Berita Berau Terkini

DLHK Berau Cari Solusi untuk Masalah Sampah di Pulau Derawan Berau

Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika mengeluhkan, bahwa pihaknya sudah tiga kali mengalami pemindahan tempat pembuangan sampah (TPS)

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Sampah di pulau Derawan saat lebaran tahun lalu menumpuk karena tidak adanya TPA.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika mengeluhkan, bahwa pihaknya sudah tiga kali mengalami pemindahan tempat pembuangan sampah (TPS)

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana menambahkan, Kecamatan Pulau Derawan memiliki satu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Yang mana mengakomodir semua sampah dari semua kampung di Kecamatan Pulau Derawan dan Pulau Maratua.

Sementara, hanya ada 16 personil. Padahal, sebenarnya lokasinya masuk dalam lokasi yang tidak diperkenankan menjadi lokasi TPA.

"Jadi ke depan akan relokasi TPA Tanjung Batu. Karena berdekatan mangrove. Kalau TPA berada di tempat yang salah, cepat atau lambat akan menjadi permasalahan bagi Pemkab Berau," jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (26/2/2024).

Tahun ini pihaknya sepakat dengan Dinas Pertanahan Berau untuk merencanakan relokasi atau pangadaan tanah khusus TPA di tahun depan.

Baca juga: Pulau Derawan Berau Butuh Tempat Pembuangan Sampah

Baca juga: Cara Pulau Derawan Berau agar Bersih dari Sampah Plastik 

Terkait studi kelayakan dan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) pun sudah dianggarkan. Di mana ada dua tempat yang masuk dalam kategori.

"Rencana kami akan relokasi. Karena ke depan untuk mendukung pariwisata. Jadi penanganan kebersihan akan jadi daya dukung wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Berau," bebernya.

Khusus Pulau Derawan ke depan tidak bisa mengandalkan Tanjung Batu untuk penanganan sampah. Karena selama ini sampah yg terkumpul di Pulau Derawan 2-3 hari sekali diangkut ke TPA Tanjung Batu.

Ke depan Pulau Derawan akan difokuskan untuknmembangun TPS sendiri. Di situ akan dilakukan pemilahan sampah. Jadi hanya residu sampah yang diangkut ke Tanjung Batu.

"Kalau pola penanganan sampah saat ini masih manual seperti sekarang selain tidak disukai wisatawan juga tidak ramah lingkungan," ucapnya.

Pihaknya juga telah memulai edukasi pemilahan, mengurangi penggunaan plastik dan mendaur ulang sampah yang menyasar kepada anak sekolah kelompok ibu-ibu. Sehingga, sampah di Kecamatan Pulau Derawan bisa diminimalisir.

Selain itu, akan direalisasikan kapal pengangkut sampah di Kampung Pulau Derawan.

"Alhamdulillah tahun ini didukung untuk pengadaan kapal pengangkut sampah. Sedangkan, tahun lalu ada bantuan satu unit truk yang bisa menekan volume sampah. Pun sudah ada 4 unit pengangkut sampah roda 3," bebernya.

Di samping itu, Mustakim akan mengusahakan setiap kampung memiliki TPS.

Dia juga meminta kepala kampung untuk menyiapkan lahannya. Jika hanya mengandalkan TPA, tidak akan menyelesaikan masalah.

Baca juga: Ada yang Merasa Dirugikan Atas Pembangunan Kios Cinderamata di Pulau Derawan Berau

Membuat mindset orang berpikir sampah adalah tanggungjawab orang lain. Membayar orang untuk mengangkut sampah, tapi tidak tahu sampah itu mau dikemanakan.

"Tapi yang penting lahannya ada dulu. Nanti pembangunan nya bisa berkolaborasi atau minta support DPUPR atau DLHK," paparnya.

TPS yang dibutuhkan tak perlu luas, bahkan kalau bisa disetiap RT ada TPS. TPA cukup di Tanjung Batu. Dirinya berharap ke depan bisa membangun TPA yang lebih representatif.

"Seluruh masyarakat harus berpartisipasi untuk menangani persoalan sampah bersama. Sebelum dikirim ke TPA, ada kegiatan memilah dan mengurangi sampah," tutupnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved