Sejarah

Sejarah 6 Februari: Berdirinya Gerindra, Partai Gerakan Indonesia Raya Pimpinan Prabowo Subianto

Inilah informasi terkait sejarah 6 Februari berdirinya Gerindra (Partai Gerakan Indonesia Raya).

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Canva.com
PARTAI GERINDRA. Inilah informasi terkait sejarah 6 Februari berdirinya Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra, partai pimpinan Prabowo Subianto. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi terkait sejarah 6 Februari berdirinya Gerindra atau Partai Gerakan Indonesia Raya.

Sejarah 6 Februari terkait berdirinya Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra, tak lepas dari peran Prabowo Subianto.

Untuk diketahui, Partai Gerindra sudah berdiri sejak 6 Februari 2008, yaitu selama 18 tahun lalu hingga saat ini 2024.

Berdirinya Partai Gerindra sangat terkait dengan peran sentral Prabowo Subianto dalam dunia politik.

Awalnya Prabowo Subianto merupakan kader Partai Golkar yang menduduki posisi Dewan Penasihat Partai Golkar.

Peran politiknya menjadi kekuatan magnetik bagi partai, memainkan peran signifikan dalam menentukan posisi partai dalam lanskap politik.

Pada Pemilu Presiden 2004, Prabowo Subianto bersaing dalam konvensi calon presiden Partai Golkar, bersaing dengan tokoh-tokoh seperti Wiranto, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, dan Surya Paloh.

Namun, Prabowo kalah dalam konvensi, dan Wiranto dipilih sebagai calon presiden dari Golkar untuk Pilpres 2004.

Pada tahun 2008, setelah karirnya di Partai Golkar berhenti, Prabowo Subianto memutuskan untuk meninggalkan partai tersebut.

Kemudian Prabowo mendirikan Gerindra bersama dengan Fadli Zon, Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.

Baca juga: Sejarah 4 Februari: Hugo Chavez Memimpin Kudeta Menumbangkan Presiden Venezuela Carlos Andres Perez

Prabowo kemudian menerima tawaran tersebut dan diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra

Pembentukan Partai Gerindra dilakukan dengan mendesak deklarasi partai tersebut terjadi pada 6 Februari 2008, mendekati waktu pendaftaran dan kampanye pemilihan umum.

Dalam deklarasi, terungkap visi, misi, dan manifesto perjuangan partai, yang mencakup cita-cita untuk mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil, makmur, beradab, dan berketuhanan, dengan dasar Pancasila.

Partai Gerindra juga menekankan pentingnya budaya bangsa dan wawasan kebangsaan sebagai modal utama untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

Mereka menilai bahwa meskipun terdapat perbedaan di antara masyarakat, hal tersebut seharusnya menjadi rahmat dan kekuatan bangsa Indonesia.

MENYABUT PRABOWO - GIBRAN. Inilah informasi terkait sejarah 6 Februari berdirinya Gerindra (Partai Gerakan Indonesia Raya).
MENYABUT PRABOWO - GIBRAN. Inilah informasi terkait sejarah 6 Februari berdirinya Gerindra (Partai Gerakan Indonesia Raya). (TRIBUNKALTIM.CO/nev)

Gerindra merespons situasi perekonomian yang sulit dengan menyoroti kegagalan sistem politik dan ekonomi pasar dalam mengangkat harkat dan martabat mayoritas rakyat Indonesia.

Partai Gerindra diinisiasi dengan tekad untuk memberikan pengabdiannya bagi bangsa dan negara, serta memperjuangkan kemakmuran dan keadilan di berbagai sektor.

Gerindra menegaskan keinginan untuk menciptakan suasana kemandirian bangsa melalui pembangunan sistem ekonomi kerakyatan.

Sebelum nama Gerindra muncul, para pendiri partai ini harus memikirkan nama yang tepat.

Baca juga: Sejarah 1 Februari: Britania Raya Akui Uni Soviet sebagai Negara dan Jalin Kerja Sama

Ketika itu di Bangkok, Thailand, mereka berkumpul untuk acara Sea Games Desember 2007, demi mendukung tim indonesia, terutama polo dan pencak silat yang berhasil lolos untuk dipertandingkan di sana.

Kebetulan Prabowo adalah ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). Namun ajang kumpul-kumpul tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membahas nama dan lambang partai.

Nama partai harus memperlihatkan karakter dan ideologi yang nasio-nalis dan kerakyatan sebagaimana manifesto Gerindra.

tersebutlah nama “Partai Indonesia Raya”. Nama yang sebenarnya tepat, namun sayang pernah digunakan di masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra.

“Kalau begitu pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan Indonesia Raya,” ucap Hashim penuh semangat. Peserta rapat pun kemudian menyetujuinya.

Selain gampang diucapkan, juga mudah diingat Gerindra, begitu bila disingkat. 

Muncul ide untuk menggunakan burung garuda.

Namun, ini lambang yang sudah banyak digunakan partai lain, apalagi simbol Pancasila yang tergantung di dada garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai yang ada sekarang.

Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei kecil-kecilan.

Hasilnya, sebagian masyarakat justru menyukai bila Gerindra menggunakan lambang harimau.

Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan menggetarkan lawan bila mengaum.

Namun, Prabowo memiliki ide lainyakni kepala burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo sendiri, yang juga disetujui oleh pendiri partai yang lain.

Baca juga: Sejarah 1 Februari: Tahun Baru Imlek Menjadi Hari Libur Nasional, Tepat 21 Tahun yang Lalu

Maka jadilah Partai Gerindra yang kita kenal sekarang.

Perpaduan antara nama dan lambang yang tepat, sebab keduanya menggambarkan semangat kemandirian, keberanian dan kemakmuran rakyat.

Kepala burung garuda yang menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak.

Sisik di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan, 17-8-1945.

Dalam perjalanannya kemudian terbukti Gerindra mendapatkan tempat di hati masyarakat, meski berusia muda.

Ketika iklan kampanye gencar dilakukan, burung garuda dan suaranya ikut memberi latar belakang sehingga para penonton merasa tergugah dengan iklan tersebut. (*)

Referensi

  • Gerindra.id
  • Kompaspedia

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved