Sejarah
Sejarah 6 Februari: Mengenang 1 Tahun Gempa Bumi Turki - Suriah yang Menewaskan Puluhan Ribu Orang
Tepat 1 tahun yang lalu terjadi gempa bumi yang mengguncang beberapa wilayah di Turki dan Suriah.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Tepat 1 tahun yang lalu terjadi gempa bumi yang mengguncang beberapa wilayah di Turki dan Suriah.
Gempa tersebut berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep, Turki.
Gempa bumi itu terjadi pada tanggal 6 Februari 2023 pagi sekitar pukul 04.17 wilayah setempat.
Gempa pertama terjadi di 34 km barat kota Gaziantep yang mengakibatkan terjadinya kerusakan luas di Turki dan Suriah.
Tercatat dengan maksimum intensitas Mercalli XII (Ekstrem) dengan bermagnitudo 7,8 Mw.
Puluhan gempa susulan meruntuhkan seluruh blok apartemen di Turki dan menumpuk lebih banyak kerusakan pada komunitas Suriah yang telah hancur akibat perang selama lebih dari satu dekade.
Gempa tersebut merupakan gempa bumi terkuat sejak Gempa bumi Erzincan 1939, dan tercatat sebagai gempa bumi terkuat kedua di negara itu.
Baca juga: Sejarah 6 Februari:Hari Kematian Raja George VI, Ratu Elizabeth II Langsung Naik Tahta Usia 25 tahun
Gempa tersebut juga merupakan gempa bumi paling dahsyat yang pernah melanda Turki setelah gempa bumi İzmit 1999, serta gempa bumi terbesar dan paling mematikan pada tahun 2023, dan secara global sejak Gempa bumi Haiti 2010.
Sejumlah gempa susulan terjadi setelah gempa pertama, dengan yang terbesar di antaranya berkekuatan 6,7 Mww yang mengguncang 11 menit setelahnya.
Gempa bumi kedua terjadi sembilan jam kemudian, di 5 km selatan–tenggara Ekinozu, di Provinsi Kahramanmaras pada pukul 13:24 waktu setempat.
Akibat dari runtunan gempa tersebut, lebih dari 59,000 orang tewas dan lebih dari 121,000 orang terluka, gempa ini menjadikan salah satu bencana gempa bumi paling mematikan pada abad 21.
Terjadi kerusakan luas di area seluas sekitar 350.000 km2 (140.000 sq mi) (atau seukuran negara Jerman).
Diperkirakan 14 juta orang, atau 16 persen dari populasi Turki, terkena dampaknya. PBB memperkirakan lebih dari 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Menyusul seruan Turki untuk bantuan internasional, lebih dari 141.000 orang dari 94 negara bergabung dalam upaya penyelamatan, termasuk 60.000 pasukan SAR, 5.000 petugas kesehatan dan 30.000 sukarelawan.
Baca juga: Sejarah 4 Februari: Hugo Chavez Memimpin Kudeta Menumbangkan Presiden Venezuela Carlos Andres Perez
Gempa pertama melanda saat orang tidur dan berkekuatan M7,8, menjadikannya salah satu yang paling kuat di wilayah tersebut setidaknya dalam satu abad. Itu terasa sampai ke Siprus dan Kairo.
Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mengatakan data awal menunjukkan gempa besar kedua berkekuatan 7,7 dan berpusat 67km (42 mil) timur laut Kahramanmaras, Turki, pada kedalaman 2km.
Pada tahun 1999, ketika gempa dengan kekuatan yang sama melanda wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, gempa tersebut menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Lokasi awal gempa menempatkannya di sekitar persimpangan tiga antara lempeng Anatolia, Arab, dan Afrika.
Mekanisme dan lokasi gempa konsisten dengan gempa yang terjadi di zona Sesar Anatolia Timur atau Zona Sesar Transformasi Laut Mati.
Sesar Anatolia Timur mengakomodasi ekstrusi Turki ke arah barat ke Laut Aegea, sedangkan Transformasi Laut Mati mengakomodasi pergerakan semenanjung Arabia ke arah utara relatif terhadap lempeng Afrika dan Eurasia.
Baca juga: Sejarah 31 Januari: Banjir Laut Utara di Belanda, Lebih dari 1.800 Orang Tewas
Pada tanggal 23 Februari 2023, Kementerian Lingkungan Hidup, Urbanisasi dan Perubahan Iklim melakukan inspeksi kerusakan pada 1,25 juta bangunan; mengungkapkan 164.000 bangunan hancur atau rusak parah.
Sebanyak 150.000 infrastruktur komersial lainnya mengalami kerusakan sedang. Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan lebih dari 2,7 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Penilaian kerusakan yang dilakukan oleh pemerintah Turki mengungkapkan setidaknya 61.722 bangunan harus dihancurkan termasuk 11.900 di Provinsi Gaziantep, 10.900 di Provinsi Hatay, 10.800 di Provinsi Kahramanmaras, dan 36.046 di Provinsi Malatya. Retakan lebar muncul di jalan.
Selama upaya pemulihan, banyak ditemukan potongan tubuh di reruntuhan. Di antara korban tewas termasuk 2.153 anak-anak dan 1.524 perempuan.
Dalam konferensi pers, Erdogan menyatakan bahwa lebih dari 18 pemimpin negara dan perdana menteri menelepon untuk menawarkan dukungan mereka kepada Turki.
Organisasi Negara-negara Turki menyampaikan belasungkawa mereka melalui rilis di situs web mereka. Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki, menyatakan belasungkawa kepada Turki dan Suriah. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.