benar mencerminkan cara berfikir dan bermadzhab ahlussunah waljamaah.
"Pastikan bahwa paslon yang kita pilih itu, sesuai dengan cara bermadzhab dan berfikihnya NU.
Pilih dan pilah semua info yang ada, agar kita tidak tersesat karena berita-berita hoax,” ujarnya.
Warga NU, lanjut Gus Ipul, diharapkan bisa mengetahui secara pasti calon mana yang seiring sejalan dengan kepentingan Indonesia dan kepentingan NU.
“Jangan kita mendukung pasangan yang didukung oleh orang-orang yang berseberangan dengan cara berfikirnya orang NU.
Seperti calon yang didukung Abu Bakar Baasyir misalnya, apalagi ada Amien Raisnya juga,” urainya.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru, Alarm Waspada Buat Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran Kuasai 6 Dapil di Jawa Tengah
Hanya saja, Gus Ipul tak menyebut pasangan calon (paslon) mana yang dimaksud.
Menurut Gus Ipul, kelompok yang selama ini berseberangan dengan NU harus dihindari.
"Kita harus waspada pada kelompok lain yang berseberangan dengan NU, apalagi cuma diiming-iming posisi wakil presiden. Jangan mau pilih kelompok ini," imbuhnya.
Penjelasan Pakar
Reza Indragiri Amriel selaku Anggota Pusat Kajian Assessment Pemasyarakatan Poltekip Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) memberikan pandangannya.
Menurutnya, tidak ada pembenaran terhadap terorisme.
Harus ditentang, pelakunya dipidanakan.
Pada sisi lain, ada tiga hal yang perlu ditinjau dari pernyataan Saifullah Yusuf dan Yenny Wahid terkait penolakan terhadap paslon yang didukung Ustad Abu Bakar Baasyir (Ustad ABB).
Pertama, ABB selaku eks narapidana.
"Studi di sejumlah benua menunjukkan tingkat residivisme pelaku pidana terorisme adalah sebesar 2-7 persen.
Persentase tersebut dikategori sebagai sangat rendah (very low) dan jauh lebih rendah (far lower) ketimbang residivisme kejahatan umum," ujarnya, Kamis (18/1/2024).
Menurutnya, ABB sendiri telah menyatakan kembali ke NKRI.
Pihak yang masih menyebut ABB sebagai penolak Pancasila, perlu memperbarui pengetahuannya.
Baca juga: 2 Hasil Survei Elektabilitas Capres Terkini, Pilpres 2024 Cuma 1 Putaran, Cek 6 Jajak Pendapat Lain
Pernyataan terbuka ABB menunjukkan perubahan mindset-nya, "Indonesia berdasarkan Pancasila itu mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya tauhid, Ketuhanan yang Maha Esa. Ini pun pengertian saya terakhir. Dulunya saya, Pancasila itu syirik. Tapi, setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik, itu ndak mungkin. Karena ulama itu mesti niatnya ikhlas.”
Kementerian Hukum dan HAM juga tentu telah melakukan risk assessment (RA) terhadap ABB.
RA adalah mekanisme untuk menakar antara lain risiko residivisme terpidana. Seandainya hasil RA menunjukkan ABB berisiko tinggi mengulangi tindak pidana, dan itu menjadi ancaman besar bagi masyarakat, Kemenkumham dan lembaga-lembaga negara lainnya niscaya akan memberikan rekomendasinya agar ABB–dengan cara apa pun–tidak dikeluarkan dari lapas.
"Alhasil, kalau ada pihak yang ketakutan bahwa ABB akan melakukan aksi pidananya kembali, pihak tersebut perlu diinsafkan bahwa ketakutannya itu terlalu berlebihan. Sekaligus, ketakutan itu menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kerja pemasyarakatan Kemenkumham."
Kedua, dukungan ABB terhadap paslon tertentu.
Anggaplah, risk assessment sebatas menangkap indikator. Sementara, dukungan ABB tersebut merupakan bukti bahwa telah terjadi disengagement ABB dari elemen-elemen terorisme yang pernah didakwakan kepada dirinya.
Disengagement itu merupakan kabar baik. Bahwa, bukan sebatas reprogramming pada level berpikir, ABB sudah memperlihatkan perubahan pada tataran perilaku.
Dukungan ABB itu pun selaras dengan anjuran Bung Karno sekian puluh tahun silam. Menentang pembentukan negara agama, Bung Karno mendorong rakyat agar memilih wakil-wakilnya yang dinilai mampu memperjuangkan nilai dan norma keagamaan di parlemen.
Wakil-wakil semacam itu pada gilirannya akan memberikan warna relijius pada produk legislatif yang dihasilkan, sehingga pada gilirannya memperkokoh nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan bernegara.
"Itu pula yang secara analogis ABB lakukan. Keinginannya agar Indonesia berwarna lebih hijau ia coba realisasikan bukan dengan melalui jalur ilegal. Sebaliknya, demi mewujudkan harapannya itu, ABB memilih aktif menggunakan hak konstitusionalnya selaku warga negara," katanya.
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini, Elektabilitas Masing-masing Paslon Menurut 7 Lembaga
Menurut Reza, narasi 'jangan mendukung paslon yang didukung ABB' pun mengandung logika yang membingungkan. Narator menunjukkan sikap anti terhadap individu tertentu, tapi rekomendasi yang ia keluarkan justru bernuansa politik praktis.
"Kekacauan logika serupa bisa terjadi pula seandainya ada narasi 'jangan mendukung paslon yang didukung oleh TikToker yang mengancam melakukan pembunuhan/penembakan'. Begitu pula, 'jangan mendukung paslon yang diusung oleh parpol yang di dalamnya ada eks koruptor', atau lainnya."
"Jadi, linearlah dalam berpikir. Kekhawatiran terhadap individu pelaku pidana atau pun eks narapidana semestinya berlanjut dengan arahan untuk mewaspadai individu tersebut, bukan dengan mengeluarkan instruksi bermuatan politik elektoral."
Apalagi, kata Reza, Saifullah juga menyebut nama Amien Rais. Ini semakin tidak jelas ujung pangkalnya.
Ketiga, paslon yang didukung ABB.
Dukungan ABB justru memperteguh citra paslon dimaksud sebagai kubu yang identik dengan kemajemukan.
Tak terkecuali, mantan terpidana yang telah mengalami perubahan nyata pada pemikiran dan perilakunya pun tidak canggung untuk bersikap pro terhadap paslon yang juga didukung oleh banyak pihak dengan serbaneka latar belakang dan afiliasinya.
"ABB, dalam istilah psikologi forensik, ber-reintegrasi dengan masyarakat yang heterogen. Inilah puncak keberhasilan proses pemasyarakatan." (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reza Indragiri Ungkit 3 Hal Tanggapi Penolakan Terhadap Capres yang Didukung Abu Bakar Baasyir
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Yenny Wahid Dukung Gus Ipul Jangan Pilih Capres yang Didukung Abu Bakar Ba'asyir
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Duka di Tengah Perayaan HUT ke-80 RI, Gempa Poso Merusak Sejumlah Bangunan dan Melukai Puluhan Warga |
![]() |
---|
Makna Lagu Tabola Bale yang Berhasil Membuat Prabowo dan Istana Negara Bergoyang |
![]() |
---|
Megawati Absen di Upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Luhut Minta Maklumi Saja |
![]() |
---|
Kabar Duka HUT ke 80 RI 2025, 12 Warga Tertimpa Runtuhan Gedung Gereja Usai Gempa 5.8 M Guncang Poso |
![]() |
---|
Klaim Diskon 50 Persen Tambah Daya Listrik Spesial HUT ke-80 RI, Berlaku hingga 23 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.